Ticker

6/recent/ticker-posts

ALAT TRADISIONAL YANG ADA DI DAPUR ORANG MINANGKABAU

foto alat tradisional 

Nama : Ayu Fazira

Pekerjaan: Mahasiswa Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas



                Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi maka berkembang pula cara berfikir manusia. Segala yang bersifat tradisional sudah berangsur-angsur ditinggalkan. Salah satu contohnya adalah peralatan dapur. Peralatan dapur merupakan benda atau perkakas yang digunakan untuk mengolah suatu bahan agar menjadi masakan. Peralatan dapur tradisional dari satu daerah ke daerah lain di Minangkabau memiliki kesamaan fungsi meskipun dalam penyebutan nama terdapat perbedaan. Selain digunakan sebagai alat untuk mengolah berbagai jenis makanan,peralatan dapur tradisional juga menyimpan berbagai unsur kebudayaan,Peralatan dapur dapat menggali pemikiran kebudayaan yang tersimpan melalui peribahasa.



              Peribahasa atau kiasan merupakan salah satu cara berbahasa yang meninggikan nilai-nilai kemanusiaan karena peribahasa atau kiasan tersebut dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu secara sopan. Dengan cara berkias, lawan tutur tidak merasa dipojokkan seketika. Bahasa kias dapat pula menjaga harga diri lawan tutur jika suatu maksud atau pesan ingin disampaikan di depan umum. Pesan yang ingin disampaikan disembunyikan dibalik lambang kias tersebut . 



             Peralatan dapur tradisional merupakan salah satu bentuk kebudayaan daerah. Dinamakan peralatan dapur karena lokasi penggunaannya berada didapur, yaitu untuk mengolah berbagai jenis bahan makanan yang mentah menjadi makanan yang siap disajikan. Peralatan dapur tradisional dari satu daerah ke daerah lainnya di Minangkabau memiliki kesamaan bentuk dan fungsi, walaupun ada beberapa perbedaan dalam hal penamaan. Perbedaan penamaan tersebut terjadi karena dialek dari masing-masing daerah di Minangkabau berbeda.



            1. Balango

           Balango merupakan salah satu peralatan dapur tradisional yang terbuat dari tanah liat dan memiliki ukuran yang bervariasi, ada yang kecil, menengah, dan besar sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Balango berbentuk bundar dengan mulut besar, memiliki bibir dan melengkung di bagian atas.Kegunaan dari balango juga beragam, yaitu digunakan sebagai tempat untuk membuat gulai, membuat asam padeh, merebus makanan atau sayuran, membuat pangek, dan pada zaman dahulu balango juga digunakan sebagai alat untuk membuat kue panggang sebelum adanya alat pemanggang modern seperti oven, yaitu dengan cara memasukkan pasir ke dalam balango hingga setengah dari balango tersebut berisi pasir, kemudian di letakkan cetakan kue panggang di atas pasir tersebut, dan letakkan balango di atas tungku. Tutup bagian atas belanga menggunakan seng dan beri bara api di atas seng tersebut.



2. Cerek

Cerek merupakan peralatan dapur yang berfungsi sebagai wadah penyimpan air minum. Pada zaman dahulunya cerek terbuat dari tanah liat. Namun, pada zaman sekarang sudah tergantikan dengan cerek yang terbuat dari plastik maupun aluminium. Cerek mirip seperti bejana yang salah satu sisinya diberi mulut sebagai tempat untuk keluar air. Cerek dilengkapi dengan tangkai sebagai pegangan ketika digunakan.sepertu pribahasa Elok mancerek dari mancawan.Elok mancerek dari mancawan merupa salah satu peribahasa yang berkaitan dengan leksikon peralatan dapur tradisional, yaitu cerek. Peribahasa ini memiliki makna yang konotatif, terdapat makna kias yang terkandung di dalamnya. Mancerek merupakan salah satu kegiatan mencurahkan air dari cerek. Mancerek diibaratkan seperti seseorang yang bersikap seperti cerek, yaitu suka memberi, sedangkan mancawan diibaratkan seperti seseorang yang bersikap seperti cawan, yaitu hanya suka menampung atau menerima saja. 




3. Katidiang

    Katidiang merupakan peralatan dapur tradisional yang terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bundar, dengan mulut lebar. Bagian tepinya diberi bingkai dari rotan yang sudah dianyam untuk menguatkan sewaktu diangkat. Katidiang berfungsi sebagai alat untuk meniriskan beras yang akan ditumbuk.Seperti pribahasa Bak ula dalam katidiang Bak ula dalam katidiang merupakan salah satu peribahasa yang berkaitan dengan peralatan dapur tradisional, yaitu katidiang. terdapat makna kias yang terkandung di dalamnya. Bak ula dalam katidiang, ular jika dimasukkan ke dalam sebuah bakul, tentu ia akan berputar-putar saja.



