Penulis : Muhammad Anri Fauzan.Mahasiswa Sastra Minangkabau.Universitas Andalas
Masyarakat Minangkabau yang memiliki tabiat suka merantau menjadi salah satu tradisi yang
ada di Minangkabau.Untuk merantau tentu saja memiliki bekal yang cukup untuk menjaga diri
dari hal-hal terburuk selama di perjalanan.Disamping itu, kemampuan untuk mempertahankan
nagari dari ancaman dan gangguan dari luar.Karena hal inilah mendorong berkembangnya
silek.Salah satu faktor Pemuda Minangkabau merantau karena sistem matrilineal.Sistem
matrilineal Minangkabau hanya memberikan harta pusaka atau hak waris kepada pihak
perempuan, sedangkan pihak laki-laki hanya memiliki hak yang kecil. Hal inilah yang
menyebabkan kaum pria Minang memilih untuk merantau.
Pada artikel ini penulis akan membahas tentang salah satu perguruan silek Persaudaraan Setia
Hati Terate di daerah seberang padang,kecematan Padang Selatan,kota Padang.Silek
Minangkabau itu suatu pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kekayaan lahir dan batin
dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam lingkungan.Ki
Hajar Harjo Utomo adalah pendiri silek Persaudaraan Setia Hati Terate pada tahun 1922.Silek
Persaudaraan Setia Hati Terate berkembang pesat baik didalam negeri maupun luar negeri.Ada
283 cabang di Indonesia dan 24 di luar
Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate mempunyai inti unsur unsur pembelaan diri untuk
mempertahankan kehormatan, keselamatan, kebahagiaan, dan kebenaran. juga mengajarkan
beberapa ajaran seperti Ajaran Setia Hati, di mana warga akan belajar mengenai upaya
mendekatkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia serta
hubungan manusia dengan alam semesta. Ajaran Setia Hati mengharuskan warganya mampu
memahami dirinya sendiri dan hati nuraninya, bahwa manusia dapat dihancurkan, manusia
dapat dibunuh tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya
sendiri dan tidak ada kekuatan apa pun di atas manusia yang bisa mengalahkan manusia kecuali
kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.Menurut budayanya, di Minangkabau setiap orang dipercayai
telah memiliki silek dalam dirinya. Tergantung bagaimana orang tersebut mengarahkan dan
mengasah keahliannya.Seorang pesilat akan tahu kapan harus mematikan musuh, kapan harus
bertahan, dan bagaimana menyusun starategi.Banyak ilmu yang didapatkan saat belajar silek
selain melindungi diri ,juga mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.Tujuannya
membimbing atau membina menjadi manusia yang berbudi luhur,Tahu benar dan salah serta
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Syarat dan ketentu tidaklah banyak,hanya harus ada izin dari orang tua.Karena yang namanya
beladiri tentu memiliki resiko.tidak ada unsur bayaran artinya pengabdian saja. Setiap
pendidikan untuk menuntut ilmu ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi sebelum
memulai pendidikan. Dalam sasaran silat sebelum seorang murid bisa dilatih dan mengikuti proses pendidikan setelah melengkapi syarat.
Waktu Latihan,SH Terate itu tidak membatasi waktu latihan,sesuai kesepakatan siswa dan pelatih.kalo di SH Terate pelatihnya rata rata orang pekerja tentu tidak bisa dilati pada pagi dan sore hari,biasanya dilatih habis sholat isya.
0 Comments