Ticker

6/recent/ticker-posts

Konflik antara Tokoh Hatter dan Tokoh Aguni dalam Film Alice In Borderland

 



Oleh : Najwa Mumayyizah

(Mahasiswi Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

 

Alice in Borderland adalah serial fiksi ilmiah distopia Jepang tahun 2020. Film ini diadaptasi dari manga karya Haro Aso dengan judul serupa yang diterbitkan pada tahun 2013 namun tahun 2022 kemarin berhasil dicetak ulang guna memperbarui kualitasnya. Serial ini disutradarai oleh Shinsuke Sato.

Film ini bercerita tentang seorang pemuda  bernama Arisu dan dua orang temannya yang terjebak atau masuk ke dunia paralel di Tokyo. Untuk mempertahankan hidup mereka terpaksa untuk mengikuti permainan mengerikan yang mengancam nyawa. Namun, perseteruan dan pemberontakan mulai muncul saat ditemukannya Hatter tewas karena terkena  luka tembakan dan dianggap gagal dalam menyelesaikan permainan.

Disini saya ingin membahas apa yang menyebabkan konflik antara tokoh Hatter dengan tokoh Aguni dalam serial kali ini. Kematian Hatter yang tiba-tiba tentu memunculkan kecurigaan terhadap para petinggi Beach. Apakah Hatter benar-benar mati dalam permainan ataukah sengaja dibunuh oleh salah satu petinggi Beach.

Konflik menurut K. Kartono dan D. Gulo dalam buku “Kamus Psikologi” (1987), konflik adalah suatu proses sosial yang menimbulkan antagonisme akibat perbedaan pendapat, emosi, dan perilaku dengan orang lain. Timbulnya konflik pada hakekatnya karena adanya rasa  penolakan atau pertentangan yang ada dalam pikiran suatu tokoh dengan tokoh yang lain.

 Alasan saya tertarik untuk membahasa konflik antara tokoh Hatter dan Tokoh Aguni dalam film Alice In Borderland yaitu kenapa Aguni tega menembak Hatter padahal Aguni dan Hatter adalah teman yang akrab bahkan mereka juga sudah berteman di dunia nyata.

Ketegangan konflik pertama kali dapat kita lihat dalam episode ke-lima yang mana para militan sedang mencegat tokoh Arisu, Hatter sebagai pemimpin Beach meminta kepada Aguni sebagai pemimpin para militan untuk melepaskan Arisu. Ketegangan semakin tampak setelah Hatter bertanya kepada Aguni siapakah pemimpinnya dan dijawab oleh Aguni “Bukankah itu kamu?” dengan tatapan yang sulit diartikan, hanya saja Aguni tahu bahwa Hatter meremehkannya saat ini.

Di dunia nyata Hatter mengelola sebuah kelab di Kabukicho yang juga bernama Beach. Ia bekerja sangat keras sehingga semua bawahannya menghormati dirinya, ia selalu menanamkan pola pikir bahwa kita tidak boleh kehilangan harga diri. Tetapi, itu membuat mereka hilang kendali dan berakhir gantung diri meninggalkan sosok Hatter dalam keterpurukan. Kegagalannya di dunia nyata sebagai pemimpin kelab membuatnya berambisi untuk menciptakan kelab yang lebih baik lagi suatu hari nanti untuk orang-orang yang putus ada dan tidak punya harapan.

Dengan adanya dunia paralel ini maka Hatter membuka perkumpulan lagi yang juga diberi nama Beach. Hatter ingin semua pemain yang ada di Beach ini menyerahkan tubuh dan hidup mereka kepada dirinya agar bisa keluar dari dunia game ini. Hatter ingin dirinya dianggap sebagai sosok pahlawan yang bisa keluar dari game. Bagi Hatter pengorbanan memang harus dilakukan untuk sosok pahlawan walaupun taruhannya adalah nyawa. Hatter juga berusaha mengendalikan para militan melalui Aguni yang siap memberontak kapan saja.

Hingga di puncak konflik Aguni menyampaikan pendapatnya kepada Hatter untuk mengakhiri semua omong kosongnya kepada semua anggota Beach karena apa yang dijanjikannya itu tidak ada. Kartu yang mereka kumpulkan tidak bisa mengeluarkan mereka semua dari game bunuh-membunuh ini. Aguni ingin Hatter sadar dan membubarkan Beach, namun tentu saja Hatter menolak dan malah menodongkan senjatanya kepada Aguni dengan mengatakan bahwa Aguni telah berkhianat. Ini berlanjut dengan Aguni yang juga menodongkan senjatanya kepada Hatter yang berujung saling menembak satu sama lain. Namun ternyata senjata yang digunakan oleh Hatter tidak ada peluru di dalamnya sehingga Hatterlah yang tertembak oleh Aguni.

Dengan pola pikir dan pendapat tokoh Hatter dan Aguni yang berbeda berujung Aguni yang terpaksa membunuh Hatter demi memusnahkan keinginannya itu dan ingin melenyapkan Beach. Aguni terpaksa menembak temannya itu untuk menyelamatkan nyawanya juga dari tipu muslihat Hatter yang sudah di luar batas. Namun, hal yang dilakukannya ini juga berujung penyesalan karena bagaimanapun Hatter adalah sahabat baginya. Tentu saja ada rasa bersalah dalam diri Aguni karena telah membunuh orang yang sangat disayanginya.

Dengan cerita Hatter dan Aguni dalam film Alice in Bonderland ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita tidak boleh berbuat seenaknya dengan memaksakan kehendak atau memerintah orang semena-mena. Jangan sampai obsesi kita terhadap sesuatu bisa mengancam nyawa dan membuat orang di sekitar kita menderita. Kita bisa mendengarkan nasehat dan pendapat orang lain tentang rencana kita yang menyangkut kepentingan orang banyak. Jangan sampai kita mengambil keputusan yang salah dan berakhir tragis. Juga kita harus melawan pendapat yang salah dan bisa mencelakai orang lain walaupun lawannya teman dan sahabat kita sendiri.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS