Ticker

6/recent/ticker-posts

Peran Media Masa dalam Menggerakkan Aksi Sosial: Transformasi Digital dalam Aktivisme

 


Oleh: Aqil Zabran                          Mahasiswa Arfan Ilmu Politik Universitas Andalas 

 

Media massa telah lama menjadi pilar penting dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat. Perannya dalam menggerakkan aksi sosial tidak hanya terbatas pada penyebaran informasi, tetapi juga menciptakan ruang dialog yang memungkinkan lahirnya kesadaran kolektif dan solidaritas yang mendorong perubahan sosial. Dalam konteks transformasi digital yang semakin pesat, media massa mengalami metamorfosis yang signifikan, terutama dengan kehadiran media sosial dan platform digital lainnya. Transformasi ini tidak hanya mengubah cara informasi disebarluaskan, tetapi juga memperluas dimensi aktivisme menjadi lebih inklusif, cepat, dan berdaya jangkau luas.

Pada masa sebelum dominasi internet dan media sosial, media massa tradisional seperti televisi, radio, dan koran berperan sebagai penjaga yang mengontrol aliran informasi. Media ini memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik dan menyediakan narasi yang dapat memantik aksi sosial, baik berupa demonstrasi, kampanye kesadaran, maupun advokasi kebijakan. Namun, keterbatasan akses dan sifat top-down dari media tradisional seringkali membuat gerakan sosial sulit berkembang secara merata dan berkelanjutan, karena sebagian kelompok masyarakat kurang memiliki ruang untuk mengekspresikan aspirasi mereka.

Dalam dekade terakhir, digitalisasi media telah membawa perubahan fundamental. Platform seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Tik-tok memungkinkan aktivitas aktivisme berjalan lebih interaktif dan partisipatif. Sekarang, individu bukan hanya sebagai konsumen informasi tetapi juga sebagai produsen konten yang dapat langsung menyebarkan isu-isu sosial dan politik yang mereka anggap penting. Hal ini memunculkan fenomena ‘media warga’ yang berpotensi menyentuh audiens lebih luas dan beragam secara geografis dan demografis. Transformasi digital ini juga menghilangkan hambatan geografis dan ekonomis yang sebelumnya membatasi siapa saja yang bisa berpartisipasi dalam aksi sosial.

Salah satu aspek penting dalam transformasi digital adalah kecepatan penyebaran informasi. Media sosial mampu menyebarkan berita dan seruan aksi secara instan, sehingga respon masyarakat menjadi lebih cepat dan dinamis. Contohnya, dalam sejumlah gerakan sosial besar seperti Arab Spring, Black Lives Matter, hingga gerakan lingkungan global, media digital menjadi platform utama yang memfasilitasi koordinasi massa, mobilisasi solidaritas, dan penyebaran pemahaman tentang isu-isu kritis. Kecepatan dan ketajaman media digital juga memungkinkan munculnya ‘tren’ aktivisme yang dapat menarik perhatian global dalam waktu singkat, mendorong tekanan sosial maupun politik terhadap pihak berwenang atau korporasi.

Namun, transformasi digital juga membawa tantangan baru bagi aktivisme dan media massa. Penyebaran informasi palsu (hoaks) dan manipulasi media menjadi risiko serius yang dapat membingungkan masyarakat atau bahkan membelokkan tujuan aksi sosial. Selain itu, adanya algoritme media sosial yang cenderung memperkuat narasi yang kontroversial atau sensasional dapat memicu polarisasi dan konflik antar kelompok masyarakat. Oleh karena itu, media digital menuntut literasi media dan digital yang lebih baik agar masyarakat mampu memilah informasi dan membuat keputusan kritis dalam konteks aktivisme.

Lebih lanjut, peran media massa dalam menggerakkan aksi sosial di era digital juga semakin mengarah pada penggunaan strategi yang lebih kreatif dan inklusif. Kampanye digital sering kali memanfaatkan multimedia seperti video pendek, meme, podcast, dan siaran langsung untuk menarik perhatian publik, terutama generasi muda yang menjadi motor utama gerakan sosial saat ini. Selain itu, media digital memungkinkan aktivis mengorganisasi aksi tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga virtual melalui petisi online, webinar, dan forum diskusi daring, yang makin memperluas ruang partisipasi publik.

Dari perspektif ilmu politik, transformasi digital dalam aktivisme ini menunjukkan bagaimana teknologi komunikasi dapat meredefinisi relasi kuasa antara negara, masyarakat sipil, dan media. Media massa digital menjadi alat pemberdayaan masyarakat dalam memperjuangkan hak dan keadilan sosial, sekaligus sebagai arena baru yang penuh tantangan dalam menjaga integritas dan keberlanjutan gerakan sosial. Dengan demikian, peran media massa, terutama dalam era digital, sangat krusial dalam menggerakkan aksi sosial yang bukan hanya reaktif tetapi juga transformatif, mampu menjembatani kepentingan berbagai pihak demi terciptanya perubahan sosial yang lebih adil.

Secara keseluruhan, peran media massa dalam menggerakkan aksi sosial telah mengalami transformasi signifikan berkat kemajuan digital. Dari monopoli informasi oleh media tradisional menuju demokratisasi komunikasi melalui platform digital, media massa kini menjadi medium vital yang memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam perubahan sosial. Namun demikian, tantangan berupa disinformasi dan polarisasi tetap harus dihadapi dengan peningkatan literasi media dan etika digital. Melalui pemahaman dan pemanfaatan media massa yang efektif, aksi sosial dapat terus berkembang menjadi kekuatan yang mendorong kemajuan demokrasi dan keadilan sosial di era modern.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS