Ticker

6/recent/ticker-posts

HADITS TENTANG KEUTAMAAN MALAM NISFU SYA'BAN, APAKAH SHAHIH ATAU TIDAK ?


 Prof.Dr.H.Asasriwarni MH/Guru Besar UIN IB Padang/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat


Pada malam Nisfu Sya’ban, umat Islam kerap melakukan beberapa amalan seperti shalat sunat dan membaca doa-doa tertentu. Alasannya, karena malam Nisfu Sya’ban dianggap sebagai malam yang memiliki keutamaan.


Benarkah di malam tersebut kita harus melakukan amalan-amalan tertentu agar memperoleh keutamaannya ?


Terkait keutamaan malam Nisfu Sya’ban, tentunya kita harus  merujukan terlebih dahulu pada Al Qur'an dan Al Hadits terlebih dahulu. Memang terdapat beberapa hadits yang menunjukkan keterangan tentang Nisfu Sya’ban. Namun, tidak semuanya shahih. Ada yang dhaif, bahkan ada juga yang palsu. Hadits-hadits inilah yang kerap dijadikan sebagai pedoman dalam menghidupkan malam Nisfu Sya’ban tersebut. 


*_Berikut Ini Ada Beberapa Hadis Yang Dimaksud, Yakni  :_*


*A. Pertama, Hadits Yang Diriwayatkan Dari Ali bin Abi Thalib :*


إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللهَ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ


*Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman : Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberikan rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’ (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar*  (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378)


Hadits di atas diriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).


*_Hadits dengan redaksi di atas adalah hadits maudhu’ (palsu)_*,  karena perawinya bernama Ibnu Abi Sabrah statusnya muttaham bil kadzib (tertuduh berdusta), sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib. Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkomentar tentang Ibnu Abi Sabrah, *Dia adalah perawi yang memalsukan hadits* (Silsilah Dha’ifah, No. 2132)


*B. Kedua, Hadits Yang Diriwayatkan A’isyah, Bahwa Beliau Menuturkan :*


فقدت النبي صلى الله عليه وسلم فخرجت فإذا هو بالبقيع رافعا رأسه إلى السماء فقال: “أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله” فقلت يا رسول الله ظننت أنك أتيت بعض نسائك فقال: ” إن الله تبارك وتعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب


*Aku pernah kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi, sambil menengadahkan wajah ke langit. Nabi bertanya : Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu ? (maksudnya : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi jatah Aisyah). Aisyah mengatakan : Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka anda mendatangi istri yang lain. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb*


Hadits tersebut di atas diriwayatkan oleh : At-Turmudzi, Ibn Majah dari jalur Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah bin Zubair dari Aisyah. At-Turmudzi menegaskan : Saya pernah mendengar Imam Bukhari mendhaifkan hadits ini.  Lebih lanjut, Imam Bukhari menerangkan : Yahya tidak mendengar dari Urwah, sementara Hajaj tidak mendengar dari Yahya (Asna Al-Mathalib, 1/84).


Ibnul Jauzi mengutip perkataan Ad-Daruquthni tentang hadits ini:


*Diriwayatkan dari berbagai jalur, dan sanadnya goncang, tidak kuat* (Al-Ilal Al-Mutanahiyah, 3/556).


*Akan tetapi hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani, karena kelemahan dalam hadits ini bukanlah kelemahan yang parah, sementara hadits ini memiliki banyak jalur, sehingga bisa terangkat menjadi shahih dan diterima* (Silsilah Ahadits Dhaifah, 3/138).


*C. Ketiga, Hadits Dari Abu Musa Al-Asy’ari, Bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Bersabda :*


إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن


*Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan*


*Hadits ini memiliki banyak jalur, diriwayatkan dari beberapa sahabat, diantaranya Abu Musa, Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah Al-Khusyani, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhum. Hadits dishahihkan oleh Imam Al-Albani dan dimasukkan dalam Silsilah Ahadits Shahihah, No. 1144*. *_Beliau menilai hadits ini sebagai hadits shahih_*, karena memiliki banyak jalur dan satu sama lainya saling menguatkan.


*D. Kesimpulan :*


1. Jadi berkaitan dengan keistimewaan malam Nisfu Sya’ban memang hal itu ada dalam riwayat. Hal ini berdasarkan hadits, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. *_Namun, sebagian hadits adalah hadits yang dhaif_*.


2. Ternyata sampai saat sekarang, belum diketemukan satu pun riwayat shahih, yang menganjurkan amalan khusus maupun ibadah tertentu ketika Nisfu Sya'ban, baik berupa puasa atau shalat.


*_Hadits shahih tentang malam nisfu sya'ban hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hamba-Nya di malam nishfu sya’ban, tanpa dikaitkan dengan amalan tertentu_*, wallahu a'lam bissawab.


Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS