Penulis: jaya Putra Ramadhan
Mahasiswa jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas
Siapa sih yang tidak tahu dengan silek, silek merupakan salah satu bela diri yang lahir dan tumbuh di daerah Sumatera Barat, lebih tepatnya yaitu Minangkabau. Silek juga merupakan sebuah bela diri yang unik, hal ini di sebabkan oleh ilmu-ilmu, teknik-teknik, gerakan-gerakan silek ini lahir dari alam yang biasa di sebut alam takambang jadi guru. Apa sih maksud dari pepatah itu? maksud dari pepatah itu ialah alam menjadi sumber ilmu bagi mereka, alam mengajarkan bagaimana kita untuk bertahan hidup dari zaman dulu sampai zaman sekarang, selain itu secara tidak langsung alam juga mengajarkan manusia untuk meniru mereka. Hal ini terbukti dengan adanya alam, yang menjadi panutan bagi orang-orang tua pada zaman dahulu ketika mempelajari ilmu bela diri, termasuk silek. Mereka menciptakan gerakan bela diri silek dengan menirukan gerakan hewan yang ada di alam sekitar seperti gerakan harimau, kera, ular dan hewan lainnya.-
Silek juga di nobatkan sebagai salah satu warisan budaya tanpa benda UNESCO. Silek ini berfungsi sebagai pertahanan diri dan pertahanan wilayah, hal ini bukan hanya berlaku untuk masyarakat yang ada didaerah Minangkabau saja, melainkan juga berlaku untuk daerah lainnya serta bagi laki-laki yang ingin pergi merantau, bahkan silek adalah salah satu syarat untuk laki-laki pergi merantau.
Selain itu silek juga merupakan sarana pendidikan dalam pembentukan karakter. Gerakan-gerakan silek diciptakan oleh nenek moyang Minangkabau dengan nilai, kearifan, jati diri serta unsur yang mengambil gerakan - gerakan dari alam dan kehidupan karena gerakannya berasal dari alam.
Dalam daerah Minangkabau itu sendiri juga memiliki berbagai macam perguruan silek dan juga berbagai macam aliran yang mereka pakai seperti yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat pada umumnya yaitu silek tuo, silek pauh, silek ulua ambek dan lainnya. Adanya berbagai macam perguruan silek ini terjadi karena daerah perkembangan silek itu sendiri, seperti perguruan silek ulua ambek berbeda alirannya dengan silek pauh maupun sebaliknya.
Pada zaman yang maju saat sekarang ini, bisa dibilang cukup mudah untuk mempelajari ilmu bela diri silek ini, kenapa? Karena banyaknya ajang promosi perguruan silek ketika adanya pertunjukan silek atau festival silek, selain itu kita juga bisa mempelajari gerakannya melalui social media seperti Youtube, Instagram, Tiktok dan social media lainnya, tetapi yang perlu di garis bawahi ketika mempelajari silek secara otodidak ini ialah ilmu spiritualnya, kenapa? Karena konsep silek itu sendiri terdiri dari alam, agama, fisik.
Terlepas dari itu banyak yang mengatakan bahwasanya jika ingin mempelajari ilmu bela diri silek kita harus mempersiapkan syarat-syarat seperti, pisau, kain putih, ayam hitam, kapas, kumayan, limau dan sebagaiannya. Hal ini dikatakan sebagai syarat untuk masuk perguruan silek tersebut, lalu syarat-syarat itu dibawa ketika sudah disepakati oleh guru dan murid.
Syarat-syarat itu memang ada, tetapi itu hanya untuk memastikan bahwa murid itu cukup serius untuk memasuki perguruan silek yang ia pilih. Syarat-syarat itu tidak akan mempengaruhi ilmu yang kita dapatkan selama latihan, misalnya ada juga orang yang mengatakan ketika syarat itu kurang, murid tersebut tidak akan bisa mempelajari ilmu bela diri silek, nyatanya itu tidak benar, tidak sedikit perguruan silek yang membuka murid baru tidak memakai syarat. Kembali lagi, bahwa syarat-syarat tersebut hanya untuk memastikan murid baru itu memiliki keseriusan untuk mempelajari ilmu bela diri silek.
Selain mempelajari gerakan fisik, dalam mempelajari kita juga bisa melatih mental spiritual untuk diri kita sendiri, dimana hal ini lah yang sangat berguna dan menjadi puncak untuk mempelajari bela diri silek terebut.Karena apabila kita hanya mempelajari gerakan fisiknya saja, orang tersebut belum bisa dikatakan sebagai pesilek. Karena pesilek itu sendiri biasanya memiliki mental spiritual yang sangat bagus, banyak juga tetua silek mengatakan bahwasanya laku jo parangai lah yang menjadikan dia sebagai pesilek.
Untuk mempelajari silek itu memiliki tahapan-tahapan seperti mempelajari langkah terlebih dahulu, ketika sudah fasih dengan langkah, barulah kita lanjut dengan tahapan melangkah, setelah fasih langkah dan melangkah baru murid tersebut di ajari gerakan serangan, seperti ilak, serang, kunci. Apabila sudah fasih dalam hal tersebut, barulah murid ini bisa di ikut sertakan dalam ajang pertunjukan silek. Tetapi, puncak dalam mempelajari ilmu bela diri silek ini ialah laku jo parangai, maksudnya ketika murid ini sudah sampai fasih dengan gerakan apapun, ia juga harus dibekali dengan ilmu agama yang sangat kuat, agar ia tidak menyalah gunakan ilmu bela diri silek tersebut.
0 Comments