Ticker

6/recent/ticker-posts

Membangun Kesadaran Mitigasi Bencana melalui Nilai-Nilai Pancasila




Oleh: Najwa Zewil Seski.                  mahasiswa Universitas Andalas


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yang menjadikannya sangat rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana tersebut adalah Kota Padang di Sumatera Barat. Dengan banyaknya permukiman yang terletak di sepanjang pesisir, masyarakat di wilayah ini memiliki risiko tinggi menjadi korban bencana alam. Oleh karena itu, pemahaman tentang mitigasi bencana sangat penting ditanamkan sejak dini, terutama kepada generasi muda.

Pendidikan mitigasi bencana seharusnya dimulai sejak usia dini, khususnya di bangku sekolah dasar. Anak-anak merupakan kelompok usia rentan yang membutuhkan pengetahuan dasar tentang bagaimana menyelamatkan diri ketika bencana terjadi. Sayangnya, masih banyak sekolah yang belum mengintegrasikan pendidikan mitigasi bencana ke dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi muda akan kurang siap dalam menghadapi situasi darurat.

Sebagai mahasiswa, memiliki peran strategis dalam mendukung kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya dengan melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah. Dalam hal ini, penanaman nilai-nilai Pancasila sangat relevan untuk membentuk karakter siswa yang tangguh, peduli, dan siap menghadapi bencana. Sosialisasi mengenai mitigasi bencana kepada siswa tidak hanya memberikan informasi mengenai jenis-jenis bencana dan cara menyelamatkan diri, tetapi juga menumbuhkan rasa peduli, tanggung jawab, dan sikap tanggap terhadap situasi darurat.

Mitigasi bencana terdiri dari dua jenis, yaitu mitigasi struktural dan non-struktural. Mitigasi struktural dilakukan melalui pembangunan fisik, seperti pembuatan tanggul, rekayasa bangunan tahan gempa, dan pemetaan zona rawan bencana. Sementara itu, mitigasi non-struktural meliputi penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan kepada masyarakat agar memiliki kesiapsiagaan dan kesadaran dalam menghadapi risiko bencana.

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, memiliki nilai-nilai yang relevan dengan penanggulangan bencana. Nilai kemanusiaan (Sila ke-2) mendorong perlindungan terhadap korban tanpa diskriminasi. Nilai persatuan (Sila ke-3) memperkuat kerja sama dan solidaritas dalam menghadapi bencana. Musyawarah (Sila ke-4) penting untuk menciptakan kebijakan penanggulangan bencana yang adil dan inklusif, sedangkan keadilan sosial (Sila ke-5) memastikan bahwa bantuan dan perlindungan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata.

Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam proses mitigasi bencana dapat membentuk masyarakat yang tangguh secara fisik dan mental. Kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen bangsa, termasuk pelajar dan mahasiswa. Dengan demikian, membangun kesadaran mitigasi bencana melalui nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar sekolah dasar merupakan langkah preventif yang strategis dalam menciptakan generasi yang tanggap dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS