Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Merantau Dan Berdagang Masyarakat Minang

 


Oleh  : Rahma Asdaqul Asma  

mahasiswa jurusan sastra Minangkabau, universitas Andalas

Merantau dan berdagang adalah tradisi lumrah yang telah menjadi sebahagian dari budaya masyarakat Minang. Lantaran aktiviti ini menjadikan mereka terkenal sebagai masyarakat pedagang dan peniaga sama ada secara kecil-kecilan atau dalam skala yang besar. Pada hakikatnya merantau bukanlah migrasi, merantau adalah tipe khusus dari migrasi dengan konotasi budaya tersendiri. Kata merantau adalah istilah Indonesia, Melayu dan Minangkabau tentunya. Dari sudut sosiologi, merantau adalah meninggalkan kampung halaman dengan kemauan sendiri untuk jangka lama atau tidak dengan tujuan mencari penghidupan, menuntut ilmu atau mencari pengalaman,biasanya dengan maksud kembali pulang.

istilah merantau tersebut masih selalu melekat pada penduduk Minangkabau Sumatera barat walaupun ada pergeseran karena faktor waktu. Merantau merupakan suatu bentuk tradisi meninggalkan kampung halaman untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar wilayah Sumatera Barat. Masyarakat Minangkabau, selalu di-identikkan sebagai masyarakat perantau, dimana sebagian besar penduduk asli Minangkabau ini dapat kita jumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan di manca-negara sekalipun. Hal tersebut dapat terlihat dengan ditemukannya rumah makan Padang sebagai bentuk keberadaan perantau Minang.

Merantau pada etnis Minang telah berlangsung cukup lama. Sejarah mencatat migrasi pertama terjadi pada abad ke-7, dimana banyak pedagangpedagang emas yang berasal dari pedalaman Minangkabau melakukan perdagangan di muara Jambi, dan terlibat dalam pembentukan Kerajaan Malayu. Ada banyak penjelasan terhadap fenomena ini, salah satu penyebabnya ialah sistem kekerabatan matrilineal.Dengan sistem ini, penguasaan harta pusaka dipegang oleh kaum perempuan sedangkan hak kaum pria dalam hal ini cukup kecil.

Merantau bagi orang Minangkabau tidak hanya memperkaya dunia dengan benda-benda material dan investasi, tetapi juga juga memperkuat adat matrilineal Minangkabau itu sendiri. Di sisi lain, merantau dapat mempertahankan hubungan antara Alam Minangkabau dengan daerah rantau menjadi suatu proses guna menegaskan identitas Minangkabau, baik di ranah maupun di rantau. Tradisi ini mendorong generasi muda unutk pergi merantau dan meninggalkan kampung halaman karena belum diannggap berguna di kampungnya. Minangkabau merupakan salah satu suku yang berkembang dengan banyak pencapaian. Keberhasilan orang Minang banyak diraih ketika berada di perantauan bahkan hingga menetap di tanah rantau.

Tujuannya antara lain untuk mendapat pengalaman yang mumpuni sehingga bisa meningkatkan harga diri. Saat merantau, pria Minang tentunya tidak langsung secara instan menjadi sukses. Mereka melewati tahapan-tahapan hidup. Ketika di perantauan, kebanyakan orang Minang menggunakan basic skill untuk bertahan hidup yakni berdagang. Maklum, jiwa berdagang orang Minang telah mengakar sejak ribuan tahun yang lalu. Kebanyakan orang Minang menyukai pekerjaan yang bebas. Salah satu pilihan pekerjaan terbaik adalah berdagang. Pasalnya, dengan berdagang mereka dapat bebas bertindak menjadi tuan rumah atas diri sendiri.  Kebanyakan orang Minang menyukai pekerjaan yang bebas. Salah satu pilihan pekerjaan terbaik adalah berdagang. Pasalnya, dengan berdagang mereka dapat bebas bertindak menjadi tuan rumah atas diri sendiri.

Tentu ada alasannya kenapa orang Minang suka berdagang, Alasan utamanya, karena idealisme. Idealisme yang dimaksud adalah orang Minang tidak suka diatur dan dikekang. Mereka berani memulai usaha dari nol dengan usahanya sendiri, dan kurang menghiraukan resiko rugi. Toh kalau rugi, bisa memulai usaha yang lain lagi, dari nol lagi (mungkin ini sebabnya tak banyak usaha orang Minang yang berkembang menjadi besar). Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa orang berdagang adalah orang yang bertindak dan berbuat sesuai dengan kemauannya, tidak disuruh-suruh orang lain “Bia karajo barek,untuang awak saketek, tapi ati sanang bakarajo, ndak disuruah-suruah urang do,”. Maksudnya, biar kerja berat, untung sedikit, tapi hati senang bekerja, tidak disuruh-suruh orang.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS