Oleh : Hakeem andranik teymourian Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Krisis kepercayaan terhadap elite politik semakin memperlihatkan wajah nyata dari kemunduran demokrasi di Indonesia. Banyak anak muda merasa politik tidak lagimenjadi ruang aspiratif, melainkan arena transaksional di antara elite yang berkuasa.
Fenomena ini menandai terputusnya hubungan antara warga dan lembaga politik formal yang seharusnya menjadi penghubung antara rakyat dan negara. Ketika partai politik gagal menjalankan fungsi representatifnya, generasi muda mulai mencari bentuk partisipasi baru yang lebih autentik dan sesuai dengan nilai-nilai idealisme mereka.
Pada titik inilah muncul bentuk baru politik jalanan yang tumbuh dalam ruang digital sebagai wujud perlawanan simbolik terhadap kekuasaan yang tertutup.
Media sosial kini menjadi arena politik baru yang membuka kesempatan bagi setiap individu untuk menyuarakan gagasan tanpa harus bergantung pada institusi
kekuasaan. Tagar seperti #ReformasiDikorupsi, #SaveKPK, dan #WadasMelawan menjadi bukti bagaimana ruang virtual menjelma menjadi sarana mobilisasi opini publik yang cepat dan masif. Gerakan sosial digital bukan sekadar luapan emosi sesaat, tetapi strategi politik yang dibangun di atas partisipasi luas dan kesadaran kolektif. Melalui jejaring media sosial, generasi muda menciptakan ruang diskusi, memperdebatkan kebijakan, serta mengkritisi tindakan pemerintah dengan cara yang lebih terbuka.
Diruang inilah, politik kembali menemukan semangat idealismenya.
Kekuatan utama gerakan sosial digital terletak pada kemampuannya menciptakan partisipasi politik yang inklusif dan non-hierarkis. Setiap orang dapat menjadi aktor politik tanpa perlu bergabung dengan partai atau organisasi resmi.
Dengan menguasai narasi dan wacana publik, anak muda mampu membentuk opini dan memengaruhi arah kebijakan secara signifikan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa demokrasi kini mengalami pergeseran dari ruang fisik menuju ruang digital yang lebih cair dan interaktif.
Aktivisme yang dahulu identik dengan aksi turun ke jalan kini berubah menjadi aktivisme jaringan yang berlandaskan pengetahuan, teknologi, dan solidaritas sosial lintas komunitas
Dinamika politik digital tentu tidak terlepas dari berbagai tantangan serius yang memerlukan refleksi mendalam. Fragmentasi gerakan, penyebaran disinformasi, dan polarisasi akibat algoritma media sosial sering kali melemahkan kekuatan kolektif.
Banyak gerakan sosial kehilangan arah karena terjebak pada reaksi cepat terhadap isu viral tanpa strategi politik jangka panjang. Aktivisme yang terlalu spontan dan emosional berisiko kehilangan daya dorong transformasi sosial yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, kesadaran politik yang reflektif dan pemahaman ideologis menjadi fondasi penting bagi generasi muda untuk menjaga arah perjuangan mereka tetap jelas dan konsisten.
Gerakan sosial anak muda tetap memiliki arti penting dalam menjaga vitalitas demokrasi di tengah apatisme politik yang meluas. Mereka membangkitkan kesadaran publik bahwa politik bukan semata urusan elite, melainkan tanggung jawab seluruh warga negara.
Ruang digital menjadi wadah bagi lahirnya gagasan alternatif yang menantang narasi resmi kekuasaan. Melalui kreativitas, solidaritas, dan kolaborasi lintas
komunitas, generasi muda berhasil menghidupkan kembali semangat politik warga yang selama ini nyaris padam. Politik jalanan dalam wujud barunya tidak lagi berpusat pada teriakan di jalan, tetapi pada kekuatan ide yang membentuk kesadaran sosial.
Krisis kepercayaan terhadap elite politik seharusnya dibaca sebagai peluang untuk membangun demokrasi yang lebih partisipatif. Generasi muda memiliki potensi besar untuk mengubah arah politik melalui inovasi digital dan keberanian berpikir kritis.
Dengan mengedepankan nilai, etika, dan solidaritas sosial, mereka dapat membangun bentuk baru dari politik yang tidak bergantung pada elitisme dan uang. Ruang digital menjadi tempat bagi lahirnya politik yang memerdekakan pikiran, membangun dialog, dan menumbuhkan keadilan sosial.
Inilah wajah baru politik jalanan yang tumbuh dari kesadaran rakyat dan berkembang melalui kekuatan jaringan generasi muda Indonesia.
0 Comments