Oleh : Anysa Rahma Hasanah Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University. emsil2310421014_anysa@student.unand.ac.id, anysarahma0904@gmail.com
Sumatera Barat kembali menarik perhatian masyarakat. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh bencana banjir bandang dan longsor yang mengakibatkan banyak korban jiwa, tetapi juga oleh fenomena alam yang munculyaitu mekarnya bunga Rafflesia arnoldii, yang merupakan salah satu bunga terbesar dan terlangka di dunia,tepat di lokasi pencarian korban hilang oleh tim SAR. Penemuan ini terjadi saat tim penyelamat menjelajahi tepi Sungai Batang Anai di area hutan yang hancur akibat banjir.
Di antara pohon-pohon tumbang, lapisanlumpur, dan puing-puing reruntuhan, terdapat bunga raksasa berwarna merah kecoklatan yang mekar dengan indah. Pemandangan ini mengejutkan anggota tim SAR yang sebelumnya hanya berkonsentrasi pada misikemanusiaan mereka.
Kejadian ini kemudian viral di platform media sosial, menimbulkan rasa haru ditengahsituasi bencana.
Fenomena ini bukan hanya sekedar penemuan bunga. Banyak yang menganggapnya sebagai pesan simbolis dari alam seakan hutan berbicara kepada manusia, mengingatkan kita bahwa kehidupan terus berjuanguntuk bertahan meskipun alam mengalami penderitaan.
Penemuan Rafflesia arnoldii di saat bencana inimembawa ingatan publik kepada kejadian sebelumnya ketika sekelompok peneliti juga menemukan spesieslain dalam keluarga yang sama, Rafflesia hasseltii, mekar di kawasan hutan Kabupaten Agam setelah 13 tahun pencarian. Penemuan tersebut disambut dengan suka cita oleh komunitas konservasi karena Rafflesia hasseltii termasuk salah satu spesies yang terancam punah akibat berkurangnya habitat.
Dua penemuan yang berdekatan ini semakin memperkuat keyakinan bahwa hutan Sumatera Barat menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa,namun juga berada dalam bahaya yang tidak bisa diabaikan lagi.
Di balik munculnya spesies bunga langka, Sumatera Barat kini dihadapkan pada tantangan yang cukup berat.
Banjir yang baru saja melanda bukan hanya fenomena alam biasa, tetapi juga mencerminkan kondisiekosistem yang semakin memburuk.
Tingginya tingkat deforestasi, pembukaan lahan, dan perubahan dalamtata ruang diduga berkontribusi terhadap meningkatnya kerentanan terhadap bencana.
Hutan yang seharusnyaberfungsi sebagai penampung air dan penghalang tanah justru kian menyusut, sehingga membuat area sekitarlebih mudah terkena longsor dan banjir.
Rafflesia arnoldii dan Rafflesia hasseltii merupakan dua contoh spesiesyang sangat tergantung pada keberlangsungan ekosistem hutan tropis.
Mereka tidak dapat bertahan hidup tanpakehadiran tumbuhan inang tertentu dan memerlukan kondisi lingkungan yang stabil.
Kerusakan tempat tinggaltidak hanya membahayakan manusia, tetapi juga merusak habitat bagi flora endemik yang eksklusif diSumatera.
Sejumlah pakar lingkungan berpendapat bahwa penemuan Rafflesia di tengah area bencana harus dianggap sebagai sebuah peringatan yang serius.
Kehadiran bunga langka ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut sebenarnya adalah habitat yang penting dan perlu dilindungi. Namun, kenyataan bahwa habitat itutelah rusak akibat banjir menunjukkan bahwa tekanan yang diterima alam telah melampaui batas. Saat ini, aktivis konservasi mendesak pemerintah daerah untuk meninjau kembali status kawasan tempat Rafflesia ditemukan.
Lokasi tersebut seharusnya dipertahankan sebagai zona perlindungan agar flora dan fauna didalamnya dapat bertahan tanpa tekanan dari kegiatan manusia.
Selain itu, program rehabilitasi hutan danpendidikan tentang konservasi juga perlu diprioritaskan.
Berbasis masyarakat juga perlu diperkuat. Masyarakatsetempat harus diberdayakan agar berfungsi sebagai pelindung alam, alih-alih hanya menjadi saksi dari kerusakan yang terus menerus.
Banjir yang menghancurkan berbagai daerah di Sumatera Barat bukan hanyasekadar kisah tentang kehilangan, melainkan juga menjadi saat untuk merenung.
Kita dihadapkan pada sebuahpertanyaan penting, apakah kita akan membiarkan keindahan alam lenyap, ataukah kita akan memilih untukbangkit dan melindungi sisa-sisa yang ada?Saat ini,
masa depan hutan Sumatera bergantung pada diri kita.
Apabila kita memilih untukmenjaganya, spesies-spesies langka seperti Rafflesia akan terus tumbuh sebagai lambang kehidupan. Namun, jika kita terus mengabaikan kerusakan yang ada, jangan terkejut jika tidak hanya bunga-bunga itu yang menghilang, tetapi juga masa depan generasi mendatang. Pesan itu kembali muncul di tengah kesedihan.
Sebuah bunga mekar sebagai tanda bahwa alam masih berjuang. Namun, pertanyaannya adalah, apakah kitaakan menyerah, ataukah kita akan memilih untuk melindungi hidup yang masih ada?

.jpg)




























0 Comments