4. Kuali

    Kuali merupakan salah satu peralatan dapur tradisional yang memegang peranan yang sangat penting.Sarupo talingo kuali.Sarupo talingo kuali merupakan salah satu peribahasa yang berkaitan dengan peralatan dapur tradisional yaitu kuali. Peribahasa ini memiliki makna yang konotatif. Telinga adalah alat indra yang digunakan untuk mendengar, namun talingo kuali hanya berfungsi untuk menggantung kuali setelah selesai digunakan. Jadi, peribahasa tersebut mengiaskan seseorang yang mempunyai telinga, namun telinga tersebut tidak digunakan untuk mendengar. Peribahasa tersebut berarti diibaratkan kepada seseorang yang tuli, tidak mau mendengarkan perkataan orang lain.

     Kuali merupakan peralatan dapur yang digunakan sebagai alat untuk menggoreng, menumis, membuat sayur dan lain sebagainya. Kuali terdiri dari beberapa jenis, ada yang terbuat dari tanah liat, dari besi maupun dari aluminium. Kuali yang terbuat dari tanah liat pada saat sekarang ini sudah tidak ditemukan lagi. Namun kuali dari besi keberadaannya masih ada, namun penggunaannya sangat terbatas,seperti salah satunya digunakan untuk membuat rendang, galamai maupun wajik. Kuali jenis ini dinamakan dengan kancah. Kancah tidak memiliki telinga pada kedua sisinya, kancah terbuat dari besi, berwarna hitam, lebih berat dan lebih besar jika dibandingkan dengan kuali yang terbuat dari tanah liat maupun aluminium. Untuk memasak sehari-hari, masyarakat lebih suka menggunakan kuali yang terbuat dari aluminium, karena lebih ringan. Kuali berbentuk setengah lingkaran, cekung, mirip dengan parabola. Di bagian pinggirnya dilengkapi dengan dua telinga, yang difungsikan sebagai tempat memegang sewaktu digunakan, namun telinga pada kuali juga dapat digunakan untuk menggantung kuali . Ukuran dari kuali bermacam-macam, sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.



5. Ladiang

     Ladiang merupakan peralatan dapur tradisional yang menyerupai pisau, namun memiliki ukuran dan panjang yang lebih besar dari pisau. Ladiang terbuat dari besi yang ujungnya sedikit dilekukkan agar memudahkan para penggunanya untuk memotong sesuatu. Pada ujung besi diberi tangkai yang terbuat dari kayu yang sudah dihaluskan dan dibuat sedikit melengkung di bagian pangkal. Ladiang memiliki bermacam fungsi seperti untuk memotong kayu bakar, membelah kayu, untuk memisahkan kelapa dari sabutnya, untuk membelah kelapa yang akan dikukur, untuk memotong bahan-bahan makanan yang sedikit lebih keras yang tidak bisa dipotong menggunakan pisau, dan lain sebagainya.



6. Pariuak nasi

      Pariuak nasi merupakan periuk yang digunakan untuk memasak nasi. Periuk ini berbentuk bundar dan terbuat dari besi atau aluminium. Pada bagian atasnya terdapat penutup dan dilengkapi dengan besi yang dibengkokkan dan ditempelkan pada kedua sisi periuk sebagai pegangan ketika pengguna hendak memindahkan periuk dari satu tempat ke tempat lain. Ukuran dari periuk ini juga beragam, sesuai dengan kebutuhan penggunanya.



7. Tungku

      Tungku adalah hal yang paling mendasar dan utama yang harus ada dalam dapur tradisional. Dapur tradisional tentu belum dapat berfungsi jika tidak ada tungku di dalamnya. Tungku dibuat secara sederhana dengan menggunakan batu cadas, batu bata ataupun tanah liat, yaitu disusun segitiga ataupun persegi panjang sesuai kebutuhan penggunanya. Tungku merupakan sarana memasak yang menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Cara memasak menggunakan tungku yaitu dengan cara menyilangkan beberapa potong kayu bakar ke dalamnya, kemudian diberi minyak tanah ataupun benda-benda yang dapat terbakar dengan mudah dan diberi api. Seperti pribahasa berikit ini Basilang kayu dalam tungku, disitu api mangko ka iduik.


        Basilang kayu dalam tungku, disitu api mangko ka iduik merupakan salah satu peribahasa yang berkaitan dengan peralatan dapur tradisional, yaitu tungku. Kayu yang bersilang di dalam tungku diibaratkan seperti pendapat yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Perbedaan pendapat merupakan suatu yang lumrah terjadi karena melihat permasalahan melalui sisi yang berbeda, yang mana perbedaan pendapat tersebut diselesaikan dengan jalan mufakat sebagai jalan tengahnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS