PERMAINAN LUKAH GILO DI MINANGKABAU

OLEH : FACHRUM ROZIAN ALFI

PENULIS ADALAH MAHASISWA DARI JURUSAN SASTRA DAERAH MINANGKABAU, FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS.

Minangkabau sangat terkenal dengan ragam budaya serta keperceyaan pada permainan gaib dikarenankan pada zaman nenek moyang sudah mempercayai hal-hal tahayul sehingga sangat berpengaruh kepada zaman milenial. Contoh salah satu permainan gaib yang ada di minangkabau adalah Lukah Gilo. Permainan Lukah Gilo termasuk permainan yang berhubungan dengan hal gaib yang di mainkan dalam suatu kelompok.

Permainan Lukah Gilo adalah permainan khas dari minangkabau yang berhubungan dengan ilmu batin dan bisa menguras tenaga sipemain. Permainan ini sangat terkenal dan masih dimainkan oleh kaum tua sampai kalangan muda. Lukah Gilo adalah permainan yang hampir mirip dengan permainan jelangkung (boneka hantu).

Lukah Gilo berasal dari kata Lukah yang berarti alat tangkap ikan yang terbuat dari anyaman rotan, dan kata Gilo yang artinya gila maka dapat disimpulkan bahwa Lukah Gilo adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari anyaman rotan dan bisa bergerak sendiri sebagaimana layaknya orang gila. Permainan Lukah Gilo muncul pada zaman raja adhityawarman menguasi pulau sumatera. Pada masa kerajaan dalam acara ritual-ritual kerajaan, raja selalu menggunakan kekuatan-kekuatan animisme dan juga dinamisme. Pada perkembangannya, ritual ini menjadi kesenian serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat minangkabau, dengan bertujuan sebagai hiburan dan pelestarian permainan anak nagari.

Nilai keunikan dari permainan Lukah Gilo adalah dari segi tarian atau gerakan Lukah akibat masuknya jin kedalam Lukah  tersebut, setelah di beri mantra-mantra oleh si pawang Lukah Gilo. Selain gerakan dari tari Lukah Gilo akan lebih meneraik lagi jika terdapat salah seorang penonoton yang kerasukan jin dari Lukah Gilo ini. Lukah Gilo  yang berbentuk seperti boneka akan bergerak liar mengikuti irama atau alunan musik tradisional minangkabau. Pemain yang memegang Lukah Gilo ini akan menari dan tak kuasa melawan gerakan gila dari Lukah sampai si pawang berhenti membacakan mantra-mantra Lukah tersebut. Sebelum melakukan permainan Lukah Gilo biasnya harus di lengkapi dengan beberapa sesajian yang berupa makanan dan minuman, ramuan jeruk, kembang, darah ayam, dupa, dan sebagainya. Sesajian ini bertujuan agar pawang bisa memanggil jin dan melancarkan  pertunjukan hingga selesai.

Lukah Gilo  dalam perkembangan zaman sekarang sudah diiringi dengan musik tradisional yang bertujuan untuk memberikan pandangan bahwa permainan ini bukan hanya sebagai hal magis saja, akan tetapi juga untuk musik tradisional minangkabau yangdimainkan sepanjang permainan dan akan berhenti atasperintah pawang Lukah Gilo. Irama musik sesuai dengan gerakan tarian Lukah tersebut hingga tidak diherankan akan kehadiran makhluk gaib ke dalam tubuh si penonton.

Lukah Gilo biasanya di tampilkan padamalam hari. Menurut kulipah atau pawang Lukah waktu malam hari dianggap tepat agar mudah memanggil jin yang akan memasuki Lukah, sehingga membuat Lukah menjadi bergerak seperti layaknya orang gila, waktu malam hari juga diaanggap msitis dan sakral. Pementasan Lukah Gilo secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu persiapan, pelaksanaan, penutup. 

Langkah yang pertama kali dilakukan dalam permainan Lukah Gilo adalah persiapan. Dalam tahap ini yang harus dilakukan seperti mempersiapkan Lukah yang akan digunakan untuk tarian. Selanjutnya lukah dibentuk seperti boneka agar menyerupai manusia. Seteleah terbentuknya boneka maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk para pemain Lukah Gilo.

Langkah yang kedua ketika bermain Lukah Gilo adalah pelaksanaan. Setelah semua persiapan telah tersedia, pelaksanaan tari Lukah Gilo akan segera ditampilkan. Pertama-pertama para Lukah memegang Lukah dan berkumpul di tengah-tengah tanah lapang. Selanjutnya pawang membacakan mantra-mantra di depan pemain yang memegang Lukah tersebut. Tidak lama kemudian Lukah akan bergerak secara perlahan-lahan samapai bergerak liar layaknya seperti orang gila. Gerakan Lukah Gilo  akan berhenti ketika pawang menghentikan mantra-mantra yang dibacakan karena melihat pemain yang sudah terlihat lelah. Biasanya para Lukah akan bertahan selama lima atau sepuluh menit paling lama.

Langkah yang terakhir adalah penutup. Tari lukah gilo biasanya ditutup dengan mengembalikan para jin ke alamnya. Lukah Gilo pun akan berhenti bergerak dan setelah kitu biasanya para lukah akan merasa lemas.

Biasanya dalam permainan Lukah Gilo ada dendang yang dibawakan, dendang yang dinyanyikan sebagai berikut:

Anak simalin sialuka.

Diam di hulu lambang bangko.

Apo karajo sahari-hari.

Rintang marawik-rawik rotan

Rotan ka panjalai luka

Kok luka banyak ulahnyo.

Galinggam tumbuah di bukik

Anak capo tumbuah di labah

Malenggang luka sadikik

Maliek parangai allah

Anak kumbang si danguang-danguang

Nan basarang di buluah minyak

Jan luka duduak tamanuang

Jan malu dek urang banyak

Dari dendang tersebut dapat di aritkan menjadi (anak si Malin si Aluka, diam di hulu lambang bangko, apa kerja sehari-hari, rintangan meraut-raut rotan, rotan ke penjalai luka, kok lukah banyak ulahnya, gelenggam tumbuh di bukit, anak capo tumbuh di labah, melenggang luka sedikit, melihat perangai allah, anak kumbang si dengung-dengung, yang bersarang di buluh minyak, jangan luka duduk termenung, jangan malu kepada orang yang banyak). Makna dari dendang ini adalah sebuah perintah kepada lukah untuk jangan berhenti sebelum di perintahkan, jika ia berhenti maka ia akan malu oleh orang banyak dan malu kepada allah.

Dapat disimpulkan bahwa permainan Lukah Gilo adalah salah satu permainan yang sangat unik di minangkabau. Dari segi keunikannya yang berhubungan dengan hal mistis atau gaib. Kita sebagai kaum milenial harus bisa mempertahankan dan mengembangkan permainan nagari ini agar tidak hilang dari tanah minangkabau.

PENULIS ADALAH MAHASISWA DARI JURUSAN SASTRA DAERAH MINANGKABAU, FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS.