Penulis: Wirdatur Rahmah prodi sastra Jepang mahasiswa universitas Andalas
Seri No Game No Life yang merupakan besutan
novelis berdarah Jepang-Inggris Yuu Kamiya, yang terbit pada 12 April 2012
silam ini sempat menjadi topik hangat di masanya. Pasalnya cerita yang ia
sajikan tergolong baru dan kompleks dengan dibumbui berbagai isu-isu sosial
beserta permainan menarik. Hal ini tak lepas dari pondasi ceritanya yang kuat
salah satunya yaitu dengan adanya “10 sumpah”.
10 Sumpah
atau ju no meiyaku ini dibuat untuk mengikat seluruh makhluk
yang berada di Ixseed, yaitu makhluk
dunia Dishboard. Dengan begitu sumpah
ini hanya berlaku bagi ras dalam Ixseed, diluar itu sumpah ini tak berlaku.
Sebelum adanya sumpah ini dunia Dishboard
dikuasai oleh ras-ras superior layaknya dewa, tentu ini menimbulkan banyak
ketimpangan bagi ras- ras inferior lain. Tet sebagai pencipta sumpah ini
berkeinginanan adanya kedamaian dalam dunia Dishboard
yang semula dipenuhi oleh peperangan dan kekacauan. Adapun isi sumpah tersebut
adalah:
- Semua pembunuhan, perang, dan perampokan dilarang di
dunia ini.
- Semua konflik di dunia ini akan diselesaikan melalui
game.
- Dalam permainan, setiap pemain akan bertaruh sesuatu
yang mereka setujui memiliki nilai yang setara.
- Selama tidak melanggar sumpah ketiga, apa saja boleh
dipertaruhkan, dan permainan apa pun boleh dimainkan.
- Pihak yang ditantang berhak menentukan aturan main.
- Setiap taruhan yang dibuat sesuai dengan sumpah harus
ditegakkan.
- Konflik antar kelompok akan dilakukan oleh perwakilan
yang ditunjuk dengan otoritas mutlak.
- Tertangkap curang selama permainan akan langsung
dinyatakan kalah.
- Atas nama tuhan, aturan-aturan sebelumnya tidak akan
pernah bisa diubah.
- Mari kita semua bersenang-senang dan bermain bersama.
Mari
mengambil contoh pada pertarungan sora dan shiro melawan jibril yang merupakan
ras flugel . Pada Light Novel No Game No Life dijelaskan percakapan antara Sora
dan Shiro dengan Jibrill sebelum permainan mereka dimulai.
“…“bisakah anda maksudkan bahwa saya ditantang
untuk permainan oleh manusia biasa?” “Ya, Benar.”. Matanya hangat. Mereka
benar-benar membuat orang berpikir tentang seorang dewi.
Dari dialog diatas dapat disimpulkan
bahwa seseorang yang menjadi lawan dari Sora dan Shiro saat ini adalah
seseorang dengan kekuatan besar, pada umumnya kita akan berpikiran bahwa
seorang manusia biasa tak akan mungkin menang melawan seorang Dewi. Namun karna
adanya larangan pembunuhan dan pertikaian harus diselesaikan melalui permainan
, tindakan semena-mena yang mungkin dilakukan oleh sang Dewi dengan kekuatan
besar dapat dicegah. Butir sumpah ini terbukti efektif dalam mencegah
ketimpangan kekuatan dalam dunia Dishboard.
“A-apa itu tidak cukup? Tentu saja tidak.
Bagaimanapun, ini adalah 40.000 buku dunia lain yang sedang kita diskusikan.
Bisakah kamu menunggu sebentar? Saya akan mengambil kendali pemerintah Avant
Heim dan kembali dengan flugel dalam genggaman saya! Sementara itu, tolong
jangan berikan-“ “-Nah, kamu tidak harus
melakukan itu. Yang aku minta adalah semua hak anda sebagai individu”. “K-kamu
akan puas dengan sesuatu yang begitu sepele itu?! Tapi tentu saja, aku
menerimanya dengan sepenuh hati! Oh dan bolehkah saya menambahkan permintaan
tambahan ketika saya menang?” ucap Jibril dengan percaya diri.
Sebagai catatan dalam dialog diatas,
terjadi tawar menawar antara Sora dan Shiro dengan Jibril mengenai taruhan yang
akan disepakati. Disini Jibril menawarkan akan mengembalikan Perpustakaan milik
manusia kepada Sora dan Shiro, namun setelah mendengar taruhan yang berupa
40.000 buku dunia lain, ia kemudian menambahkan taruhannya dengan memberikan
hak-haknya sebagai makhluk hidup kepada Sora dan Shiro. Hal ini berkaitan
dengan butir ketiga yaitu pemain akan bertaruh sesuatu yang mereka setujui
memiliki nilai yang setara. Apabila nilai taruhan tersebut dirasa belum setara
maka pemain lain dapat mengajukan banding hingga taruhannya impas.
“aku minta maaf, tapi aku akan menang” jawab
Jibril sembari memperbaiki sikapnya. “kita akan melakukan permainan
materialisasi shiritori” Jibril kemudian membuka ruangan khusus tempat
permainan akan diselenggarakan…”
Jibril yang merupakan pihak
tertantang dalam permainan kali ini, berhak memilih permainan apa yang akan
dilakukan. Dengan melakukan penambahan
aturan berupa “sesuatu yang ada akan menghilang dan sesuatu yang tidak ada
akan terwujud” dalam permainan “shiritori” tentu ini akan memberikan keuntungan
padanya yang memiliki kekuatan sihir dalam melakukan permainan. Berbeda dengan
Sora dan Shiro yang hanya manusia biasa, kemampuan mereka hanya terbatas pada
sesuatu yang tidak menggunakan sihir seperti Jibril. Jibril berhasil
memanfaatkan keuntungan dari pihak tertantang dengan memilih permainan dan
aturan yang akan dilakukan dalam permainan sebaik mungkin.
Dengan
begitu permainan bisa dapat dimulai. Adapun hal-hal penting yang perlu
diperhatikan baik dalam permainan ataupun sesudahnya yakni menjunjung taruhan
yang sudah disepakati dan tidak melakukan kecurangan. Bila pemenangnya sudah
ditentukan pemain yang kalah harus memberikan apa yang sudah disepakati menjadi
taruhan pada awal game ke pihak pemenang, dan ini bersifat mutlak. Seperti saat
Jibril yang menyerahkan kembali perpustakaan melayang kepada pihak manusia.
Dengan
begitu permainan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya ketimpangan
kekuatan, karna mulai dari permainan, aturan, hingga pemainnya dipikirkan dan
dirundingkan secara matang terlebih dahulu hingga kedua belah pihak setuju.
Kemudian, karna semua butir yang tercantum dalam 10 sumpah ini bersifat mutlak,
semua ras mau tidak mau harus mematuhinya. Tidak ada cara lain untuk melawan 10
sumpah ini karna sudah menjadi ketatapan yang menyatu dengan kehidupan makhluk
di dunia Dishboard.
0 Comments