Ticker

6/recent/ticker-posts

PERGURUAN SILEK RAMPAK RANAH MINANG




Oleh : Intan Surya Kesuma’19, Sastra Minangkabau-Universitas Andalas

Silek menjadi ilmu bela Minangkabau tepatnya di Sumatera Barat dimana mengajarkan bentuk  keterampian dan ilmu pengetahuan dalam membela dan menjaga diri dari lahir maupun bathin. Silek bagi anak Minang merupakan hal yang dekat dalam keseharian masyarakat Minang, terutama laki-laki di Minangkabau. Bela diri silek tidak hanya laki-laki saja yang boleh mempelajari beladiri ini, perempuan juga bisa mempelajarinya bahkan bisa menjadi penting bagi perempuan minang dalam hal menjaga dirinya dan menjadikannya lebih kuat dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup. Orang Minang menganut falsafah Alam takambang jadi guru dimana segala gerakan silek umumnya berasal dari lingkungan alam seperti gerakan harimau, kucing, buaya dan gerakan tumbuh-tumbuhan bisa dijadikan sebagai contoh gerakan silek.

Silek di Minangkabau khususnya didaerah Padang, Sumatera Barat menjadi seni bela diri yang penting di ajarkan kepada anak-anak sekarang. Hal itu terbukti dengan terdapat berbagai tempat perguruan silek yang bisa kita jumpai atau kita kunjungi di Padang, seperti salah satunya Perguruan Rampak Ranah Minang dengan lokasinya di Jl. Raya Bandar Buat, Kec. Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Informasi tentang Perguruan Rampak Ranah Minang saya dapatkan dari bapak Bahtiar Sutan Mangkuto (67 tahun) sebagai pendiri/pemilik tempat perguruan silek tersebut, dan saya juga mendapatkan informasi dari salah satu guru yang mengajar silek disana yang bernama Januardy ramadany yang berumur 24 tahun. Sejarah awal berdirinya Perguruan Rampak Ranah Minang ini yakni di tahun 1999 (sudah 22 tahun berdiri). Nama Rampak Ranah Minang sendiri diartikan sebagai perkembangan di ranah Minang dimana diharapkan daerah Minangkabau bisa berkembang dengan adanya perguruan ini. Rampak Ranah Minang digambarkan seperti pohon beringin besar dan subur daunnya, yang diharapkan bisa membantu atau menolong orang banyak, sebagai tempat berteduh atau berlindung bagi orang banyak. Dalam bahasa Minang dikatakan dengan aka tampek baselo, daun tampek bataduah, paguno untuak urang banyak. 

Pada Perguruan Rampak Ranah Minang Terdapat lambang dan logo yang memiliki arti didalamnya, dimana ada gambar pohon beringin dan gambar kedua tangan. Pada gambar pohon beringin memiliki arti ditiap-tiap bagiannya seperti akar sebagai tempat bersila (untuk duduk orang banyak), batang yang besar dan daunnya digunakan untuk berteduh (bisa berguna untuk orang banyak). jika digabungkan memiliki arti ilmu yang diperoleh dari perguruan silek ini bisa digunakan sebagaimana kegunaan pohon beringin yakni untuk membantu dan saling tolong menolong kepada semua orang. Pada gambar kedua tangan, dimana telapak tangan kiri yang menghadap ke bawah memiliki arti menolak ilmu yang dianggap jelek atau berpengaruh buruk pada diri kita dan pada telapak tangan kanan yang menghadap ke atas memiliki arti menerima ilmu yang baik atau pengaruh baik bagi diri kita. 

Bapak Bakchtiar Sutan Mangkuto sebagai pengelola langsung perguruan silek tersebut. Perguruan silek Beliau sudah memiliki cabang yakni di Gadut (Padang), Sawahan (Padang), dan Pasaman. Beliau mempelajari silek dari kakek Beliau bernama Imungkholik (Sutan Mango), dimana  kegiatan sileknya diadakan pada hari senin, selasa, kamis dan malam minggu dengan waktu sesudah sholat Isya. Untuk latihan tambahan atau dalam masa persiapan pertandingan biasanya dilakukan pada sore hari sesudah sholat Ashar. Untuk pesertanya sekarang sudah berjumlah sekitar 70 orang yang diikuti dari anak-anak sampai dewasa. Untuk persyaratannya dalam mengikuti silek di  Perguruan Rampak Ranah Minang tidak ada hanya perlu rajin belajar dan mematuhi atau mengikuti sumpah yang berisikan 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta memuliakan dan menghormati kedua orang tua, guru dan manusia lainnya; 2. Menjauhi sifat sombong-angkuh dan takabur serta mengutamakan sikap mulia dan rendah hati; 3. Tidak menyebar bencana dengan ilmu yang saya peroleh serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebenaran; 4. Selalu menjaga dan memelihara nama baik perguruan. Keempat sumpah tersebut diharapkan bisa dipatuhi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aliran silek yang digunakan pada Perguruan Rampak Ranah Minang yakni Aliran Kumango. 

Aliran Kumango menjadi sebuah aliran silek yang khas Minangkabau sendiri dimana dilahirkan oleh Syekh Abdul Rahman Al Khalidi (Syekh Kumango). Untuk nama aliran kumango terdapat pada nama tempat silek kumango tumbuh dan berkembang yakninya di Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Aliran silek kumango ini digunakan sebagai sarana dalam penyebaran agama Islam. Dalam aliran silek kumango kita mendapat pengajaran tentang Islam seperti selalu menghormati kedua orang tua, menghargai orang lain, saling tolong menolong dan selalu mengingat Allah SWT. 

Pada Perguruan Rampak Ranah Minang pengasahan beladiri silek dilakukan dengan ikut serta dalam turnamen atau pertandingan silek, dimana dari pertandingan yang telah diikuti sudah mendapatkan berbagai penghargai dan kejuaran yakni meraih juara 1 dalam laga dan mendapatkan penghargaan di tahun 2016. Perguruan Rampak Ranah Minang tidak mendapatkan perubahan akibat pandemi covid yang sedang melanda saat ini. Yang menarik dalam Perguruan Rampak Ranah Minang umum pesertanya perempuan karena pendidikan bela diri yang diajarkan perempuan dapat menambah kekuatan dalam hal fisik dan mental (perasaan). Dimasa sekarang bela diri menjadi hal penting bagi perempuan, kalau bisa kita jangan bergantung terus pada orang tanpa ada pertahan yang kita miliki. Perempuan perlu bela diri agar terhindar dari tindak kejahatan yang bisa saja mengancam atau membahayakan dirinya.

Dari hasil wawancara narasumber atau informan, dapat saya simpulkan bahwa bela diri silek di daerah Padang Khususnya di Perguruan Rampak Ranah Minang sendiri masih mempertahankan warisan kebudayaan dan masih mengajarkan salah satu aliran silek tertua khas Minangkabau sendiri salah satunya aliran kumango kepada generasi penerus sekarang (baik itu laki-laki maupun perempuan). Pembelajaran beladiri silek sendiri diharapkan bagi kaum perempuan sekarang bisa mempelajarinya guna sebagai bekal dalam menjaga atau perlindungan diri dan berguna dalam melindungi orang banyak. Pembelajaran seni bela diri yang Minangkabau miliki harus tetap kita lestarikan dan pertahankan agar tidak mudah hilang atau direbut kebenaran dan keaslian seni bela diri tersebut oleh orang lain. Silek memberikan banyak pengajaran dan nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan kita sehari-hari seperti dalam berkata, bersikap, berbuat dan berprilaku yang baik ( norma dalam bertingkah laku yang baik). Silek juga mengajarkan kita untuk sosialisasi atau memiliki hubungan yang baik kepada sesama, mengajarkan kita untuk lebih dekat dan mengingat Allah SWT. 

Pengajaran bela diri silek penting diberikan kepada generasi penerus sekarang agar mereka tidak terfokus pada media online atau elektronik yang sekarang berkembang pesat, hal ini membuat pengajaran nilai-nilai dalam kehidupan kurang diterapkan. Oleh karena itu diharapkan adanya dukungan atau peran perintah agar silek yang menjadi warisan kebudayaan yang Minangkabau miliki dapat berkembang dengan baik kepada generasi penerus dan menjadi daya tarik penerus untuk ikut serta mempelajari silek tersebut yang merupakan warisan kebudayaan khas Minangkabau. Salah satu saran saya dalam meningkatkan keinginan anak-anak sekarang yakni dengan memberikan pembelajaran bela diri silek di tiap-tiap sekolah agar daya tarik dan minat generasi penerus sekarang bisa meningkat. Semoga beladiri silek ini makin dikenal dan menjadi warisan Minangkabau yang sangat perlu untuk dipertahankan dan bisa meningkat lebih baik lagi dengan menerapkan atau mengajarkan beladiri tersebu kepada generasi sekarang.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS