Ticker

6/recent/ticker-posts

Belajar dari Alek Gadang: Catatan Lapangan RSBG 2025 di Kota Solok

Oleh: Muhammad Thariq Aulta, Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas 


Solok, 13 September 2025 — Kota Solok kembali meriah dengan digelarnya Rang Solok Baralek Gadang (RSBG), salah satu festival budaya terbesar di Sumatera Barat. Kegiatan yang berlangsung sejak 11 hingga 13 September 2025 ini dipusatkan di Hamparan Sawah Solok dan Taman Syech Kukut, menghadirkan beragam acara seperti pawai budaya, instalasi seni jerami, festival silek tuo, lomba pakaian adat, tradisi Bakaua Turun Ka Sawah, hingga permainan anak nagari.


Sebagai peserta kuliah lapangan, saya bersama beberapa teman berkesempatan menyaksikan langsung suasana alek gadang tersebut. Meskipun tidak semua kegiatan bisa diikuti, momen singkat di tengah kemeriahan itu memberi pengalaman yang tak terlupakan.


Suasana festival begitu hidup — warna-warna khas Minangkabau seperti hitam, merah, dan kuning mendominasi area acara, diiringi dentuman gandang tasa dan alunan talempong yang menggema di udara. Salah satu pertunjukan yang paling berkesan adalah tari “Sorak Sorai” dari Sanggar Lubuak Nan Tigo. Dengan kostum adat berwarna cerah dan tema “Sorak Sorai Alek Gadang”, tarian ini menjadi simbol rasa syukur atas panen, doa untuk keberkahan, serta pengingat filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.


Pertunjukan ini membuktikan bahwa kesenian Minangkabau tidak sekadar hiburan, tetapi juga sarana menyampaikan pesan moral, nilai sosial, dan filosofi kehidupan.


Di tengah arus digitalisasi dan hiburan modern, RSBG hadir sebagai ruang belajar budaya yang nyata. Masyarakat tidak hanya menonton, tapi juga berinteraksi, berdialog, dan memahami makna di balik setiap tradisi. Festival ini menunjukkan bahwa budaya masih hidup di tengah masyarakat, asalkan terus dirawat dan diwariskan.


Sebagai generasi muda, saya merasa kegiatan seperti ini penting untuk dilestarikan. Dari festival ini, kita belajar bahwa menjaga budaya bukan hanya tugas orang tua atau seniman, tetapi tanggung jawab bersama agar jati diri Minangkabau tetap kokoh di masa depan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS