Ticker

6/recent/ticker-posts

Integritas Politik Bukan Sekadar Slogan Kampanye

Oleh : Reza Aditia  mahasiswa ilmu politik Universitas Andalas Padang 


Setiap musim pemilu, kita selalu disuguhi janji-janji manis dari para calon pemimpin. Kata “integritas” menjadi salah satu yang paling sering diucapkan. Ada yang memasangnya di baliho, menjadikannya tema pidato, bahkan mengulang-ulangnya di media sosial. Namun, setelah pemilu lewat, kata itu sering menguap begitu saja. Integritas yang dulu digembar-gemborkan, kini seperti hanya slogan kampanye.

Kenyataannya, masyarakat daerah yang sehari-hari berinteraksi dengan pelayanan publik justru sering merasakan sebaliknya.

 Masih ada pejabat yang lebih sibuk membangun citra dibanding menjalankan tugas. Masih ada keputusan politik yang lebih mengutamakan kedekatan, bukan kemampuan. Dan tak sedikit pula jabatan yang terlihat seperti “hadiah” tim sukses, bukan hasil penilaian profesional.

Ini menunjukkan bahwa integritas belum benar-benar menjadi budaya dalam politik kita. Banyak yang menggunakannya sebagai alat promosi, tapi tidak menjadikannya pedoman. Padahal, integritas seharusnya menjadi fondasi seorang pemimpin — terutama di daerah, di mana keputusan kecil sekalipun bisa berdampak besar pada kehidupan masyarakat.

Integritas bukan soal gaya bicara atau pencitraan. Integritas terlihat dari hal sederhana: berani berkata jujur, melayani tanpa pilih kasih, tidak menyalahgunakan jabatan, dan mengambil keputusan berdasarkan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan kelompok. Pemimpin yang berintegritas adalah mereka yang tetap konsisten meski tidak ada kamera, meski tidak sedang kampanye.

Masyarakat pun punya peran penting. Kita tidak boleh cepat percaya pada janji tanpa melihat rekam jejak. Kita perlu kritis, karena suara rakyat adalah kekuatan utama untuk mendorong politik yang bersih. Ketika masyarakat diam atau pasrah, politik mudah dikuasai oleh kepentingan tertentu. Tapi ketika masyarakat aktif mengawasi, para pemimpin pun akan berpikir seribu kali sebelum menyeleweng.

Daerah-daerah di Indonesia sedang berkembang. Kita butuh pemimpin yang bukan hanya pandai bicara, tetapi juga pandai menjaga kepercayaan. Kita butuh pemimpin yang tidak hanya mengucapkan integritas, tetapi benar-benar menjadikannya bagian dari tindakan.

Sudah saatnya integritas tidak berhenti sebagai janji kampanye. 


Integritas harus menjadi nafas politik—dijalankan setiap hari, dalam setiap kebijakan, dan dalam setiap pelayanan kepada masyarakat. 


Karena pada akhirnya, politik yang berintegritas bukan hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga menciptakan daerah yang lebih adil, lebih bersih, dan lebih maju.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS