Ticker

6/recent/ticker-posts

Banjir Bandang Padang: Momentum Mendesak untuk Menguatkan Konservasi Alam

 

Oleh ; Nayla Mutiara mahasiswa biologi Universitas Andalas Padang 


Padang, Sumatera Barat telah terjadi banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah pada pekan ini. Derasnya aliran air yang membawa lumpur, bebatuan, hingga material kayu menimbulkan kerusakan signifikan pada pemukiman warga, infrastruktur, serta aktivitas ekonomi lokal. Meski curah hujan ekstrem sering disebut sebagai penyebab utama, namun kejadian ini juga merupakan peringatan keras tentang melemahnya fungsi konservasi dan pengelolaan lingkungan di daerah hulu.

Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan perbukitan dan daerah tangkapan air di sekitar Padang mengalami tekanan berat akibat alih fungsi lahan seperti, pembukaan area permukiman baru, hingga aktivitas penebangan yang tidak terkontrol. Hilangnya vegetasi penahan tanah menyebabkan air hujan tidak lagi terserap optimal, melainkan langsung meluncur ke kawasan dataran rendah dengan daya rusak yang semakin besar hal ini yang mengakibatkan terjadinya longsor. Inilah titik di mana banjir bandang tidak lagi dapat dianggap sekadar bencana alam, melainkan konsekuensi dari ketidakseriusan dalam menjaga konservasi lingkungan.

Pemerintah daerah telah merespons dengan melakukan pendataan titik rawan, evakuasi darurat, hingga penyediaan bantuan logistik bagi korban terdampak. Selain itu, sejumlah langkah strategis mulai disuarakan, seperti rehabilitasi hutan dan lahan kritis, izin pemanfaatan lahan yang lebih diketatkan, serta pembangunan sistem peringatan dini berbasis data hidrologi. Namun, langkah-langkah ini hanya akan efektif jika dijalankan secara berkelanjutan dan tidak berhenti pada masa tanggap darurat semata. Maka dengan demikian hal ini dapat mengurangi resiko terjadinya bencana alamyang serupa.

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran penting dalam upaya pencegahan. Penanaman pohon di lingkungan sekitar, menjaga kebersihan sungai, tidak membuka lahan di kawasan rawan longsor, serta melaporkan aktivitas perusakan hutan adalah langkah-langkah sederhana namun memiliki dampak besar. Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan harus menjadi budaya, bukan sekadar gerakan sesaat setiap kali bencana terjadi.

Banjir bandang di Padang seharusnya menjadi titik balik. Ini bukan hanya tragedi, tetapi juga pengingat bahwa konservasi bukan pilihan—melainkan keharusan. 

Jika pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait mampu bergerak selaras, Padang bukan hanya akan pulih, tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan iklim yang semakin tidak menentu di masa mendatang.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS