Ticker

6/recent/ticker-posts

Mengenal Fathul Arifin serta Suluk Bait Duabelas di Jember

 


Oleh: Indah Aprilika Tanjung, seorang mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau, Universitas Andalas


Fathul ‘Arifin ialah sebuah teks yang membuat gagasan, ajaran dan pengalaman yang bersifat kerohanian yang bisa dijalankan oleh siapapun saja, salah satunya yaitu Bait Dubabelas yang disusun oleh syekh kemuning. Bait dua belas merupakan kitab ilham yang diberikan oleh syekh Muhammad Nur saat ia melaksanakan khalwah suluk mujahadah. Setelah ia sudah melakukan suluk bait duabelas selama Sembilan tahun, setelah itu ia mendapat ilham berupa angka satu sampai dua belas yang dituliskan dalam sebuah buku yang diberi nama kitab Biat dua belas (Fathul Arifin) atau biasanya masyarakat disana menyebut dengan ajaran dua belas. Kitabnya menjelaskan tentang kajian tauhid, gagasan dan pengalaman keislaman yang harus dijalankan oleh orang yang ingin mencapai kebenaran yang tinggi dan senantiasa berusaha untuk menjaga rahasia sang wujud melalui jalan ma’rifa. 

Kitab ini ada 12 bait yang dibuat dengan bahasa yang cukup menarik percampuran antara bahasa jawa dengan bahasa arab. Untuk pembahasan dibait pertamanya dia menjelaskan tentang pengenalan tentang allah, dibait kedua dai membahas tentag perincian manusia, bait ketiga menjelaskan tentang hidup, bait keempat menjelaskan tentang ciptaan allah, bait kelima menjelaskan tentang selamat dunia dan akhirat, bait keenam menjelaskan tentang bait-bait sebelumnya, bait ketujuh menjelaskan tentang rusaknya ciptaan allah, bait kedelapan menjelaskan tentang hukum allah, kesembilan menjelaskan tentang sifat ciptaan allah, bait kesepuluh menjelaskan tentang jumlah hokum disetiap perbuatan atau hukum syara’, kesebelas menjelaskan tentang sifat ciptaan allah dan yang terakhir bait ke dua belas menjelaskan tentang selamat dunia akhirat. Bait ini sering dibacakan oleh para santri selepas sholat isya, tujuannya yaitu agar para santri lebih taqwa dan lebih taat kepada Allah SWT.

Naskah bait dua belas ditulis dengan huruf tulisan jawi atau pegon yang didalamnya terdapat pelambangan sebuah simbol berupa angka, serta terdapat pemilihan struktur kebahasaan yang disusun dalam bentuk tembang, syi’ir dan nazam yang menjadikannya identitas tersendiri pada naskah tersebut. Untuk mempelajari kitab ini lebih terkhusukan untuk santri agar santri dapar memehami secara benar isi yang terdapat didalam naskah tersebut karena dalam naskah ini berisi tentang ajaran tauhid bahwasannya percaya bahwa allah itu Esa (satu) dan allah itu wujud (ada). Saat membacakan naskah bait dua belas ini terlebih dahulu para santri membaca kitab secara bersamaan di serambi masjid dengan syair, tujuannya yaitu agar para santri tersebut mandiri dan tidak terpatokkan oleh gurunya dan agar para santri tersebut benar-benar siap untuk menerima proses pembelajarannya.

tahun 1946. Fungsi dari membaca naskah bait dua belas adalah adanya unsur ngalap barokah. Ngalap barokah adalah meminta sesuatu kepada Allah SWT dengan orang shalih dengan cara meminta doa melalui orang lain dalam mencari sebuah kebaikan dan memanfaatkannya dalam hidup dan kehidupan. Selain adanya unsur ngalap barokah fungsi dari membaca naskah bait dua belas yaitu dapat mendatangkan rezeki, merasakan aman, tidak pernah terjadi pencurian (kriminalitas) dan dapat meningkatkan ekonomi.

Naskah Fathul ‘Arifin ditulis oleh KH. Shirotol Mustaqim ia lahir di Banyuwangi pada tahun 1871 ia pernah belajar di sebuah pesantren Syeikguna M. Kholil Bangkalan selama 4 tahun. Ia mempelajari beberapa tarekat diantaranya yaitu tarekat Syattariah, Naqsyabandiyah, Akmaliyah Ahmadiyah, Tijaniyah, Ghozaliyah, dll. Saat dia sudah mencapai 14 tarekat dia masih belum mendapatkan kebenaran hingga pada akhirnya dia bertemu dengan syekh kemuning. Siapakah Syekh Kemuning itu? Syekh kemuning ialah seseorang yang hidup dikeluarga yang sederhana dan taat dalam menjalankan ibadah. dia lahir pada tanggal 12 bulan Maulud tahun 1808 di Desa Patalangan Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat dan wafat di Kemuningsari Lor Jember pada tahun 1946. Ia adalah orang yang pintar dan banyak mempelajari agama-agama secara mendalam serta pandai dalam membuat naskah tentang keagamaan, seperti pada kitab Al-Hikam ‘Salikina’ atau ‘mujdhubina’ yang berisikan tentang bahwa orang yang telah sampai kepada allah dibagi menjadi dua yaitu, salikin mereka berkata “saya melihat Allah setelah saya melihat melihat kekuasaannya dan yang kedua majdhubin mereka yang mengambil dalil sebelum melihat kekuasaan Allah dan berkata’saya melihat allah sebelum saya melihat kekuasaan Allah’. Pada saat K.H, Shorotol Mustaqim bertemu dengan syekh kemuning dia membuat naskah yang diberi nama bait dua belas. Sejak sertifikatnya sudah ada, Bait dua belas mulai disebarkan kepada masyarakat walaupun masih dalam ruang yang terbatas dan dalam komunitas alumni dari pesantren Nahdatul Arifin yang keluar ke tengah-tengah masyarakat. Naskah ini banyak tersebar di Jember dan ketika para alumni pesantren nahdatul Arifin mulai tamat mereka juga ikut dalam penyebaran naskah bait dua balas diantaranya, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, hingga kepulau Sumatera. Saat membacakan naskah bait dua belas dilakukan dalam waktu dan konteks yang beragam. Pada pesantren Nahdatul Arifin naskah bait dua belas dilakukan pada waktu-waktu yang tertentu saja. Setiap harinya santri diwajibkan membaca naskah Bait dua belas secara bersamaan minimal membacanya sebanyak 3 kali, yaitu setelah sholat ashar, setelah sholat isya, dan setelah sholat subuh yang membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk pelaksanaannya serta untuk pembacaan tembang membutuhkan waktu yang lebih lama yang dilakukan oleh para santri setiap hari jum’at setlah shalat subuh. Tak hanya para santri saja yang membacakan naskah bait dua belas ini warga sekitar juga ikut membacakannya dan kebanyakn generasi tua rata-rata juga membacanya. Pembacaan bait dua belas dilakukan pada acara seperti selamatan kelahiran bayi, sunatan, kematian, dan lain sebagainya.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa mempelajari naskah bait duit belas terkhususnya bagi para santri adalah untuk membantu para santri dalam mempelajari ilmu tauhid, karena dapat kita ketahui bahwa ilmu tauhid ialah ilmu yang sangat penting untuk diajarkan yang berfungsi untuk menambah keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT dan rasulnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS