Ticker

6/recent/ticker-posts

Petatah Petitih Minang, salah satu Sifat manusiawi yang beradap menurut adat Minangkabau

 


Petatah Petitih Minang, salah satu Sifat manusiawi yang beradap menurut adat Minangkabau

 

kapalang tukang binaso kayu
kapalang cadiak binaso adat
kapalang alim rusak agamo
kapalang paham kacau nigari

Salah satu tujuan adat pada umumnya, khususnya adat Minangkabau adalah membentuk individu yang berbudi luhur, manusiawi yang berbudaya dan beradab.

Dari manusia-manusia yang beradab itu diharapkan akan melahirkan suatu masyarakat yang aman dan damai, sehingga memungkinkan suatu kehidupan yang sejahtera dan bahagia, dunia dan akhirat.

Masyarakat yang “Baldatun Toiyibatun wa Rabbun Gafuur”.
Untuk mencapai masyarakat yang demikian, diperlukan insan dengan sifat-sifat menurut adat Minangkabau salah satunya adalah :

Hiduik Baraka, baukue jo bajangka

 

Dalam menjalankan hidup dan kehidupan orang Minang dituntut untuk selalu memakai akalnya, terukur dan harus mempunyai rencana yang jelas dan perkiraan yang tepat.
Kelebihan manusia dari hewan adalah manusia mempunyai kekuatan besar bila dipakai secara tepat dalam menjalankan hidupnya. Ketiga kekuatan tersebut adalah otak, otot dan hati.
Pengertian peningkatan sumber daya manusia tidak lain dari mengupayakan sinergitas dan kontrol ketiga kekuatan itu untuk memperbaiki hidup dan kehidupannya.
Dengan mempergunakan akal pikiran dengan baik, manusia akan selalu waspada dalam hidup, seperti dalam pepatah berikut :

 

Dalam mulo akhie mambayang, dalam baiak kanalah buruak
Dalam galak tangieh kok tibo , hati gadang hutang kok tumbuah

 

Dengan berpikir jauh kedepan kita dapat meramalkan apa yang bakal terjadi, sehingga tetap selalu hati-hati dalam melangkah.

Alun rabah lah ka ujuang ,alun pai lah babaliak
Alun di bali lah bajua , alun dimakan lah taraso

 

Didalam merencanakan sesuatu pekerjaan, dipikirkan lebih dahulu sematang-matangnya dan secermat-cermatnya.

Dihawai sahabih raso, dikaruak sahabih gauang, dijarah sehabis lobang

Dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan, perlu dilakukan sesuai dengan urutan prioritas yang sudah direncanakan, seperti kata pepatah :

Mangaji dari alif, babilang dari aso
Mancancang balandasan, malompek basitumpu

 

Dalam melaksanakan suatu tugas bersama, atau dalam suatu organisasi kita tak mungkin berjalan sendiri-sendiri. Hilangkan rasa “pantang taimpik”.
Diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan pola bermasyarakat kekinian.

Jangan lagi bila dalam suatu organisasi itu hanya balego awak samo awak. Dalam kondisi yang demikian, akan berlaku pameo “Iyo kan nan kato beliau, tapi lakukan nan diawak”.

Mari kita koreksi diri kita masing-masing dan mari kita pelajari kembali ajaran adat kita yang berbunyi sbb :

 

Bajalan ba nan tuo , balayie ba nakhodo , bakata ba nan pandai

Pepatah diatas mengisyaratkan bahwa nenek moyang kita telah lebih dahulu memahami pola organisasi modern era sekarang ini. “ Renungkanlah”.
Masih banyak diantara kita yang belum punya cita-cita hidup. Tidak tahu apa yang ingin dicapai dalam hidup ini. Namun ada juga yang punya cita-cita , tetapi tidak tahu bagaimana cara yang harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu.
Nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu sudah tahu apa yang ingin dicapainya dalam hidup ini, dan sudah tahu pula cara apa yang harus ditempuh untuk mencapai cita-cita itu. Cobalah kita cermati pepatah berikut :

 

Nak kayo kuek mancari, nak tuah bertabur urai
Nak mulie tapeki janji, nak namo tinggakan jaso
Nak pandai kuek baraja

 

Salah satu syarat untuk bisa diterima dalam pergaulan ialah bila kita dapat membaca perasaan orang lain secara tepat. Dalam zaman modern hal ini kita kenal dengan ilmu empathi, yaitu dengan mencoba mengandaikan kita sendiri dalam posisi orang lain. Bila kita berhasil menempatkan diri dalam posisi orang lain, maka tidak mungkin kita akan memaksakan keinginan kita kepada orang lain. Dengan cara ini banyak konflik batin yang dapat dihindari. Pepatah mengajarkan dengan tepat sebagai berikut :

Elok dek awak , katuju dek urang

Segala sesuatu yang munurut pikiran sendiri adalah baik, belum tentu dianggap baik pula oleh orang lain. Kacamata yang dipakai mungkin sekali berbeda, sehingga pendapatpun berbeda pula. Kepala sama hitam, pikiran berbeda-beda.
Ssebelum ilmu manajemen berkembang di tanah air Indonesia kita tercinta, sejak tahun 1950-an yang berlalu, telah lama meyakini bahwa “perencanaan yang matang” adalah salah satu unsur yang sangat penting untuk terlaksananya suatu pekerjaan. Pepatah berikut meyakini kita akan kebenarannya :

 

Balabieh ancak-ancak , bakurang sio-sio , diagak mangko diagiehi, dibaliek mangko dibalah
Bayang-bayang sepanjang badan , nan babarieh nan dipahek
Nan baukue nan dikabuang , jalan nan luruih nan ditampuah
Labuah pasa nan dituruik, di garieh makanan pahat
Di aie lapehkan tubo , tantang sakik lakek ubek
Luruih manantang barieh adat

 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS