Ticker

6/recent/ticker-posts

Trasdisi merapi –merbabu pada masa kerajaan amangkurat I

 


 

Oleh : Sowatul Islah

(Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Daerah Minangkabau)


   Amangkurat I adalah pemimpin atau raja kerajaan mataram pada periode keempat, yaitu pada tahun  1618/1619-13 juli 1677).amangkurat satu ini juga memmpunai gelar susuhunan matarama pada tahun 1646 sampai amangkurat 1 ini meninggal,amangkurat satu meninggal pada tahun 1677.dan juga amangkurat 1 ini adalah anak dari sultan agung Hanyakrakusuma yang lahir pada tahun 1619 M.dan juga memmpunyai nama Sali yaitu raden mas sayidin,setlah sultan agung ini mangkata dari kerajaan mataram ini,maka dia digantikan ileh anaknya yang bernama amangkurat 1,yaitu pada tahun kekuasaan sekitar 1646-1677.dan pada masa inilah yang diaangap sebagai dimana kemunduruan kerajaan yang dipimpin yaitu kerajann mataram sebelumnya dipimpim oleh ayah amangkurat 1 yang bernama sutan agung Hanyakrakusuma atau juga mempunyai nama asli raden mas sayyidin.


   Menjelang kemunduran kerajaan mataram ini banyak sekali terjadi kompli-komplik kerajaan baik dari dalam kerajaan sendiri maupun di luar keraajaan mataram yang di bawah kekusaan amangkurat 1,dimana peristiwa-peritiwa itu sudah terekan di babad-babad yang bersala dari lungkungan kesusastraan jawa,diantaranya,babad tanah jawi,babad momana,dan lain-lain.dan dimana kerajaan mataram juga terekan dari texs babad yang di luar lingkungan kesusaastraan jawa,texs yang di luar lingkungan kesusastraan jawa ini adalah yaitu tradisi merapi-merbabu.gunung merbabu adalah gunung yang terkenal dengan nama damalung atau pamrihan yang juga meruoakan sebagai pusat studi sastra lisan agamanya hindhu budha.dan juga berbagai kelompok yang tinggal di lingkunga itu tidak menutupi dirinya untuk pengaruh-pengaruh terhadap tradisi merapi merbabu tersebut.dan juga ada texe-texs yang berasal agama islam yanh dimana texs-texs tersebut berasal dari kelompok atau komunitas tersebut.(vandermolen dan kuntara wiryamartana.,2001).tradisi merapi merbabu ini sangat banyak sekali meninggalkan naskah-naskah  yang berjumlah sekitar 400 naskah dan naskah-naskah trsebut masih ada pada saat  ini yang masih tersimpan di perpustakaan nasional dan juga bukan disitu aja jug ada terdapat beberapa tempat yang berada di luar negeri,naskah yang di simpan di perpustakaan nasional itu disebut dengan koleksi naskah merapi-merbabu. 

 









    Naskah-naskah ini juga tercantum pada naskah yang berkolofon pada beberapa naskah yang dapat dilihat bahwa naskah-naskah di scriptorium merbabu juga dapatbdi tulis atau di salin antara paruh keduan dan juga tujuh belas dan kuart pada tahunal pertamanya yang ada pada abad kedelapan belas yang dimana itu tepat pada kekuasaan amangkurat 1 di kerajaan mataram pada masa pemerintahan tahun (1646-1677) dan juga dengan pemerintahan pakubuwana 1 pada tahun (1704-1719)

(kuntara wiryamartama,1993).


    Dalam naskah merapi-merbabu yang terdapat banyak naskah juga terdapat satu naskah yang di dalamya terdapat peristiwa pada masa kempemimpinan amangkurat 1 di kerajaan mataram,yang dimana sejarah kejadian di kerjaan mataram pada saat terbunuhnya medium di kerajaan mataram pada pimpinanan amangkurat 1,yang bernama wiramnaggala dan tanuraksa dimana kejadian itu ada dua peristiwa satu lagi yaitu hilangnya gudang obat di kerajaan mataram.pada peristiwa pembunuhan ini dapat digolongkan peristiwa pada naskah gita sinangsaya dan juga peristiwa ini bukan termasu pada peristia yang bukan sangat besar juga pada masa amngkurat 1 yang dimana peristiwa-peristiwa ini yang tercata pada sejarah local maupun sejarah yang terdapat atau yang bersumber dari belanda.dan catatan ini dapat di jadikan sebuah rujukan baru yang mendapatkan bukti sejarah pada masa kekuasaan amangkurat 1 ini.


    Di dalam naskah gita sinangsaya ini merupaka salah satu judul texs kidung yang juga ada pada naskah merapi merbabu  ini.di dalam naskah-naskah gita sinagsaya yang terdapat catatatan peristiwa pada masa kekuasaan amangkurata 1 pada kerajaan mataram,yang terdapat pada naskah sinangsaya yang berada pada nomor 313 dan naskah gita singsaya ini memilii tiga naskah yang lainnya adalah naskah gita sinangsaya yaitu naskah dengan no 212 dan 231.dimana catatan peristiwa tersebut tidak ada dalam texs ,catatan ini terdapat catatan pinngir pada kolofon exs gita sinangsaya ,dan juga dikenal sebagai catatan kecil ,walapun di kenal dengan catatan kecil tapi peristiwa yang ada pada texs ini sangatlah penting  dan juga di salin dan ditulis dengan sangat lengkap sekali yang dimana terletak pada texs gita singsaya 313 ini,dari sisi tenpat penyalinanya mapun tahun penyalinanya itu, dengan menggunaka cara sengkalan yang dimana sanat dkenal dalam tradisi merapai-merbabu,antara lain: sengkalan milir, sengkalan koci, dab candra sangkala.


Kolofon naskah ini yang berbunyi:

Itih gita sinangsaya,samapta tlas tinular ring giri karungrungan imbang bayabya parabing geger pangonan, wanasaba,ta nahan prasadu nikang anuis ring sira rang sang amaca mwang sang angrenge.mangkate ki lawelu sang manulad dening sastra minda tur banggaagung alit,ini lah cplikan sedkit dari sis naskah gita singasaya itu.


 



   banyak sekali cobaan pada masa amangkurat 1 ini yaitu ia pernah mencoba beberapa kali percobaan penggulingan kekuasaan dan pemberontakan trunajaya,da nada juga dampak dari percobaam yamg dia lakukan itu banyak terjadinya ketidakpuasaan di dalam kerajaanya tersebut.pemberontakan yang di lakukan oleh trunajaya ini adalah dapat menduduki keratin plered yang dimana memaksa amangkurat 1 untuk melarikan diri untuk melindungi voc,namun pada saat itu amangkurat 1 meninngal dunia pada sedang dalam perjalanan ,dan amangkurat 1 memmpunya anak yang bernama raden mas dan dimana pada saat amangkurt 1 meninggal dan pada saat itulah posisi amangkurat 1 digantikan oleh anaknya yang bernama raden mas.


Nama penulis: sowatul islah, jurusan sastra Minangkabau universitas Andalas

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS