Ticker

6/recent/ticker-posts

Kesenian Daerah Silek Pingian Rantau Batang Hari

 


Silat Minangkabau (silek Minangkabau) adalah seni beladiri yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun. Silat Minangkabau ini adalah salah satu bekal bagi Masyarakat Minangkabau yang memiliki kebiasaan merantau semenjak beratus-ratus tahun lalu. Untuk merantau tentu saja mereka harus bisa menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Di samping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar. Silat Minangkabau juga dapat sebagai sarana hiburan yang dipadukan dengan drama yang dinamakan Randai. Yang berisikan nasihat Dan petuah Dari Nenek Moyang yang diturunkan secara turun temurun.

Silat Minangkabau adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Silek Minangkabau adalah suatu bela diri yang berada di Sumatra Barat, yang diwariskan oleh nenek moyang Secara turun temurun dan tidak akan pernah hilang generasinya. Hampir keseluruhan orang Minang pandai basilek dikarenakan orang Minang banyak yang merantau keluar daerah Minangkabau sehingga kegunaannya adalah untuk menjaga diri mereka dari perbuatan buruk yang akan menimpanya.

Dharmasraya salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Barat yang berbatasan dengan Riau-Jambi,dan di Dharmasraya juga memiliki perguruan silek salah satu nya Silek Pingian Rantau Batanghari. Silek ini cukup terkenal bagi masyarakat Dharmasraya,Riau hingga Jambi.

Silek Pangian Rantau Batanghari", merupakan salah satu silat memiliki ilmu bela diri dipusatkan di Nagari Sungai dareh, Kecamatan Pulau Punjung. Keunikan tradisi dan budaya itu, menggaung diseluruh daerah sealiran batanghari. Bahkan sampai ke sepucuk jambi sembilan lurah, serta kuantan singgingi, provinsi Riau.

Silek Pangian merupakan salah satu jenis bela diri berada di Alam Minangkabau, berasal dari Nagari Sungai Dareh. Walaupun perkembangan zaman semakin canggih, namun Silek Pangian masih tetap bertahan. Bahkan orang tua persatuan Silat Pangian itu, selalu mengembangkan kepada generasi nagari tertua itu. Bahkan warisan leluhur berdiri pada abad ke-20 itu, semakin tampak perkembangannya sampai kedaerah lain.

Silek Pingian merupakan salah satu kesenian,dan budaya asli yang berasal dari daerah Nagari Sungai Dareh,Kec. Sitiung,Kab.Dharamasraya,Prov.Sumatera Barat. Kesenian silek pingian

adalah salah satu jenis bela diri silat yang ada di minangkabau yang berazaskan ajaran agama islam,yang berdasarkan Al-quran dan hadits dengan mengharapkan keridhoan Allah SWT.

Di dalam silat pingian terdapat kegiatan rutin yang dilaksanakan di setiap tahunnya seperti ziarah amanah dan ziarah ilmu,ziarah amanah memiliki arti berziarah kemakam kuburan ke laman tua di Sungai Dareh,sedangkan ziarah ilmu memiliki arti melakukan berbuka bersama dengan guru- guru pada hari 15 di bulan Ramadhan.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi diri kita selamasatu tahun kebelakang,agar diri kita bisa lebih untuk kedepannya.

Silek pingian ini memiliki fungsi sebagai sarana hiburan dan menjaga diri,latihan silek pingian dilakukan dua kali dalam satu minggu,dilaksanakan pada malam jumat dan malam senin yang diikuti oleh anak-anak serta pemuda-pemuda setempat.

Pak Dedi mengatakan tidak hanya untuk menuntut ilmu,silek pingian ini memiliki banyak manfaat seperti mengisi waktu luang bagi generasi muda dan terhindar dari perbuatan negative,memupukrasa percaya diri dan pembentukan karakter bagi generasi muda,meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepadan Allah SWT,untuk menjalin hubungan hablum minannas dan hablum minallah,menjadi sarana pembelajaran wawasan kebudayaan bagi seluruh lapisan masyarakat agar dapat melestarikan dan mengembangkan’Silat Pingian Rantau Batang Hari’agar tidak lapuk oleh hujan dan tidak lekang oleh panas.

Adapun daerah yang menjadi perkembangan dari silat Pingian meliputi Kab. Sijunjung, Kab.Dharmasraya,Tebo,bahkan sampai ke daerah Jambi dan Riau karena Dharmasraya disebut gerbangnya sumatera barat bagi Jambi dan Riau.

Menurut guru besar Laman Tuo Silek Pangian Rantau Batanghari bergelar Datuk Mangku, didampingi guru lainnya, Edison Datuk Pucuk, Pandekar Sidik, Pendekar Sati, dan Pendekar Bungsu saat "Baralek Laman," digelar sekali dalam setahun, merupakan ajang tatap muka para pendekar dan seluruh murid, sekaligus menampilkan seluruh jurus dan keahlian telah diajari guru disetiap laman berada didaerah masing-masing.

Ia juga menambahkan, bahwa tradisi "Baralek Laman Tuo," sudah merupakan pesta anak nagari Sungai Dareh serta seluruh murid berada disealiran rantau Batanghari. Pasalnya, seluruh murid Silek Pangian Rantau Batanghari akan hadir di Laman Tuo selama sepekan. Guna untuk lebih mendalami ilmu kanuragan dimilikinya.

Datuak Mangku juga menjelaskan, bahwa Silek Pangian bukan sebatas kesenian silat yang dipertontonkan, melainkan Silat memiliki unsur ilmu kanuragan yang dapat untuk membela diri dari kejahatan.

Lebih jelas lagi Datuk Mangku mengatakan, asal usul Silek Pangian Rantau Batanghari datangnya dari daerah Selangor Malaysia. Pada saat itu, dua orang putra terbaik Nagari Sungai Dareh bernama Duli, dan H Moh Rasyid terkenal dengan pemberani dan bijaksana di abad ke-19 pergi merantau ke Selangor. Disaat itu, Ia menemukan perguruan silat berlandaskan agama Islam.

Tanpa pikir panjang lagi, kedua pemuda itu langsung menuntut ilmu diperguran silek tersebut. Setelah bertahun-tahun mendalami ilmu kanuragan, akhirnya di Abad ke20, keduanya kembali kekampung halaman tepatnya di Nagari Sungai Dareh.

Setiba di kampung, mereka berdua langsung mengajarkan ilmu kanuragan tersebut kepada sanak saudaranya. Karena ilmu kanuragan tersebut, berlandaskan agama Islam, serta dapat dihandalkan untuk menjaga diri, maka akhirnya perkembangannya semakin pesat. Bahkan berita keampuhan pembelaan diri anak Silek Pangian menyebar sampai kehilir Batanghari.

Akhirnya dengan berjalannya waktu, sekarang ini murid Silek Pangian Rantau Batanghari sudah mencapai Puluhan Ribu orang, menyebar di Kampung Surau, Pulau Punjung, Sikabau, Koto Tuo, Siguntur, Sitiung, Sungai Duo, Koto Padang, Bonjol, Batu Rijal, Sipangkur, Silokek, Pulasan, Tebo, Simalidu, Tanjung, Teluk Lancang, Teluk kayu Putih, serta Kuantan Singingi, dan Ibul.

Untuk mempelajari Silek pangian, calon murid harus memenuhi syarat tertentu, berupa Satu bilah pisau, satu buah cincin terbuat dari besi putih, Celana hitam, ayam jantan, kain hitam panjang 2 meter, serta jeruk nipis guna untuk dimandikan kepada calon murid.

Dalam latihan juga memiliki aturan tertentu, seperti tidak dibenarkan dilaksanakan latihan pada Sabtu malam, serta Selasa malam. Namun waktu latihan yang tepat serta terbaik itu, dilaksanakan pada kamis malam," pungkasnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS