Ticker

6/recent/ticker-posts

PACU JAWI



Oleh: Sari Novia, mahasiswi Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Sastra Minangkabau


Di Tanah Minang, Pacu Jawi atau lebih dikenal dengan Pacu Sapi adalah salah satu atraksi budaya yang paling populer. Asal mula Pacu Jawi diadakan oleh para petani dan masyarakat sekitar di Tanah Datar guna mengisi waktu luang sesudah masa panen. Biasanya Pacu Jawi diselenggarakan 3 kali dalam setahun di Tanah Datar. Pacu Jawi Tidak Sama Seperti Karapan Sapi di Madura

Apabila belum tahu, banyak yang menyangka bahwa Pacu Jawi ini berasal dari Madura, karena balapan sapi memang cukup terkenal di daerah Madura. Meskipun terlihat sama, Pacu Jawi dengan Karapan Sapi tentunya berbeda. Perbedaan mencolok yang bisa dilihat dari keduanya adalah lahan yang digunakan. Pada Karapan Sapi menggunakan tanah yang datar sebagai arenanya, sementara pada Pacu Jawi menggunakan area sawah yang basah. 

Filosofi dari Pacu Jawi ini merupakan gambaran pemimpin dan rakyat dapat berjalan bersama. Inilah mengapa sapi yang digunakan dalam Pacu Jawi berjumlah 2 ekor dan pemenangnya pun tidak ditentukan siapa yang paling cepat, namun siapa yang berlari lurus itulah yang akan memperoleh nilai yang tertinggi.

Menariknya, Pacu Jawi akan bergerak sendirian dan tidak dipasangkan dengan lawan secara bersamaan. Konon katanya, cara ini dilakukan supaya tidak terjadi taruhan yang biasa terjadi dalam setiap pertandingan. Mulanya Pacu Jawi murni sebuah hiburan bagi para petani setelah masa panen, namun dengan adanya pertandingan seperti ini menjadikan Pacu Jawi terlihat lebih menarik, meriah dan berbeda. Para Joki nantinya akan dibekali alat bajak pacu yang berasal dari bambu, sebagai alat berpijak ketika pertandingan dimulai. Alat inilah yang menjadi salah satu peralatan petani untuk membajak sawah. Sehingga Pacu Jawi ini akan terlihat lebih unik dan menjadi salah satu ciri khas di daerah Tanah Datar dan Lima Puluh Kota dari Sumatera Barat.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS