Ticker

6/recent/ticker-posts

SESUAINYA ANTARA UCAPAN DAN PERBUATAN ADALAH SEBUAH KEWAJIBAN YANG HARUS DITUNAIKAN, BILA TIDAK AZAB TELAH MENGHADANG


Prof.Dr.H.Asasriwarni Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar





*_A. Dalil Rujukan :_*


*1. Firman Allah SWT Sbb :* 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ


*Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan* (QS. As-Shaff Ayat : 2-3)


*2  Rasulullah SAW bersabda sbb :*


عَنْ أَبِي زيد أسامة بْنِ زيد بْنِ حارثة رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمعت رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: يُؤْتَى بالرَّجُلِ يَوْمَ القيَامَةِ فَيُلْقَى في النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أقْتَابُ بَطْنِهِ فَيدُورُ بِهَا كَمَا يَدُورُ الحِمَارُ في الرَّحَى، فَيَجْتَمِعُ إِلَيْه أهْلُ النَّارِ، فَيَقُولُونَ: يَا فُلانُ، مَا لَكَ؟ أَلَمْ تَكُ تَأمُرُ بالمعْرُوفِ وَتنهَى عَنِ المُنْكَرِ؟ فَيقُولُ: بَلَى، كُنْتُ آمُرُ بِالمَعْرُوفِ وَلا آتِيهِ، وأنْهَى عَنِ المُنْكَرِ وَآتِيهِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ)


*Dari Abu Zaid yaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Akan didatangkan seseorang lelaki pada hari kiamat, kemudian ia dilemparkan ke dalam neraka, lalu keluarlah isi perutnya - usus-ususnya, terus berputarlah orang tadi pada isi perutnya sebagaimana seekor keledai mengelilingi gilingan. Para ahli neraka berkumpul di sekelilingnya lalu bertanya: "Mengapa engkau ini hai Fulan? Bukankah engkau dahulu suka memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?" Orang tersebut menjawab: "Benar, saya dahulu memerintahkan kepada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang dari kemungkaran, tetapi saya sendiri mengerjakannya (Muttafaqun 'alaih)* (HR. Bukhari dan Muslim).


*_B. Pelajaran Yang Terdapat Dalam Ayat Al Qur'an dan Hadits Tersebut Adalah :_*


*1. Ilmu Harus Disertai Dengan Amal :*


Seseorang itu tidak cukup hanya dengan belajar dan mengajar, bahkan dia harus mengamalkan ilmunya. Maka ilmu tanpa amal hanyalah menjadi hujjah yang menimpa pemiliknya. Sehingga ilmu itu bukan ilmu yang nafi’ kecuali bila disertai pengamalan. Orang yang berilmu namun tidak mengamalkannya, dia adalah orang yang dimurkai. Karena dia mengetahui kebenaran namun meninggalkannya. Hal ini  mengacu kepada Firman Allah SWT di bawah ini : 


أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ


*Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat) ? Maka tidaklah kamu berpikir ?* (QS. Al-Baqarah Ayat : 44)


*2. Perlu Adanya Keteladaban :*

 

Orang yang tidak mengamalkan ilmunya, maka ia akan dijauhi oleh manusia, karena tabiat manusia adalah mengambil teladan dari mereka yang selaras antara ilmu dan amal. Teladan yg paling sempurna adalah Rasulullah SAW.  Hal ini mengacu pada firman Allah SWT di bawah  ini :


لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا


*Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah* (QS. Al Ahzab Ayat : 21)


*3. Ilmu Harus Bermanfaat Bagi Sesama :*


Jiwa-jiwa itu diciptakan dengan memiliki fitrah (tabiat dasar) enggan mau mengambil manfaat dari ucapan orang yang tidak mengamalkan ilmunya dan terlebih dia sendiri tidak mendapatkan manfaat dari ilmunya tersebut. (Lihat: Madarijus Salikin I/333]). Hal ini mengacu pada sabda  Rasulullah  SAW di bawah ini :  


سَلوا اللهَ علمًا نافعًا ، و تعوَّذوا باللهِ من علمٍ لا ينفَعُ


*Mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan berlindunglah kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat* (HR.  Ibnu Majah No. 3843) dan Ibnu Abi Syaibah dalam “Al-Mushannaf” 6/266, No. 236), dinyatakan hasan sanadnya oleh Syaikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaadiitsish shahiihah” No. 1511).


*4. Ilmu Harus Bermanfaat Bagi Diri Sendiri :*


Orang yang enggan mengamalkan ilmunya juga diibaratkan oleh Rasulullah seperti lilin, Rasulullah ﷺ bersabda :


مَثَلُ الْعَالِمِ الَّذِي يُعَلِّمُ النَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السِّرَاجِ يُضِيءُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَه.


*Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia namun ia melupakan dirinya sendiri, laksana sebuah lilin yang menerangi orang sambil membakar dirinya*  (HR.  Al-Jaami` No. 5831).


*5. Sangsi Berat Bagi Orang Yang Tidak Mengamalkan Ilmunya :*


Di antara ancaman bagi mereka yang enggan mengamalkan ilmunya adalah, seperti seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, sehingga isi perutnya terurai, lalu ia berputar-putar seperti keledai berputar-putar mengitari alat giling (tepung). Hal ini mengacu kepada Sabda Rasulullah SAW di bawah inib:


يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ


*Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keledai memutari penggilingannya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya, “Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada yang kebaikan dan yang melarang kami dari kemungkaran?” Dia menjawab, “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya* (HR. Bukhari No. 3267 dan Muslim No. 2989)


*_C. Tema Hadits Yang Berkaitan Dengan  Al-Qur'an :_*


*1. Mengamalkan Apa Yang Disampaikan :*


Hendaknya seorang da’i mengamalkan apa yang ia dakwahkan dan menjadi teladan didalamnya. Jangan sampai ia sibuk mendakwahi manusia sedang ia lalai terhadap dirinya sendiri :


اَتَأْمُرُوْنَ النَّا سَ بِا لْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَ نْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ۞


*Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti ?*  (QS. Al-Baqarah Ayat : 44)


*2. Orang Yang Tidak Mengamalkan Ilmunya Dibenci Allah :*


Sebagaimana  Firman  Allah SWT di bawah ini : 


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ۞ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ۞


*Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan*  (QS. Ash-Shaff Ayat : 2-3)

    

وَاللّٰهُ أَعلَمُ بِالصَّوَابِ...


Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. Hanya Allah-lah yang memberi taufik dan hidayah..., Aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS