Ticker

6/recent/ticker-posts

Layanan Air Minum Padang Capai Progres Besar, Instalasi Mulai Kembali Hidup Setelah Bencana

 


Upaya pemulihan jaringan air minum di Kota Padang terus menunjukkan perkembangan menggembirakan setelah bencana besar melumpuhkan sebagian besar fasilitas beberapa waktu lalu. Direktur Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, menyampaikan bahwa sekitar 90 persen instalasi sempat tidak berfungsi total akibat kerusakan sedang hingga berat yang terjadi di hampir seluruh titik layanan.




Dari seluruh jaringan yang terdampak, hanya tiga sumur bor dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sikayan yang masih mampu beroperasi pada hari-hari awal bencana. Namun kini, kerja cepat tim di lapangan mulai menunjukkan hasil signifikan.




Sejumlah fasilitas pengolahan air di wilayah selatan sudah kembali aktif. Intake Bungus kembali beroperasi normal, disusul Intake Penggambiran yang mulai berfungsi. Selain itu, IPA Sikayan, IPA Ulu Gadut, dan IPA Jawa Gadut telah kembali menjalankan proses produksi. Salah satu kemajuan terbesar terlihat pada IPA Paraku yang berkapasitas 200 liter per detik dan berhasil pulih hanya dalam waktu dua hari setelah bencana.




Berkat perkembangan ini, suplai air bersih untuk wilayah Indarung, Lubeg, Seberang Padang, hingga Jondul mulai pulih secara bertahap.




Tidak hanya di wilayah selatan, percepatan pemulihan juga dilakukan di area pusat kota. Hendra menjelaskan bahwa Intake Kampung Koto dan IPA Gunung Pangilun—yang merupakan fasilitas vital dengan kapasitas 500 liter per detik—menjadi fokus utama pemulihan. Intake tersebut sejak Sabtu sudah kembali beroperasi menggunakan satu pompa dengan kapasitas produksi 150 liter per detik. Dua pompa tambahan ditargetkan berfungsi dalam dua hari ke depan.




Meski demikian, sejumlah kendala masih dihadapi tim di lapangan. Tiga pompa utama di Kampung Koto mengalami kerusakan akibat terendam banjir dan harus dibongkar serta dibersihkan secara menyeluruh. 

Pemasangan pompa cadangan pun gagal dilakukan karena banjir susulan. Selain itu, mulut kanal kerap tertutup lumpur sehingga alat berat harus disiagakan setiap hari.


Hendra menyebutkan bahwa dua pompa yang telah berfungsi mampu memproduksi 300 liter per detik, namun kualitas air baku yang masih bercampur sedimen membuat proses pengolahan belum maksimal. Meski begitu, layanan kepada rumah sakit, kantor pemerintahan, dan fasilitas vital lainnya sudah kembali berjalan.





Proses pemulihan ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. 

Dinas PU dan BPBPK memberikan bantuan pipa HDPE sepanjang 1.500 meter, sementara BWS V Sumatera mengirimkan alat berat untuk membuka akses ke intake yang tertimbun lumpur.




Upaya pemulihan jaringan air minum di Kota Padang terus menunjukkan perkembangan menggembirakan setelah bencana besar melumpuhkan sebagian besar fasilitas beberapa waktu lalu. Direktur Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, menyampaikan bahwa sekitar 90 persen instalasi sempat tidak berfungsi total akibat kerusakan sedang hingga berat yang terjadi di hampir seluruh titik layanan.


Dari seluruh jaringan yang terdampak, hanya tiga sumur bor dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sikayan yang masih mampu beroperasi pada hari-hari awal bencana. Namun kini, kerja cepat tim di lapangan mulai menunjukkan hasil signifikan.


Sejumlah fasilitas pengolahan air di wilayah selatan sudah kembali aktif. Intake Bungus kembali beroperasi normal, disusul Intake Penggambiran yang mulai berfungsi. Selain itu, IPA Sikayan, IPA Ulu Gadut, dan IPA Jawa Gadut telah kembali menjalankan proses produksi. Salah satu kemajuan terbesar terlihat pada IPA Paraku yang berkapasitas 200 liter per detik dan berhasil pulih hanya dalam waktu dua hari setelah bencana.


Baca juga: Direksi Perumda AM Padang bersama Bank Nagari Serahkan Hadiah Utama Umrah pada Pemenang Gebyar Pelanggan 2023

Berkat perkembangan ini, suplai air bersih untuk wilayah Indarung, Lubeg, Seberang Padang, hingga Jondul mulai pulih secara bertahap.


Tidak hanya di wilayah selatan, percepatan pemulihan juga dilakukan di area pusat kota. Hendra menjelaskan bahwa Intake Kampung Koto dan IPA Gunung Pangilun—yang merupakan fasilitas vital dengan kapasitas 500 liter per detik—menjadi fokus utama pemulihan. Intake tersebut sejak Sabtu sudah kembali beroperasi menggunakan satu pompa dengan kapasitas produksi 150 liter per detik. Dua pompa tambahan ditargetkan berfungsi dalam dua hari ke depan.


Meski demikian, sejumlah kendala masih dihadapi tim di lapangan. Tiga pompa utama di Kampung Koto mengalami kerusakan akibat terendam banjir dan harus dibongkar serta dibersihkan secara menyeluruh. Pemasangan pompa cadangan pun gagal dilakukan karena banjir susulan. Selain itu, mulut kanal kerap tertutup lumpur sehingga alat berat harus disiagakan setiap hari.


Hendra menyebutkan bahwa dua pompa yang telah berfungsi mampu memproduksi 300 liter per detik, namun kualitas air baku yang masih bercampur sedimen membuat proses pengolahan belum maksimal. Meski begitu, layanan kepada rumah sakit, kantor pemerintahan, dan fasilitas vital lainnya sudah kembali berjalan




Proses pemulihan ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Dinas PU dan BPBPK memberikan bantuan pipa HDPE sepanjang 1.500 meter, sementara BWS V Sumatera mengirimkan alat berat untuk membuka akses ke intake yang tertimbun lumpur.


Atas dukungan tersebut, Hendra Pebrizal menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia berharap kerja sama ini menjadi jalan percepatan dalam mengembalikan layanan air minum kepada masyarakat.




Atas dukungan tersebut, Hendra Pebrizal menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia berharap kerja sama ini menjadi jalan percepatan dalam mengembalikan layanan air minum kepada masyarakat.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS