Ticker

6/recent/ticker-posts

API MENGHANGUSKAN IDENTITAS BUDAYA: TRAGEDI KEBAKARAN KAMPUNG WARUWORA, WARGA BERJUANG BANGKIT DARI MUSIBAH


Oleh Silsabila Agustiana Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Andalas


Sebagai negara yang terletak diantara 3 pertemuan lempeng tektonik aktif yaitu: indo-australia, eurasia, pasifik membuat Indonesia menjadi rawan terhadap bencana alam. Memasuki tahun 2025 masyarakat akhir-akhir ini dikejutkan dengan fenomena kemarau basah. Sebuah musim yang seharusnya jika dalam kondisi normal masuk sebagai musim kemarau, tetapi justru bulan Mei, Juni dan Juli intensitas hujan sangat tinggi. Bahkan dibeberapa wilayah masih terjadi banjir. Cuaca yang tidak menentu dimana curah hujan yang tinggi terus menerus membuat banjir yang membuat kerugian kepada masyarakat seperti harta benda yang rusak dan hanyut terbawa air. Kemarau yang panjang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah, kekurangan air, bahkan peningatan resiko terhadap penyakit.

Indonesia dikenal juga sebagai negara dengan keragaman budaya leluhur yang mengagumkan, membuat Indonesia dicirikan sebagai negara yang kaya akan tradisi dan seni dari berbagai RAS. Banyak dari warisan budaya ini, seperti batik, rendang, dan rumah adat yang tiap provinsinya berbeda. Hal ini menjadi kebanggaan karena telah diakui juga oleh UNESCO yang menegasakan pentingnya melestarikan budaya dari leluhur sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang. Salah satu warisan budayaa yang saat ini masih terjaga yakni terletak di Nusa Tenggara timur tepatnya di kampung waruwora. Memiliki rumah adata prailiu dikenal dengan arsitektur tradisional yang atapnya berbentuk menara tinggi tersusun dari Jerami dan dinding yang terbuat dari bambu atau kayu. Rumah ini telah lama menjadi objek destinasi wisata karena ornamen ukiran yang khas memiliki nilai spiritual dan simbolik.

Sayangnya, pada jumat (05 Desember 2025) tepatnya pukul 15.30 WITA terjadi kebakaran hebat melanda kampung waruwora, desa Patiala bawa, kecematan lamboya, kabupaten sumba barat, nusa tenggara timur. Peristiwa kebakaran itu menghancurkan benda-benda berharga dan peninggalan budaya yang telah lestari selama ratusan tahun. Tempat ini sarat dengan objek bersejarah, seperti bangunan rumah adat Sumba, kain anyam khas daerah, serta berperan penting dalam pembangunan pariwisata alam yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Kejadian tersebut berlangsung cepat dan membuat kepanikan warga, mengingat material pada rumah adat tersebut terbuat dari kayu dan atapnya menggunakan alang-alang sehingga apabila terkena api akan cepat menghambar kesegala arah. 

Warga segera berhamburan keluar menghindari amukan sijago merah dengan menggenong anak, membawa barang seadanya dan berteriak memanggil kerabat mereka.sehingga tidak sempat menyelamatkan harta dan barang berharga.

Menurut informasi warga setempat, api pertama kali muncul dari sebuah rumah tepatnya berada pada bagian ujung kampung yang ditinggal pemiliknya pergi kesawah. Namun asal pasti penyebab api masih belum diketahui dan masih dalam tahap penelurusan oleh warga dan pihak berwenang. Selain itu, jarak pemadam kebakaran yang cukup jauh dari tempat insiden menimbulkan kesulitan tambahan bagi penduduk setempat. Akibatnya, ketika petugas gabungan Bersama warga akhirnya berhasil menjinakkan api sekitar pukul 17.45 WITA, saat kobaran api makin tak terkendali, warga terpaksa merobohkan dua bangunan rumah untuk mencegah penyebaran api ke rumah-rumah tetangga di sekitarnya.

Pada saat peristiwa itu terjadi, kondisi atmosfer yang ekstrem, ditandai oleh hembusan angin yang sangat kuat dan kedekatan bangunan rumah satu sama lain, membuat usaha memadamkan api secara langsung menjadi amat menantang. Kobaran api dari sumber awalnya dengan segera meluas ke struktur rumah tetangga yang berada di dekatnya.

Menurut laporan, kebakaran hebat itu mengakibatkan sebanyak 139 orang kehilangan tempat tinggal. Tidak ada korban jiwa. 28 rumah adat Yang menjadi warisan leluhur menjadi pusat kehidupan dan identitas budaya. Rumah adat bukan sekedar bangunan, tetapi ruang yang menyimpan sejarah, nilai, dan kebersamaan. Kabit humas polda NTT kombes Hnery Novika Chandra: Kebakaran dahsyat tersebut mengakibatkan 26 rumah hangus total dan 2 rumah terbakar Sebagian.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, tetapi sejumlah harta benda berharga yang dimiliki penduduk tidak bisa ditolong dan sepenuhnya musnah dilalap api. Akibatnya, warga mengalami kerugian berupa hilangnya hewan ternak serta peliharaan seperti babi dan anjing.

Hingga saat ini masih dikumpulkan tanggap darurat dari pemeraintah kabupaten, bpdb juga memberikan stimulan dan juga tenda untuk mengungsi. Rencana setelah anggaran keluar dan adanya tanggung jawab dinas pariwisata sumba sehingga akan memakan waktu yang berminggu. Bupati sumba barat, yohanis dade, menyatakan komitmen pemeritah daerah untuk membantu para korban. Pemerintah memastikan penyaluran bantuan darurat serta merencanakan pemulihan jangka panjang, termasuk rekontruksi rumah adat yang hangus terbakar, agar kehidupan warga berjalan seperti semula.

Tidak hanya kalangan dewasa, anak-anak pun juga merasakan dampak dari kebakaran yang melanda wilayah tersebut. Tim relawan yang hadir di tempat kejadian menyampaikan bahwa atmosfer kesedihan begitu pekat di area penampungan darurat. Kelompok rentan seperti orang tua dan balita merupakan pihak yang paling menderita secara batin karena hilangnya hunian secara mendadak.

Aktivitas pendidikan mereka pun terhambat sebab kobaran api juga merusak semua peralatan sekolah, dari pakaian seragam sampai bahan ajar. Di kediaman yang menjadi awal mula kebakaran, tidak tersisa satu pun benda.

Hingga Sabtu sore, 6 Desember 2025, asap tebal masih mengepul dari beberapa titik, yang mengindikasikan bahwa tahap pendinginan belum sepenuhnya berakhir. 

Warga mendirikan tenda darurat seadanya di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu karena mulai memasuki musim penghujan. Kendala kebersihan, khususnya akses ke air bersih, juga menjadi hambatan. 

Sistem penyimpanan air yang ada belum bisa menjamin pasokan air yang stabil untuk ratusan orang yang terpaksa mengungsi.

Untuk mencegah kebakaran serupa di masa depan, lakukan kampanye edukasi rutin kepada warga tentang risiko kebakaran pada rumah adat dari bahan kayu dan alang-alang, termasuk pelatihan penggunaan alat pemadam api sederhana dan pencegahan sumber api seperti rokok atau kompor, serta tingkatkan jarak antar rumah, pasang sistem pemadam kebakaran otomatis.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS