“PROYEK MEGALITIK IBU KOTA NUSANTARA LANGKAH PROGRESIF
ATAU GORESAN PADA IDENTITAS LINGKUNGAN”?
Pada tahun 2019, presiden Indonesia mengumumkan bahwasanya
terdapat rencana pembangunan yang digadang-gadang akan menjadi pemecah masalah yang
ada di ibu kota saat ini. Rencana pembagunan tersebut ialah Proyek Ibu Kota
Nusantara (IKN). Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan suatu rencana dari
pemerintahan Indonesia dengan tujuan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke
lokasi yang baru. Jakarta merupakan ibu kota Indonesia pada saat ini yang
tengah mengalami beberapa polemic seperti kemacetan lalu lintas yang parah,
melonjaknya jumlah penduduk, banjir, penurunan permukaan tanah (subsidence),
dan berbagai masalah lingkungan lainnya. Lokasi ibu kota baru yang telah
direncanakan tersebut berada di sekitar wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara
dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur. Proyek Ibu Kota Nusantara
(IKN) ini tentu memiliki beberapa dampak positif, dengan adanya proyek ini
dapat memperkuat ketahanan nasional, meningkatkan pembagunan infrastruktur,dan
tentunya dapat mengurangi beban Jakarta sebagai ibu kota sebelumnya. Ibaratkan
mata uang yang memiliki dua sisi tentu proyek ini juga memiliki dampak yang
serius terhadap lingkungan yang tentunya akan memberikan dampak nyata terhadap berbagai
flora dan fauna serta ekosistem yang ada di wilayah tempat IKN tersebut akan
dibangun.
Pada
saat ini pemerintahan Indonesia melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Erik Thohir mengatakan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara telah mencapai 40%.
Dan menurut Kementerian PUPR proyek ini dinyatakan akan rampung pada tahun 2045,
dengan menyosong Indonesia emas di satu abad kemerdekaan. Dibalik kemegahannya
proyek Ibu Kota Nusantra (IKN) juga memiliki potensi untuk memberikan goresan
pada identitas lingkungan di pulau Kalimantan, yang memberikan dampak langsung
pada ekosistem dan masyarakat setempat baik dampak yang ditimbulkan dalam
jangka panjang maupun jangka pendek. Yang sama-sama kita ketahui bahwasanya
pulau Kalimantan merupakan pulau yang memiliki hutan terluas di Indonesia dan
sering dijuluki sebagai paru-parunya dunia dikarenakan saking luasnya hutan tersebut. Didalam hutan
yang sangat luas tersebut tentu menyimpan berbagai keanekaragaman flora dan fauna
yang mendiami hutan tersebut. Dengan adanya proyek ini dikhawatirkan dapat
mengusur habitat asli dari flora dan fauna yang ada disana.
Jika
dilihat dari dampaknya terhadap lingkungan hidup, akibat yang ditimbulkan dari adanya
proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) ini sangatlah kompleks. Proyek ini dapat
menimbulkan berbagai polemik yang memicu terjadinya degradasi lingkungan, berkurangnya
keanekaragaman hayati , dan perubahan sosial. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan lingkungan, pencemaran, bahkan dapat menggoyahkan
kestabilan ekosistem yang ada di alam. Dampak dari proyek ini tidak hanya berdampak
pada hilangnya lahan-lahan milik penduduk tetapi proyek ini juga berdampak pada
rusaknya lingkungan yang berimbas pada hilangnya habitat bagi flora dan fauna
yang ada pada wilayah tersebut. Sehingga dikhawatirkan seluruh makhluk hidup
yang menempati area tersebut tidak memiliki habitat alaminya lagi dan akan
tergusur serta keberadaannya juga akan terancam. Apabila proyek ini dilakukan
tanpa memperhatikan keberlanjutan serta tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan beberapa dampak yang serius terhadap lingkungan bahkan penduduk
setempat.
Salah satu dampaknya yaitu degradasi lingkungan.
Degradasi lingkungan merupakan runtutan peristiwa dari penurunan mutu atau
penurunan kemampuan daya sokong lingkungan yang diakibatkan oleh manusia maupun
alam. Degradasi disini diartikan sebagai penurunan kualitas lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan pembangunan yang ditandai oleh tidak berfungsi dengan
baiknya komponen lingkungan yang diakarenakan terganggunya stabilitas ekologis
area proyek ini. Bentuk penurunan yang diakibatkan oleh proyek ini berupa
masuknya benda-benda atau material padat maupun cair yang berpotensi mencemari
lingkungan. Degradasi lingkungan juga dapat terjadi sebagai bentuk imbas dari
ekploitasi lahan untuk pembagunan infrastruktur. Sebagaimana kita tau proyek
IKN ini tentu membutuhkan lahan yang sangat luas untuk membangun berbagai macam
infrastruktur. Untuk memenuhi hal tersebut maka hutan-hutan yang ada akan
ditebang dan dimanfaatkan demi kelancaran hal tersebut. Dampak dari ekspolitasi
hutan dengan penebangan pohon tersebut tidak main-main. Dampak yang ditimbulkan
sangat kompleks mulai dari rusaknya komposisi tanah, dimana tanah secara alami
hanya akan mengalami pencemaran apabila terjadi erosi, namun pencemaran ini
akan diimbangi oleh proses pelapukan produk alami dan pembentukan tanah yang
baru. Maka apabila pepohonan ditebang secara masif maka daerah resapan air akan
berkurang serta proses erosi akan lebih berdampak pada struktur dan komposisi
tanah pada area proyek IKN tersebut. Tidak hanya berdampak pada kerusakan
lingkungan, degradasi lingkungan juga akan mengancam berbagai makhluk hidup
yang terdapat disana. Degradasi lingkungan memicu berbagai macam flora maupun
fauna bertahan atau beradaptasi dengan cukup keras dikarenakan habitat asli
dari makhluk hidup tersebut mengalami kerusakan. Degradasi lingkungan memiliki
dampak yang nyata terhadap keberlangsungan keanekaragaman hayati yang ada di pulau Borneo tersebut.
Apabila
lingkungan telah mengalami penurunan kualitasnya dalam menyokong kestabilan
ekosistem, maka terjadinya pengurangan keanekaragaman hayati tidak dapat di
hindari. Pengurangan keanekaragaman hayati disini merujuk pada berkurangnya
jumlah spesies di alam yang diakibatkan oleh pembangunan infrastruktur yang masif,
dimana dalam pelaksanaannya pembangunan
ini dilakukan secara besar-besaran seperti pada proyek IKN saat ini mulai dari
pembangunan gedung-gedung pemerintahan, industri, jalan raya, atau proyek
infrastruktur lainnya. Pembangunan ini tentunya akan berdampak pada tergusurnya
habitat alami dari suatu spesies yang hidup di wilayah tersebut. Lahan yang
dibutuhkan untuk pembagunan infrastruktur ini mengharuskan penggusuran dan
penghancuran habitat alami, yang nantinya akan berdampak pada berkurangnya
tempat hidup flora maupun fauna tersebut dialam dan akan menyebabkan penurunan
keanekaragaman. Pembangunan secara masih juga dapat mendorong terjadinya
pengelompokkan wilayah makhluk hidup menjadi bagian-bagian kecil dan terpisah
sehingga menggangu proses migrasi dan interaksi antar spesies di wilayah
pembangunan tersebut. Pada umumnya berkurangnya keanekaragaman hayati ini di
pengaruhi oleh aktivitas deforestasi (pengunaan hutan secara berlebihan),
pembangunan yang luas tentu akan membutuhkan lahan yang juga luas, maka dari
itu sering kali proses pembangunan infrastruktur sering mengakibatkan
deforestasi, penggusuran hutan, serta perubahan tata guna lahan dari habitat
alami menjadi lahan pembangunan yang menyebabkan berkurangnya suatu
keanekaragaman hayati. Selain hal tersebut aktivitas kontruksi dan pengembangan
infrastruktur dapat menyebabkan gangguan pada lingkungan sekitarnya seperti
kebisingan, polusi air, udara, dan Cahaya yang dapat mengganggu kehidupan serta
mempengaruhi adaptasi dari flora maupun fauna yang ada di are tersebut. Pengurangan
keanekaragaman hayati tergantung pada kestabilan system ekologis pada suatu
wilayah tersebut. Dengan adanya mega proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) ini
dikhawatirkan dapat menganggu kestabilan ekosistem yang ada pada wilayah
pembangunan tersebut. Apabila ekosistem telah terganggu stabilitasnya maka
tidak menutup kemungkinan makhluk hidup yang ada pada wilayah tersebut juga
akan terganggu bahkan terancam keberadaannya apabila makhluk hidup tersebut
merupakan spesies endemik yang hanya ada di wilayah tersebut. Dampak ini tentu
akan mengancam keberlangsungan hidup spesies-spesies local, dan Upaya
pelestarian maupun restorasi habitat menjadi krusial untuk meminimalkan penurunan
keanekaragaman hayati yang mungkin disebabkan oleh proyek ini.
Selain
mengancam keanekaragaman hayati yang ada disana, proyek Ibu Kota Nusantara
(IKN) ini juga dapat berdampak pada perubahan sosial bagi masyarakat disana. Perubahan
sosial yang ditimbulkan oleh proyek ini meliputi berbagai aspek kehidupan
masyarakat lokal seperti karakteristik sosial-budaya, dan karakteristik sosial
ekonomi. Diperkirakan kondisi sosial dan budaya yang akan terjadi nantinya di Ibu Kota Negara
Baru,
yaitu terciptanya keberagaman budaya
makin meningkat bukan hanya etnis tapi ekonomi dan tingkat pendidikan,
urbanisasi dan mengarah munculnya kota metropolitan, terbukanya peluang usaha
dan bekerja yang dapat memicu konflik sosial antar kelompok etnis dan apabila tidak ditangani dengan baik hal ini
dapat menyebabkan terpinggirnya masyarakat lokal oleh pendatang.
Walaupun
demikian, kita masih belum terlambat untuk dapat mengatasi dampak-dampak yang
akan disebabkan oleh proyek ini. Seiring berjalannya waktu kita juga harus
berbenah diri dan tetap menjaga serta melestarikan lingkungan hidup dengan
memperhatikan pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian
lingkungan hidup. Jadi dapat kita simpulkan disini lakukanlah pembangunan
sebaik mungkin diiringi dengan terus menjaga dan memperhatikan lingkungan
hidup.
0 Comments