Nama : Natasya Harifa
Jurusan : Sastra Minangakabau Unand
Pupuik tanduak terbuat dari tanduk kerbau. Cara membuatnya dengan cara memotong ujung tanduk sehingga terbentuk rongga sampai ke pangkalnya. Nah, kalau sudah terbentuk, tanduk kerbau itu bisa ditiup dan menghasilkan suara melengking. Bunyinya seperti bunyi terompet. Pupuik tanduak adalah sebuah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup yang berasal dari Sumatera Barat. Alat musik ini dibuat dari tanduk kerbau dan bambu. Pupuik tanduak terbuat dari bambu kecil, ada juga yang terbuat dari batang padi. Bagian bawah disambung dengan tanduk kerbau berbentuk melengkung. Bagian ujung yang runcing dibuang sedikit hingga berlubang ujung pangkalnya. Bagian pangkal sedikit diperbesar dan diberi hiasan motif. Pada ujung pangkal diikat dengan tali rotan yang dijalin. Sedangkan pupuk yang menggunakan batang padi dan tanduk kerbau ini yang berfungsi sebagai corong sehingga bunyi nya dapat diatur, caranya ditutup dengan dibuka bagian tanduk yang berbentuk corong. Biasanya alat musik ini dimainkan bersama talempong dan gendang waktu acara goyang gotong-royong, tali bandar, serta panen.
Tanduk Kerbau dikatakan penghimbau warga ini disini maksudnya adalah suatu alat yang terbuat dari tanduk kerbau yang dijadikan sebagai alat musik gunanya yaitu pada masyarakat orang dulu yaitu ialah untuk memanggil para warga masyarakat dalam rangka penanda waktu. Fungsi dari Pupuik Tanduak adalah sebagai kode atau isyarat bagi masyarakat setempat. Dibunyikan sebagai penanda waktu subuh dan Maghrib. Selain dagingnya diolah menjadi beraneka jenis hidangan, kulitnya juga dapat dibuat kerupuk atau disamak. Kulit yang telah disamak itu dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai barang keperluan sehari-hari. Selain daging dan kulitnya yang multi-manfaat, tanduk kerbau juga memiliki fungsi tersendiri bagi masyarakat Minang, khususnya di daerah pedesaan. Musik Minang merupakan salah satu aliran musik Nusantara baik tradisional maupun modern yang tumbuh dan berkembang di wilayah kebudayaan Minangkabau. Musik yang asal-usulnya terkait dengan Musik Melayu ini umumnya dimainkan oleh alat-alat musik seperti talempong, saluang, rabab, serunai, rebana, aguang, gandang, dan biola. Musik Minang juga dimainkan untuk mengiringi berbagai tarian tari Pasambahan dan tari
Di masyarakat Minangkabau, setiap bagian dari tubuh kerbau memiliki fungsi. Selain dagingnya diolah menjadi beraneka jenis hidangan, kulitnya juga dapat dibuat kerupuk atau disamak. Membuat alat musik yang satu ini sangat sederhana sekali, Tanduak dalam Pupuik ini dibuat dari tanduk kerbau. Seperti yang kita tahu bahwa kerbau merupakan hewan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Minangkabau, terutama dalam membantu berbagai rutinitas mereka. Setiap bagian tubuh kerbau memiliki kegunaan, mulai dari kulit, daging hingga tanduknya. Nah, Pupuik Tanduak ini diambil dari potongan tanduk kerbau yang dipotong hingga ke pangkalnya, sehingga membentuk rongga. Tanduk yang diambil juga yang berukuran besar, alias dari kerbau dewasa. Setelah dipotong, tanduk kerbau tersebut dibersihkan, kemudian rongga di dalamnya dikikis hingga rongga semakin membesar. Lalu di bagian luarnya dikikis pula dan diamplas hingga licin dan enak dipegang. Di bagian ujung tanduk dibuat motif untuk menambah keunikannya. Setelah selesai, untuk menghasilkan suara maka di bagian pangkalnya dibuatkan bambu kecil atau batang padi yang berfungsi sebagai Pupuik, sedangkan tanduak menjadi media untuk mengeluarkan suara agar semakin melengking. Pada dinding luar terdapat hiasan motif tumpal dan garis lingkaran. Bentuk Pupuik Tanduak ini melengkung ke atas, di mana bagian lobang peniupnya kecil, kemudian semakin ke ujung makin membesar, dan berkelok ke atas. Pupuik yang satu ini tergolong langka, karena memang bahan dasar dalam pembuatannya hanya ada pada tanduk kerbau saja.
Masyarakat Minangkabau di pedesaan menggunakan tanduk Kerbau sebagai instrumen musik. Instrumen ini dinamakan Pupuik Tanduak yang dibuat dengan cara memotong ujung tanduk sehingga membentuk rongga sampai ke pangkalnya. Pupuik Tanduak ini dibunyikan dengan cara ditiup. Suara yang dihasilkannya mirip bunyi terompet yang melengking. Pupuik Tanduak termasuk alat musik sederhana yang memiliki nada tunggal. Karena itulah instrumen ini tidak digunakan sebagai aransemen pengiring suatu tarian atau lagu. Fungsi dari Pupuik Tanduak lebih dominan sebagai kode atau isyarat bagi masyarakat setempat. Alat ini dibunyikan sebagai penanda waktu subuh dan Maghrib. Pupuik Tanduak juga digunakan sebagai isyarat adanya pengumuman dari pemuka kepada warga kampung. Pupuik tanduak sering dipakai sebagai penanda waktu salat. Terkadang, dipakai sebagai isyarat kepada warga kalau ada informasi yang akan disampaikan oleh pemimpin warga. Di zaman dahulu, alat ini difungsikan sebagai isyarat bagi masyarakat sekitar, misalnya untuk mengumpulkan massa, membangunkan sahur dan berbuka puasa, menandakan masuknya waktu Shalat dan lain sebagainya. Namun seiring perkembangan zaman, alat ini tidak dipakai lagi. Karena bernada tunggal alias hanya punya satu nada, Pupuik ini difungsikan sebagai instrumen musik pengiring yang dipadukan dengan alat musik lainnya seperti Talempong, saluang, dan lain sebagainya. Selain tarian tradisional, juga dalam berbagai upacara adat di Minangkabau. Fungsi lainnya adalah sebagai hiburan, baik bagi diri sendiri maupun ditampilkan di berbagai acara seperti pentas seni dan budaya. Salah satu cara untuk melestarikan alat musik ini adalah dengan mengikutsertakan dalam berbagai acara adat dan budaya.
Tanduk kerbau biasanya digunakan dalam berbagai hasil kerajinan yang banyak diminati seperti sendok, garpu, tempat perhiasan, sisir, tongkat, penggaruk punggung, tusuk konde, dan pengrajin golok yang memanfaatkan tanduk sebagai pegangannya sehingga dapat meningkatkan nilai ekonominya. Berbeda dengan di Minangkabau, di Minangkabau tanduk kerbau ini sangat berguna dan bermanfaat sebagai alat musik yang dijadikan sebagai alat musik serba guna.
0 Comments