Ticker

6/recent/ticker-posts

Analisis Id, Ego, dan Superego Tokoh Totto-chan dalam Novel Karya Tetsuko Kuroyanagi

 

Oleh : Puti Amelia, Mahasiswa Sastra Jepang Universitas Andalas,


1. Pendahuluan

Karya sastra sering mencerminkan kehidupan dan kondisi psikologis tokohnya. Novel Totto-chan: The Little Girl at the Window karya Tetsuko Kuroyanagi merupakan autobiografi masa kecil penulis yang menggambarkan sosok Totto-chan, anak yang unik dan penuh semangat. Melalui tokoh ini, kita dapat melihat dinamika kejiwaan yang menarik untuk dianalisis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud, yaitu konsep id, ego, dan superego.

Esai ini bertujuan untuk menganalisis ketiga aspek kepribadian tersebut dalam diri Totto-chan, guna memahami lebih dalam karakter dan perkembangan psikologisnya dalam cerita.

II. Pembahasan

Menurut Freud, id adalah aspek kepribadian yang berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), bersifat impulsif, dan tidak mempertimbangkan logika atau moralitas. Ego merupakan aspek rasional yang berfungsi menyesuaikan dorongan id dengan kenyataan melalui prinsip realitas (reality principle). Sementara itu, superego mencerminkan suara hati dan nilai moral yang diperoleh dari lingkungan sosial serta orang tua.


III. Dominasi Id dalam Diri Totto-chan

Di awal cerita, Totto-chan menunjukkan banyak perilaku impulsif dan spontan yang mencerminkan dominasi id. 

Ia tidak bisa duduk diam di kelas, membuka dan menutup meja berkali-kali, serta berdiri di jendela memanggil musisi jalanan. 

Semua tindakan ini merupakan bentuk pemenuhan dorongan secara langsung tanpa mempertimbangkan aturan sosial atau konsekuensi. 


Ini sejalan dengan karakteristik id yang mendambakan kepuasan instan.

IV. Perkembangan Ego Melalui Lingkungan Sekolah

Namun, seiring waktu dan melalui pendekatan pendidikan yang inklusif di Tomoe Gakuen, Totto-chan mulai menunjukkan perkembangan ego. Kepala Sekolah Kobayashi, dengan pendekatan yang penuh kesabaran, tidak menekan perilaku Totto-chan, melainkan mendengarkannya dan memberikan ruang berekspresi. 

Dalam proses ini, Totto-chan mulai belajar kapan harus berbicara dan kapan mendengarkan orang lain. 


Ini mencerminkan bagaimana ego mulai aktif sebagai penengah antara dorongan id dan tuntutan realitas sosial.

V. Munculnya Superego Secara Bertahap

Karena masih anak-anak, superego dalam diri Totto-chan belum sepenuhnya terbentuk. Namun, ia mulai menunjukkan tanda-tanda perkembangan nilai moral, seperti ketika ia menyadari bahwa beberapa temannya memiliki keterbatasan fisik dan kemudian menunjukkan rasa empati. Hal ini mencerminkan bahwa melalui pengalaman sosial dan interaksi di lingkungan sekolah yang suportif, nilai-nilai moral mulai terinternalisasi dalam diri Totto-chan.

VI. Peran Lingkungan dan Figur Otoritas

Salah satu aspek penting dalam perkembangan kepribadian Totto-chan adalah peran lingkungan yang mendukung dan tidak represif. Di sekolah sebelumnya, Totto-chan dianggap "nakal" karena perilakunya tidak sesuai aturan. Namun, di Tomoe Gakuen, pendekatan pendidikan yang humanistik justru memungkinkan kepribadian Totto-chan berkembang secara seimbang. Figur Kepala Sekolah Kobayashi memegang peranan sentral dalam proses ini. Ia menjadi contoh figur otoritas yang penuh kasih sayang dan tidak mengandalkan hukuman, melainkan dialog dan penghargaan terhadap keunikan setiap anak. Ini menunjukkan bahwa ketika ego anak diarahkan secara positif, konflik antara id dan superego dapat diselaraskan dengan baik.

VII. Penutup

Kepribadian Totto-chan dalam Totto-chan: The Little Girl at the Window mencerminkan dinamika psikologis yang kompleks dan menarik ketika dilihat melalui teori Freud. Dorongan spontan yang mencerminkan id, kemampuan menyesuaikan diri yang menunjukkan ego, serta perkembangan nilai moral sebagai bentuk superego, semuanya terlihat berkembang dalam dirinya. Yang membedakan adalah bagaimana lingkungan pendidikan berperan besar dalam membentuk ketiga aspek kepribadian tersebut secara harmonis.

Kisah Totto-chan bukan hanya menyentuh secara emosional, tetapi juga memperlihatkan bahwa dengan pendekatan pendidikan yang tepat dan penuh pemahaman, anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara emosional dan moral. Analisis ini memperkuat pentingnya peran lingkungan dalam membentuk kepribadian manusia, khususnya pada masa kanak-kanak yang penuh potensi.

VIII. Daftar Pustaka

Kuroyanagi, Tetsuko. (1981). Totto-chan: The Little Girl at the Window. Tokyo: Kodansha.

Freud, Sigmund. (1923). The Ego and the Id. Vienna: Internationaler Psychoanalytischer Verlag.

Hjelle, L.A., & Ziegler, D.J. (1992). Personality Theories: Basic Assumptions, Research, and Applications (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Hall, C.S., & Lindzey, G. (1993). Theories of Personality (4th ed.). New York: John Wiley & Sons.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS