Hari Jumat,(11/7) telah dilaksanakan Upacara Adat Pengangkatan Penghulu dan Bundo Kanduang di Jorong Koto Tinggi, Ampek Koto Palembayan. Upacara ini merupakan prosesi adat penting bagi masyarakat yang tergabung dalam suku Chaniago, yaitu pengangkatan penghulu baru beserta anggota adat lainnya, termasuk Bundo Kanduang.
Prosesi ini merupakan bagian dari kelangsungan adat dan tradisi Minangkabau, yang tetap dijaga serta dilestarikan oleh masyarakat setempat. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tahapan penting yang dijalani, antara lain penyerahan gelar kepada penghulu yang baru diangkat, serta penyerahan barang-barang pusaka sebagai simbol legitimasi dan tanggung jawab yang akan diemban.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat dari golongan yang berbeda, termasuk tokoh-tokoh adat, pemuka masyarakat, serta warga Jorong Koto Tinggi sendiri. Suasana khidmat dan meriah menyertai jalannya prosesi yang sarat akan makna budaya ini.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tengah melaksanakan pengabdian di Nagari Ampek Koto Palembayan juga turut diundang dan hadir menyaksikan langsung prosesi adat tersebut. Tidak hanya sebagai tamu, para mahasiswa juga telah berperan aktif dalam membantu persiapan pelaksanaan upacara. Sehari sebelum acara, mereka bersama masyarakat bergotong royong menyiapkan berbagai hidangan tradisional yang akan disajikan dalam acara adat tersebut. Kehadiran dan keterlibatan mahasiswa KKN dalam kegiatan ini menunjukkan semangat kebersamaan dan rasa hormat terhadap nilai-nilai adat yang masih kuat dijaga oleh masyarakat Minangkabau, khususnya di Ampek Koto Palembayan.
Menurut pendapat yang disampaikan oleh ibu Pipi Yusnia selaku Bundo kanduang yang diangkat pada hari itu iya menyatakan bahwa “ upacara ini disebut dengan upacara tagak datuak atau tagak panghulu tujuan dari upacara ini adalah untuk peresmian gelar datuak acara ini tidak memiliki ciri tertentu sama saja seperti lainnnya adapun syarat untuk menjadi seorang penghulu itu orang yang cerdik, pandai dan bisa memimpin anak dan ponakannya, pada upacara tidak ada pemilihan dan permusyawarahan dalam pemilihan datuak, hanya ditunjuk langsung oleh para penghulu dan ponakan. Dalam peresmian upacara adat ini bagi mamak-mamak dan bundo-bundo memberikan iuran untuk membeli beras, gula, kelapa dan ketan pulut sebelum acara. Upacara ini dilaksanakan terakhir kali pada lima belas tahun yang lalu, adapun keunikan upacara ini adalah adanya penyajian makanan tradisional di dalam satu piring itu ada lemang (ketan), gelamai, pinyaram dan kue kembang loyang biasanya juga ada pisang tapi karena pisang sudah berkurang jadi tidak dihidangkan”. Dalam pelaksanaan pengangkatan datuak ini haruslah diangkat secara langsung oleh datuak atau penghulu sebelumnya.
Niniak mamak Suku Caniago Dt Mulia Basa yang telah dilewatkan yakni Ardison sebagai Pangulu Dt Mulia Basa, Doni Elvani sebagai Panukek Dt Pandugo Endah, dan Arifaldo sebagai Imam Katik Kt Basa. Acara ini mengingatkan pentingnya peran pangulu dalam menjaga keberlangsungan nilai adat Minangkabau, khususnya dalam mengayomi anak kemenakan serta menyelesaikan persoalan dalam kaum secara musyawarah dan juga menjadi momentum bagi generasi muda untuk mengenal kembali dan melestarikan budaya Minangkabau, yang sarat akan nilai kearifan lokal dan semangat kebersamaan.
0 Comments