Ticker

6/recent/ticker-posts

Arti Warna Marawa Minangkabau



Oleh : Khairunnisa Azzukruf 

Sastra Daerah Minangkabau

Universitas Andalas

Penggunaan bendera bagi setiap negara memiliki arti tersendiri. Namun demikian banyak warna bendera dari beberapa negara memiliki warna yang sama, padahal kita tahu bendera merupakan simbol sebuah negara. Sebut saja bendera Indonesia dengan kerjaan Monaco memiliki warna merah dan putih yang sama. Bendera yang banyak memiliki kemiripan adalah bendera Prancis. Beberapa negara memiliki warna bendera yang sama dengannya adalah Guadeloupe, Mayotte, Reunion, Wallis and Futuna Islands, France Metropolitan dan French Guiana.

Bukan saja negara, banyak organisasi, suku, dan kelompok lain di dalam masyarakat menggunakan bendera sebagai simbol identitasnya. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah kemiripan bendera negara Jerman dan bendera suku Minangkabau Sumaterabarat). Walaupun susunan warna aslinya berbeda secara horizontal (jerman dari atas ke bawah) dan vertikal (Pagaruyung dari kiri ke kanan), namun kadang penggunaannya dibuat secara horizontal dan vertikal. Apakah ada hubunganya warna bendera pagaruyung atau suku Minangkabau dengan bendera negara Jerman ? Belum ada penelitian ilmiah tentang ini. Namun yang pasti masing-masing memiliki arti tersendiri.

Bendera negara Jerman

Sebelum 1815, tidak ada negara yang disebut Jerman yang kita kenal sekarang. Yang ada adalah Kekaisaran Romawi Suci. Bendera yang digunakan negara Jerman ini berasal dari the Imperial coat of arms of the Holy Roman Empire. Terdiri dari tiga pita horizontal yang sama berwana hitam (atas), merah (tengah), dan emas atau kuning (bawah). Menurut tradisi kuno simbolisme warna pada bendera Jerman mengandung arti :

Kuning : simbol kedermawanan

Merah : tahan banting, keberanian atau kekuatan dan keberanian

Hitam : kebulatan tekad, ketetapan hati atau kepastian

Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu tidak dapat diketahui dengan pasti, dari Tambo yang diterima oleh masyarakat Minangkabau tidak ada yang memberikan penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, bahkan jika menganggap Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo sendiri juga tidak jelas menyebutkannya. Namun dari beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, menunjukan bahwa Adityawarman memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya menjadi Tuhan Surawasa, sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar.

Dari manuskrip yang dipahat kembali oleh Adityawarman pada bagian belakang Arca Amoghapasa disebutkan pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura, Adityawarman merupakan putra dari Adwayawarman seperti yang terpahat pada Prasasti Kuburajo dan anak dari Dara Jingga, putri dari kerajaan Dharmasraya seperti yang disebut dalam Pararaton. Ia sebelumnya bersama-sama Mahapatih Gajah Mada berperang menaklukkan Bali dan Palembang, pada masa pemerintahannya kemungkinan Adityawarman memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah pedalaman Minangkabau.

2. Marawa

Marawa merupakan bendera yang melambang identitas masyarakat Minangkabau. Karena warnanya, sekilas terlihat sama dengan bendera Jerman, yang terdiri dari warna hitam, merah, dan kuning. Bentuk dari marawa ini memanjang ke atas. Bendera ini menjadi lambang adat tiga daerah di Minangkabau yang dikenal dengan Luhak Nan Tigo. Pengertian luhak atau luak adalah wilayah konfederasi dari beberapa nagari di Minangkabau yang terletak di pedalaman Sumatra Barat. Wilayah ini merupakan wilayah pemukiman awal penduduk Minangkabau.

Ketiga warna yang terdapat pada bendera yang digunakan oleh kerjaan Pagaruyung, dalam adat Minangkabau bukan hanya sekedar umbul-umbul, tetapi punya arti dan makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau. Marawa ini terdiri dari dua macam perpaduan warna: Pertama, perpaduan empat warna yaitu; hitam, kuning, merah dan putih, disebut Marawa Kebesaran Adat Minangkabau. Kedua, tiga warna yaitu; hitam, kuning dan merah, disebut Marawa Kebesaran Alam Minangkabau.

bendera (merawa) 3 warna Minangkabau

Makna warna Marawa Kebesaran Alam Minangkabau (Tiga warna) untuk Setiap warna-warna tersebut mempunyai arti sendiri tidak terkecuali tiangnya

Tiang : Melambangkan mambasuik dari bumi,

Hitam : Melambangkan tahan tapo serta mempunyai akal dan budi dengan kebesaran Luhak Limopuluah. Kalau acara di wilayah adat Luhak Limopuluah, maka marawanya berwarna hitam sebelah luar Catatan : warna daerah Limopuluah Koto adalah biru.

Merah : Melambangkan keberanian punya raso jo pareso dengan kebesaran Luhak Agam. Jika acara di wilayah Luhak Agam maka marawa berwarna merah sebelah luar. Catatan : warna daerah Agam adalah merah ( sirah ).

Kuning : Melambangkan keagungan, punya undang-undang dan hukum dengan kebesaran Luhak Tanahdata. Jika acara di wilayah Luhak Tanahdata, maka marawanya berwarna kuning sebelah luar. Catatan : warna daerah Tanah datar adalah kuning.

Tata cara pemakaian:

Dipakai atau dipasang ketika acara nasional atau acara daerah serta acara keagamaan, seperti; Peringatan 17 Agustus dan hari nasional lainnya, peringatan hari besar Islam ( Idul fitri, Idul Adha, Isra’ Mi’raj, Maulid nabi, 1 Muharram dan lainn sebagainya ).

Dipakai atau dipasang ketika pelantikan/pengambilan sumpah pejabat nasional dan daerah atau menyambut kunjungan para pejabat Internasional, nasional dan daerah sewaktu berada di sumatera barat atau ranah minang.

Marawa tiga warna dipasang kiri-kanan gerbang tempat upacara pelantikan pejabat di tempat acara tersebut sedangkan marawa yang mendampinginya adalah marawa berwarna satu, berwarna dua yang diambil dari warna marawa kebesaran alam Minangkabau

Marawa juga merupakan lambang atau pencerminan wilayah Adat Luhak Nan Tigo.

· Warna kuning, melambangkan Luhak Tanahdatar ( aianyo janiah, ikannyo jinak dan buminya dingin).

· Warna merah melambangkan Luhak Agam (airnyo karuah, ikannya lia dan buminya hangat)

· Sedangkan warna hitam melambangkan Luhak Limopuluah Koto ( aianyo manih, ikannyo banyak dan buminyo tawar).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS