Ticker

6/recent/ticker-posts

Tari Pasambahan: Tanda Hormat dan Simbol Falsafah Hidup Orang Minangkabau

Oleh: Ari Yuliasril mahasiswa Minangkabau universitas Andalas Padang 



Tari Pasambahan bukan sekadar pertunjukan seni yang indah untuk mata, melainkan cerminan mendalam dari filosofi hidup masyarakat Minangkabau. 

Setiap gerakan, irama, dan busana yang digunakan dalam tarian ini sarat makna, menggambarkan nilai-nilai adat, etika, dan penghormatan yang menjadi landasan kehidupan orang Minang.


Dalam budaya Minangkabau, setiap tamu dianggap membawa berkah. Karena itu, penyambutan tamu bukanlah hal biasa, ia adalah ritual sosial dan spiritual. Tari Pasambahan lahir dari nilai ini, sebuah bentuk penghormatan tulus yang dilakukan dengan hati terbuka. Para penari menundukkan kepala dan menggerakkan tangan dengan lembut, menandakan kerendahan hati serta rasa hormat kepada tamu.


Carano, wadah berisi sirih adalah unsur penting dalam tarian ini. Ia melambangkan doa, harapan, dan penghargaan terhadap tradisi turun-temurun. Dalam filosofi Minangkabau, sirih bukan hanya alat penyambut, tetapi simbol persaudaraan. Ketika carano dibawa maju, itu berarti tuan rumah siap membuka hati dan pintu rumahnya dengan ikhlas.


Falsafah “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” tampak jelas dalam setiap langkah Tari Pasambahan. Gerak tubuh yang sopan dan ritmis mengingatkan pada keseimbangan antara adat dan agama, dua hal yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat Minang. “Dalam setiap gerak ada zikir, dalam setiap senyum ada doa,” ungkap tokoh adat Naim dari Tanah Datar.


Melalui Tari Pasambahan, masyarakat Minangkabau mengajarkan bahwa menghormati tamu bukanlah kewajiban sosial semata, melainkan bentuk ibadah. 

Inilah seni yang tak hanya memikat mata, tetapi juga menuntun hati menuju nilai-nilai kesantunan dan kebersamaan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS