Mahasiswa
Universitas Negeri Padang (UNP) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas
Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) meluncurkan program yang unik
untuk edukasi pemuda dan masyarakat tentang peletarian hutan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai.
Program yang dilaksanakan diberi nama Sekolah Lebah Madu. Program ini
dirancang seperti pendidikan nonformal, khusus dalam edukasi lebah madu hutan
mulai dari hulu hingga hilir yang dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang
dirancang dengan konsep andragogi (adult learning) atau proses pembelajaran
orang dewasa.
Tim PKM ini diketuai oleh Nur Falah (Pendidikan Geografi 2019) dan
beranggotakan Muhammad Reza Fauzan (Geografi 2019), Rendi Prayoga (Geografi
2019), Ramos Mardiansyah (Kurikulum dan Teknologi Pendidikan 2021), dengan
dosen pendamping Lailatur Rahmi, S.Pd., M.Pd. Dosen Departemen Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang (FIS UNP).
“Program ini berawal dari pengalaman salah satu anggota tim kami, yaitu
Rendi Prayoga yang pada tahun 2021 melakukan pengabdian masyarakat ke Mentawai
dan melihat potensi madu di Muara Sikabaluan sangat besar, namun masyarakat
mengumpulkan madu cenderung tidak ramah lingkungan yaitu dengan cara dibakar
dan memotong seluruh sarang lebah,” kata Nur Falah.
Desa Muara Sikabaluan merupakan desa yang terletak di Kecamatan Siberut
Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Desa Muara
Sikabaluan memiliki wilayah hutan yang luasnya mencapai 3.272 hektare atau 82%
dari total luas wilayahnya. Masyarakat memanfaatkan hutan sebagai sumber
penghasilan mereka, salah satunya mencari madu hutan.
Reza Fauzan menambahkan bahwa masyarakat lokal mengetahui dua macam madu,
yakni madu yang berasal dari lebah Susunuan (Apis Dorsata) dan Sushi (Apis
Cerana). Madu dipanen langsung oleh pemanen madu dengan memotong seluruh sarang
lebah. Sistem panen dengan memotong seluruh sarang sebenarnya sangat tidak
menguntungkan, karena koloni lebah cenderung pergi ke tempat lain setelah
dipanen sehingga potensi produksi tidak optimal dan menghambat perkembangan
populasi koloni karena seluruh anakan akan mati. Bahkan, menurut hasil diskusi
dengan Pak Jamin, masih banyak masyarakat yang mencari madu hutan dengan
membakar seluruh sarang lebah, hal ini menyebabkan seluruh koloni lebah mati.
"Konsep pembelajaran yang diajarkan mulai dari dasar-dasar
agroforestri, biogeografi dan jenis lebah, sistem panen madu hutan secara
lestari, teknik budidaya lebah madu hingga tahap pengemasan dan
pemasaran," tandas Ramos.
Dari program ini, diharapkan terbentuknya kader yang dapat memberikan ilmu
kepada masyarakat setempat, sehingga menghasilkan masyarakat yang produktif dan
dapat meningkatkan perekonomian Desa Muara Sikabaluan yang berkelanjutan.
0 Comments