Penulis
1.Arifa Tullah
2.Nur Aisyah Maruddani
3.Aditya Radjasa
4 Wandya Dwi Lingga
Universitas AndalasProgram Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Abstrack
Pengobatan tradisional yang dikembangkan oleh Pak Nazar di Tanah Datar merupakan salah satu bentuk terapi alternatif yang memanfaatkan ayam sebagai media diagnostik dan terapeutik.
Praktik ini berlandaskan keyakinan religius serta tradisi budaya Minangkabau dengan proses pengobatan yang meliputi ritual penyembelihan ayam, pembacaan kondisi organ dalam ayam untuk mengidentifikasi penyakit serta pemberian ramuan herbal sebagai terapi lanjutan.
Variasi metode ditemukan di berbagai daerah termasuk perbedaan penggunaan ayam sebagai media konsumsi atau sekadar alat diagnosis.
Pengobatan ini telah diterapkan kepada ribuan pasien dari dalam dan luar negeri serta digunakan pada penyakit fisik maupun mental.
Meskipun tidak sesuai dengan kaidah medis modern praktik ini tetap bertahan karena dianggap efektif oleh masyarakat yang mempercayainya. Studi ini menunjukkan bahwa pengobatan tradisional tersebut merupakan bentuk integrasi kepercayaan budaya, praktik spiritual, dan pengetahuan lokal dalam sistem kesehatan masyarakat Minangkabau.Kata kunci: Pengobatan tradisional, Minangkabau, Bedah Ayam, Ramuan Herbal, Ritual Penyembuhan, Budaya LokalPendahuluan Praktek ini berkembang di Tanah Pengobatan tradisional dengan media Datar dengan latar sosial-ekonomi masyarakat yang masih banyak bergantung ayam merupakan praktek penyembuhan pada ilmu pengetahuan tradisional dan yang telah lama berkembang dalam berbagai memiliki keterbatasan akses terhadap kebudayaan di Indonesia, khususnya di layanan medis modern. Selain aspek daerah seperti Minangkabau dan beberapa ekonomi, pengobatan ini juga merupakan komunitas lainnya. Praktik ini tidak hanya ekspresi kepercayaan lokal yang kuat melibatkan aspek medis, tetapi juga sangat terhadap hubungan antara dunia manusia dan terkait dengan kepercayaan, ritual, dan fungsi alam gaib. Proses ritual yang melibatkan sosial dalam masyarakat. Dalam antropologi pembacaan ayat suci atau mantra ini kesehatan, pendekatan ini penting untuk dianggap dapat memindahkan penyakit dari dipelajari karena menggambarkan bagaimana manusia ke ayam sebagai perantara, yang masyarakat memaknai kesehatan dan kemudian dijadikan alat diagnosa sekaligus penyakit tidak hanya secara fisik, tetapi juga media penyembuhan melalui konsumsi kaldu secara spiritual dan sosial. Penggunaan ayam dan ramuan herbal pelengkap. Keunikan sebagai media pengobatan kerap praktek ini di Tanah Datar juga tercermin dari diasosiasikan dengan proses ritual yang fungsi sosialnya menguatkan solidaritas melibatkan mantra, doa-doa khusus, serta interaksi antara pasien, praktisi (dukun, buya, komunitas dan melestarikan nilai-nilai budaya sekaligus sebagai alternatif atau orang pintar), dan hewan tersebut. Ritual penyembuhan yang lebih terjangkau. Selain ini diasumsikan mampu mengalihkan itu, pola pengobatan yang menggunakan penyakit atau gangguan dari manusia ke sistem ganjil dalam pengulangan ritual dan ayam, sebagai bagian dari mekanisme kepercayaan terhadap efek imunisasi dari penyembuhan yang melampaui pengobatan ayam juga menunjukkan integrasi medis konvensional. Selain itu, pengobatan pengetahuan tradisional dan kearifan lokal ini juga melibatkan aspek perpindahan penyakit dan kepercayaan akan hubungan masyarakat Tanah Datar.antara manusia dan alam, termasuk hewan Secara fungsional, pengobatan yang dimanfaatkan secara simbolik.dengan media ayam memainkan peran penting dalam memperkuat kohesi sosial, melestarikan pengetahuan adat, dan memberikan alternatif bagi masyarakat, Metode Penelitianterutama yang memiliki keterbatasan akses Penelitian ini menggunakan terhadap layanan kesehatan modern. Dalam pendekatan kualitatif dengan desain konteks antropologi kesehatan, penelitian ini etnografi, yang bertujuan untuk memahami memungkinkan pemahaman lebih dalam secara mendalam praktik pengobatan tentang pluralisme medis, cara masyarakat tradisional dengan media ayam hitam dalam merespon sakit dan melakukan konteks budaya dan sosial masyarakat Tanah penyembuhan, serta dinamika kekuasaan dan Datar.pengetahuan yang melekat dalam praktik pengobatan tradisional.1.Pendekatan PenelitianDengan demikian, latar belakang Pendekatan etnografi dipilih karena praktek ini meliputi aspek budaya, ekonomi, memungkinkan peneliti untuk mengamati, sosial, dan kepercayaan yang khas mencatat, dan mendeskripsikan perilaku, masyarakat dataran Minangkabau, ritual, dan kepercayaan yang terkait dengan menjadikan "Badah Ayam" sebagai bagian praktik pengobatan secara langsung dalam penting dari ekosistem pengobatan konteks alami masyarakat.tradisional di Tanah Datar.Kajian ini juga 2.Teknik Pengumpulan Datamembuka ruang untuk mempertanyakan Data dikumpulkan melalui beberapa hubungan antara tradisi dan modernitas, serta teknik berikut:bagaimana pengobatan tradisional tetap relevan dalam konteks kesehatan masyarakat ● Observasi partisipatif: Peneliti ikut yang semakin terintegrasi dengan sistem serta dan mengamati proses ritual medis formal. Oleh karena itu, latar belakang pengobatan pengguna ayam hitam ini menjadi dasar penting untuk eksplorasi secara langsung.lebih lanjut mengenai kepercayaan, ritual, ● Wawancara mendalam: dan fungsi sosial pengobatan menggunakan Dilakukanmedia ayam dalam kerangka antropologi kesehatan.dengan praktisi, pasien, dan tokohmasyarakat untuk memperolehpenjelasan tentang makna ritual,kepercayaan, dan nilai sosial yangmelekat pada pengobatan tersebut.Hasil dan Pembahasan ●Studi dokumentasi: Mengumpulkan Pengobatan tradisional yang literatur, catatan, dan dokumen dilakukan oleh Muhammad Nazar seorang terkait sejarah dan praktik praktisi atau tabib berusia 57 tahun yang pengobatan tradisional di wilayah dikenal dengan gelar Sultan Bagindo, Sawah penelitian.Parik, Nagari Tanjung Alam, Tanah Datar. 3. Pemilihan InformanPengobatan tradisional ini berkembang di daerah Pariaman, khususnya Padang Sago. Informan dipilih secara purposive Praktik ini mulai dikenal sejak awal tahun dengan kriteria aktor utama dalam praktik 2000-an dan dipelajari secara autodidak. pengobatan tradisional yakni para dukun atau Menurut penuturan Pak Nazar landasan orang pintar pengobatan ayam, pasien yang simbolis metode ini merujuk pada kisah Isra pernah atau sedang menjalani pengobatan, Mikraj Nabi Muhammad SAW terutama serta tokoh adat yang memahami tradisi bagian ketika tubuh Nabi dibedah dan pengobatan tersebut.dibersihkan oleh malaikat sebelum
4. Analisis Data
melakukan perjalanan ke langit. Keyakinan Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep perpindahan atau identifikasi dianalisis secara tematik dengan penyakit melalui media ayam yang diyakini mengidentifikasi pola-pola yang muncul dapat terjadi dengan cepat sebagaimana terkait kepercayaan, ritual, dan fungsi sosial cepatnya proses pembersihan tubuh Nabi dalam pengobatan tradisional ayam hitam. dalam kisah tersebut.Pendekatan ini menggunakan perspektif antropologi untuk menjelaskan makna di Ayam dipilih sebagai media balik praktik dan peran sosialnya di pengobatan karena dianggap sebagai hewan komunitas.
yang berani serta mampu memakan hewan berbisa seperti ular dan lipan. Selain itu, berdasarkan keyakinan Pak Nazar organ dalam ayam dianggap memiliki kemiripan struktural tertentu dengan organ tubuh manusia sehingga dapat menjadi media untuk dilakukan menggunakan mantra yang melihat atau memindahkan penyakit.
Merupakan kombinasi bahasa Minangkabau Pemilihan ayam juga disesuaikan dengan dan bahasa Arab.
Para pelaku pengobatan jenis kelamin pasien.
Jika pasien laki-laki, menilai bahwa metode ini memiliki ayam yang digunakan harus ayam jantan kesamaan dengan teknik rosen dalam dunia sedangkan jika pasien perempuan,
digunakan medis namun dianggap lebih unggul karena ayam betina yang belum bertelur. Perbedaan diyakini mampu mengungkap berbagai ini didasarkan pada anggapan bahwa ayam penyakit hanya melalui satu media ayam jantan memiliki organ ginjal, sementara dalam waktu yang sangat singkat yaitu dalam ayam betina tidak memiliki ginjal tetapi hitungan detik.
memiliki struktur reproduksi seperti rahim sehingga dianggap lebih sesuai untuk mendiagnosis penyakit tertentu misalnya kista.Metode pengobatan ini juga bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Di Padang Sago ayam yang digunakan dalam ritual kemudian diolah menjadi sup dan dikonsumsi oleh pasien sebagai bagian dari proses penyembuhan.
(gambar : Proses pembedahan ayam untuk melihat Sementara itu, di Situjuah ayam hanya penyakit pasien)dijadikan media untuk “melihat” penyakit pasien kemudian ayam dibuang setelah Setelah diagnosis diperoleh Pak proses ritual selesai. Dalam praktik Nazar kemudian menyiapkan ramuan pengobatan langkah awal yang dilakukan tradisional dari berbagai jenis tumbuhan adalah menanyakan keluhan pasien. Setelah obat. Pada beberapa kasus tertentu seperti itu ayam disembelih kulitnya dikupas dan bayi berusia satu bulan yang mengalami tubuhnya dibedah di hadapan pasien. Dari pembesaran kepala media ayam tetap kondisi organ dalam ayam tersebut Pak digunakan tetapi ramuan dan sup ayam Nazar kemudian menginterpretasikan jenis diberikan kepada ibu bayi. Hal ini didasarkan penyakit yang diderita pasien. Proses ini pada keyakinan bahwa penyembuhan dapat ditransfer melalui ASI. Menurut keterangan biasanya tidak selesai dalam satu kali sesi Pak Nazar mengunkapkan ribuan pasien telah beberapa pasien memerlukan perawatan menjalani pengobatan menggunakan metode selama berbulan-bulan hingga menunjuk ini termasuk pasien dari luar negeri seperti tanda-tanda kesembuhan.Italia. Banyak pasien datang setelah Kesimpulan menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit dan tidak memperoleh hasil yang Pengobatan tradisional yang dipraktikkan memuaskan. Selain itu pengobatan jarak jauh oleh Pak Nazar merupakan salah satu bentuk juga dilakukan dengan menggunakan nama terapi alternatif yang berakar pada tradisi lengkap pasien dan untuk pasien perempuan lokal Minangkabau dan dipengaruhi oleh nama tersebut harus disertai “bin” dari nama keyakinan religius. Metode ini menggunakan ayah.ayam sebagai media diagnostik dan terapeutik dengan pemilihan jenis ayam yang Dalam pengembangan praktiknya disesuaikan dengan karakteristik pasien. Pak Nazar menyatakan telah mempelajari Proses pengobatan dilakukan melalui ritual, bentuk-bentuk pengobatan tradisional di mantra dan observasi terhadap organ tubuh berbagai wilayah Indonesia kecuali Aceh dan ayam yang kemudian dilanjutkan dengan Papua karena dianggap tidak sesuai dengan pemberian ramuan herbal sebagai tahap pendekatan yang beliau gunakan. Ia juga penyembuhan. Praktik ini menunjukkan menjelaskan salah satu contoh bahwa variasi antarwilayah memiliki jangkauan pengobatan tradisional dari daerah lain pasien yang luas, serta digunakan untuk seperti Bali tidak dapat diadopsi ke dalam berbagai jenis penyakit fisik maupun mental. tradisi Minangkabau karena adanya Meskipun metode ini tidak sejalan dengan perbedaan budaya, kepercayaan, serta pendekatan medis modern keberadaannya struktur sosial masyarakat mengingat tetap bertahan karena dianggap mampu mayoritas masyarakat Minangkabau memberikan alternatif penyembuhan oleh beragama Islam sedangkan masyarakat Bali sebagian masyarakat. Secara keseluruhan, memiliki tradisi Hindu yang kuat.
Selain pengobatan tradisional ini mencerminkan penyakit fisik untuk menangani gangguan perpaduan antara kepercayaan budaya, mental seperti depresi namun tidak praktik spiritual dan pengetahuan lokal yang menggunkan media ayam misalnya melalui terus hidup dalam komunitas Minangkabau. ritual mandi kembang . Proses pengobatan
Daftar Pustaka
Anderson, R. (2011). Traditional healing: Alternative or complementary medicine? Journal of Asian Health, 5(2), 45–58.Endraswara, S. (2015). Antropologi kesehatan: Etno-medis dan praktik budaya penyembuhan
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.Muzakki, A. (2020). Sistem pengetahuan lokal dalam praktik pengobatan tradisional di Indonesia. Jurnal Antropologi Indonesia, 41(1), 15–28. https://doi.org/10.7454/ai.v41i1.12345Navis, A. A. (1986). Alam takambang jadi guru: Adat dan kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti.Rahman, F. (2018). Relasi agama dan pengobatan tradisional masyarakat Minangkabau. Jurnal Ushuluddin, 26(2), 121–134.Sari, D. P., & Putra, T. E. (2021). Praktik etnomedisin dalam masyarakat Sumatera Barat: Studi kasus pengobatan berbasis hewan. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 3(2), 88–102.Spradley, J. P. (2016). Metode etnografi (Edisi revisi). Yogyakarta: Tiara Wacana.Winkelman, M. (2010). Shamanism: A biopsychosocial paradigm of consciousness and healing. Santa Barbara: Praeger.































0 Comments