Pilik

Oleh : Mardika Partiwi Mahasiswi Sastra Minangkabau Universitas Andalas

Kata pilik, kikik, sampilik  bagi orang Minang.  Memiliki arti pelit, kikir atau tidak suka berbagi. Dia sangat pilik (pelit) perihal makanan dan uang, selalu tidak ingin berbagi dengan orang lain. Ketika kata pilik ini di teliti pada beberapa daerah di Minang, maka akan bervariasi. Ada yang menyebutnya pilik, ada juga sampilik namun biasanya orang minang menyebutnya atau mengeluarkan kata sampilik ini ketika seseorang itu sangat pelit, itu disebabkan karena adanya penambahan kata “sam” sebelum kata pilik, kata “sam” itulah yang menjadi makna “sangat”. 

Ada juga yang mengatakan kikik dengan makna tetap sama yaitu pelit, namun jika di transletkan dalam bahasa indonesia persamaan katanya yaitu kikir karena dari kesamaan beberapa fonemnya yaitu k-i-k-i, yang membedakan fonem akhirnya saja r/k. 

Kata pilik ini juga bisa sebagai sindiran bagi orang  minang saat bersenda gurau “jika pilik-pilik hidup, sempit kuburan dek nya” kalau kita pelit kuburan kita nantinya sempit. Kadang sindiran untuk kata pilik ini diungkapkan secara tidak langsung “dari pada baragiah ka kita baik dia campakkan ya, atau diagiahkan ke ayam” dari pada dia berbagi dengan kita biarlah dia buang atau beri ke ayam, saking pelitnya orang itu tidak mau berbagi dengan sesama lebih baik dibuang atau diberikan kepada ayam, atau dia mau berbagi ketika dia memang sudah sangat tidak butuh dengan sesuatu yang dia miliki itu.

Kata pilik ini juga sangat menjadi andalan bagi para ibu-ibu yang suka berkumpul dan membicarakan orang lain. “paja itu yo sampilik bana ndak, ndak mau berbagi sama orang-orang sekitarnya do”. Karena orang Minang akan sangat membicarakan seseorang yang sifatnya pilik/pelit. Kata pilik ini jika dalam bersenda gurau tak pandai mengaplikasikannya kepada seseorang, maka akan mengakibatkan seseorang yang tidak biasa bergurau menjadi tersinggung. Meskipun maksud dan tujuan mengakatan pilik itu hanya sekedar gurauan semata.