Oleh
: Fhayzzha Adhelia Lubis
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Andalas.
Perkembangan pendidikan di Indonesia
hingga saat ini sudah melewati jalan yang sangat panjang, dengan banyak
transformasi pendidikan dari waktu ke waktu yang mengarahkan agar pendidikan di
Indonesia semakin meningkat. Contoh transformasi pendidikan yang dilakukan adalah
perubahan kurikulium belajar, cara atau teknik belajar-mengajaer yang digunakan
dan juga cara mengakses pelajaran dengan teknologi yang semakin canggih seiring
berjalannya waktu.
Kurikulum di Indonesia telah mengalami
banyak sekali perubahan dan hal itu juga akan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman, yang juga didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin maju.
Sekarang ini, ada kurikulum baru yang
tengah di sosialisasikan oleh Kemendikbudristek, yaitu Kurikulum Merdeka.
Kurikulum ini awalnya hanya merupakan penyempurnaan dari kurikulum darurat yang
digunakan pada saat pandemi, lalu Kemendikbud memproyeksi bahwa kurikulum merdeka
akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024, “Tahun depan InsyaAllah kita
menetapkan kurikulum merdeka sebagai kurikulum nasional”, ujar Kepala Badan
Standar, Kurikulum dan Assesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito
Aditomo, pada Puncak Acara Festival Kurikulum Merdeka 2023 via youtube
Kemendikbud RI pada bulan Juni lalu.
Kurikulum Merdeka pertama kali
diimplementasikan pada tahun 2022 dan masih bersifat opsional yang artinya
tidak diwajibkan bagi setiap sekolah untuk mengadopsi kurikulum ini, sekolah
tetap bisa menggunakan kurikulum 2013. Saat ini kurikulum merdeka sudah
diadopsi oleh lebih dari 105 ribu sekolah atau satuan pendidikan di Indonesia.
Pada kurikulum merdeka ini, guru memiliki
keleluasaannya untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran
dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan minat belajar dari peserta didik,
juga memberikan kebebasan untuk peserta didik dalam memilih mata pelajaran yang
sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kurikulum merdeka ini tidak lagi
menggunakan jurusan IPA, IPS dan juga Bahasa pada tingkat Sekolah Menengah Atas
seperti pada kurikulum yang sebelumnya, ini guna untuk memberi kebebasan
terhadap peserta didik untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat
mereka agar mereka lebih fokus dan juga memiliki pemahaman yang kuat.
Kurikulum merdeka juga lebih berfokus pada
pengembangan diri peserta didik dengan melakukan inovasi seperti Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa dikenal dengan sebutan P5,
ini digunakan sebagai alat untuk memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengalami pengetahuan sebagai bagian dari proses penguatan karakter mereka, dengan
cara belajar langsung dari lingkungan sosial disekitar mereka. Penerapan P5 ini
diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang mandiri dan memperkuat
kompetensi serta meningkatkan potensi dan kesiapan peserta didik untuk
menghadapi persaingan di dunia kerja nantinya, dan penerapan P5 ini juga dapat
meningkatkan kreativitas peserta didik dengan terlatih mencari solusi untuk
sebuah masalah dengan cara yang efektif dan efisien.
Namun setiap kurikulum pasti ada kelebihan
dan kerkurangannya, sebagai contoh kurikulum merdeka dengan adanya pengerapan
P5 ini sangat mengharuskan pengeluaran yang lebih tinggi untuk media belajar
yang lebih modern dan lengkap, juga untuk melakukan persiapan dengan
sosialisasi yang mungkin memakan waktu cukup lama dengan perubahan sistem dan
metode belajar yang digunakan, dan keterbatasan tenaga pengajar yang memadai
tentunya dapat menjadi kekurangan utama pada kurikulum ini.
Diharapkan sosialiasi kurikulum merdeka
ini berjalan dengan maksimal dan dioptimalkan lagi apa yang masih menjadi
kekurangannya agar dapat dijadikan kurikulum nasional pada tahun 2024 nantinya.
0 Comments