Ticker

6/recent/ticker-posts

Antara Lautan Dan Pegunungan



Oleh : Ayu Azhara 

                      ( Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau)

       Lautan merupakan suatu atau sebuah kumpulan yang besar dan air asin yang sangat luas di mana ada kaitanya atau hubungan dengan samudra, Adapun Pegunungan merupakan suatu atau sebuah tanah yang menjulang tinggi atau kumpulan sebuah gunung yang di mana terlihat saling berdekata. Dalam kajian ini terdapat dua kutub biner yang di mana ada banyak sebuah lingkup suatu budaya, Di lihat dari aspek sebuah Lautan itu terdapat diwakili sebuah substansi itu sendiri .Ini menjelaskan sesuatu dimana memuat atau berasal sebuah wilayah berupa geografis di mana terlihat jauh dari sebuah garis pantai dan terdapat berbagai ribuan meter di bagian atas permukaan air laut itu.Adapun di lihat dari sebuah aspek atau bentuk Pegunungan ini dikaji yang dimana dikategorikan oleh sebuah lokasi tempat dokumen suatu naskah yang akan memuat suatu teks.

      Pada saat itu Tome Pires akan mengunjungi sebuah tempat wilayah di pesisir bagian utara atau pulau jawa ada beberapa tahun setelah sebuah malaka jatuh ke tangan sebuah negara portugis itu terjadi pada tahun 1511 .Akan tetapi menurut laporan dari pires tidak banyak yang di dapatkan informasi tentang sebuah kaum pertapa di jawa pada saat itu, namun ada berbagai sedikit gambaran yang dapat disampaikan yaitu pertapa sebuah pengembara yang di mana datang lalu singgah di berbagai tempat yang ada di wilayah jawa ataupun wilayah luar jawa dimana mereka juga menjalin suatu hubungan dengan laut dan sebuah kehidupan suatu masyarakat yang ada di pesisir. Dimana juga melakukan untuk memasukkan laut ke dalam sebuah bentuk rute yang akan di jadikan sebuah pengembara, Itu terdapa sebuah contoh dalam teks bernama Bhujangga Manik (Noorduyn serta Teeuw,2009),ada juga Kidung Suraja (Setyawati, 2015) , terakhir Tantu Panggelaran (Pigeaud,1924),hal itu kenyataannya bisa terlihat ataupun dilihat.

     Terdapat dalam sebuah teks di mana pertapa Bhujangga Manik itu telah melintasi sebuah jalur laut itu dalam tiga kali selama pengembaranya ,hal itulah yang menyebabkan dia menerima suatu gelar Ameng Layaran.Saat dalam perjalanan pertamanya ia mengembara ke sebuah arah timur sampai ke Majapahit dan Demak ,hingga akhirnya ia pulang karena sudah tidak tahan lagi rindu kepada ibunya itu.Hingga di pamalang atau sekarang di sebut sebagai wilayah pemalang,terdapat di jawa tengah saat ini,di mana dia menumpangi suatu perahu yang ada di situ di malaka tersebut yang akan berlabuh di tempat kalapa yaitu wilayah jakarta saat ini (93-124).Lalu dalam perjalanan kedua untuk menuju pulau bali dan sampai di sebuah Balungbungan yaitu blambangan wilayah banyuwangi bagian selatan saat ini , serta dia menjalani sebuah suatu kehidupan yang bersiofat aksetik itu terjadi satu tahun saja.Karena saat itu dia menaiki perahu yang dimiliki oleh seorang nahkoda Selabatang tujuan untuk menyeberang(869-964). Terakhir yaitu yang ketiga saat di bali yang terjadi disana ketidak cocokan dalam kehidupanya dan dimana situasdi disitu tidak memungkinkan atau ramai,lalu dia Bhujangga Manik memutuskan untuk kembali ke wilayah pulau jawa di mana dia menaiki sebuah kapal yang dimiliki oleh nahkoda Belasagara dimana yang akan berlayar menuju wilayah palembang(978-1021).

      Di mana dalam sebuah teks dari Sunda Kuna itu bisa menjelaskan suatu gambaran deteil yang terdapat pada bagian-bagian suatu perahu,lalau bentuk atau suatu bahan masing-masing yang terdapat pada saat itu ,serta terdapat suatu pembagian sebuah tugas yang di kerjakan oleh awak perahu tersebut,terdapat teknik sebuah pelayaran,,serta menjelaskan bagaimana terjadinya suasana saat perahu tersebut berlayar di laut.

      Adapun untuk adegan sebuah pelayaran yang dijelaskan oleh pupuh VI Kidung suraja dalam sebuah narasinya,itu bermula di mana Suraja ingin pergi ke arah bagian timur dalam rangka ingin menyepi di sebuah gunung Pamrihan itu ,pada saat itulah adiknya mengusulkan agar dia menaiki atau menumpangi sebuah perahu (jukung) namanya, serta merekapun berlayar di lautan hingga selama beberapa bulan (pirang wulan) hingga mereka berlabuh di sebuah Lemah Bang.Hal itu cukup membuat perbedaan antara teks yang terdapat di Bhujangga Malik di mana dalam sebuah teks itu menjelaskan secara komplit yang terjadi pada suasana pelayaran dan bagian sebuah perahu yang akan ditumpanginya itu. Dan pada teks Kidung Suraja tidak terlalu menjelaskan sebuah kegiatan tokoh tersebut dalam berlayar (tan koningaeng ernawa ‘dimana tidak dijelaskan pada saat berada di suatu lautan tersebut’ VI.18h)

       Hal itu sama dengan sebuah Tantu Panggelaran ,di mana menjelaskan tokoh Mpu Kalotan serta Mpu Wajukuning di mana dia bertemu Mpu Mahapalyat. Dia Mpu Mahapalyat menjelaskan keinginanya bahwa dia ingin pulang ke sebuah mandala di suatu Nusa kambangan itu setelah telah mengelilingi wilayah pulau jawa.Lalu Mpu Mahapalyat mencari sebuah batu yang sepanjang sepuluh depa itu di gunakan sebagai sebuah perahu dalam suatu kendaraan saat mereka berlayar tersebut.Serta mereka berlayar lalu pada saat di tengah lautan mereka menemukan sebuah bunga lotus yang berwarna merah (tunjung Bang) serta berdaun emas (pigeaud, 1924:107).Itupun tidak ada penjelasan atau uraian sebuah tokoh saat atau selama dalam pelayaran tersebut.

       Dalam sebuah pelayaran telah biasa ditemukan di sebuah teks yang terdapat dalam sastra jawa itu, dimana dalam pelayaran bukan lagi asing untuk orang jawa ,serta dalam sebuah jejak yang pengaruhnya jawa di sebuah produk dalam sastra di wilayah sekitaran di laut jawa dimana terbentang dari laut cina bagian selatan hingga sampai perairan yang terdapat di indonesia timur,itulah menyebabkan tujuan sebuah politik,dagang, serta kebudayaan.Sebuah laut atau sebuah perairan luas dimana sulit untuk diprediksi atau di tebak yang hadir dalam suatu alam konseptual manusia ,hal tersebut sesuatu yang menakutkan serta penuh ancaman. Sehingga itu telah berlaku dalam situasi umum hal itu karena keterikatan seorang manusia dengan sebuah daratan begitu kuat.

      Kesimpulanya bahwa dalam gambaran Bhujangga Manik,lalu Kidung Suraja Dan Tantu Panggelarandi lakukan di sebuah rangka dalam tirthayatra ,serta laut yaitu tirtha dimana harus disebrangi itu untuk mengantarkan seseorang dalam suatu tujuan yaitu kesempurnaan spritual dan membutuhkan sebuah kesiapan mental serta fisik yang sehat.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS