Ticker

6/recent/ticker-posts

MAKNA HARI RAYA NYEPI SEBAGAI PENINGKATAN SPIRITUAL

 



Nama : Sendy Sintia Rahmi

Nim : 2110742008

Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau , Universitas Andalas.


Hari raya Nyepi adalah salah satu hari raya besar keagamaan bagi umat Hindu di Indonesia. Hari raya Nyepi dilaksanakan untuk menyambut tahun baru saka yang jatuh pada penggal Apisan Sasih Kedasa ( Eka Sukla Paksa Waisaka ) sehari setelah Tilem Kesanga. Nyepi berarti Sunyi, jadi perayaan Nyepi diperingati dengan sepi tau hening. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam menyambut hari raya Nyepi berikut :

1. Mengadakan upacara Bhuta Yadnya, yaitu Caru yang disebut Tawur dilanjutkan dengan perayaan Nyepi satu malam.

2. Pada hari Tilem sasih kesanga merupakan penyucian para dewa, mengambil air kehidupan yang ada di tengah-tengah lautan, umat Hindu melakukan persembahan kepada para dewa melalui suatu upacara menurut kemampuan.

Pada hari yang bernama purwani tilem kesanga, melaksanakan upacara Bhuta Yadnya di perempatan jalan raya, lalu keesokan harinya dilanjut dengan melaksanakan upacara Melasti ke laut menyucikan pratime, keesokanya melakasanakan Nyepi dengan tidak menyalakan api, tidak melakukan pekerjaan, dan tidak menghidupkan api di semua tempat. Hari raya Nyepi jatuh pada tahun baru saka, latar belakang tahun baru saka pengunaan tahun baru saka diresmikan pada waktu penobatan Raja Kamiska I di India dan selanjutnya berkembang sampai ke Indonesia. Tujuan dari hari Raya Nyepi ialah makna rangkaia upacara yan diselenggarakan sebelum hari raya Nyepi, yaitu ada 2 rangkaian upacara yang dilakasanakan upacara Melasti dan Tawur Kesanga. Makna dan tujuan dari upacara Melasti dalam lontar Sanghyang Aji Swamandala menjelaskan : …anggayuntaka laraning jagad, paklesa letehing buana, yang berarti `melenyapkan penderitaan masyarakat, melepaskan kepapanan dan kekotoran masyarakat. Buku pedoman hari raya Nyepi dijelaskan bahwa upacara Melasti Tawur bertujuan menyucikan arca,pratima,nyasa atau pralngga, seperti arca Brahma, Wisnu, Siwa, Ganapati, dan sebagainya. Itu merupakan media yang memusatkan pikiran di dalam memuja Hyang Widhi atau manifestasi-Nya,dan memohon Tirtha Amerta agar mendapatkan keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan dalam hidup. Selanjutnya upacara Tawur Kesanga dalam lontar Sundari Gama menjelaskan bahwa `…ring prawaning tiem kesanga gaweakane bhuta ya yadnya ring catur pataning desa  yang berarti pada hari prawarni tilem kesanga agar melaksanakan upacra Bhuta Yadnya/Tawur Kesanga di perempatan desa tujuanya ialah menetralisir kekuatan alam agar bergerak secara seimbang dan harmonis, sehingga terwujudlah kelestarian alam, kesejahteraan dan keselamatan makhluk hidup di dunia ini.

Setelah kedua upacara dilaksanakan barulah sampai pada acara puncak yaitu hari raya Nyepi yang di rayakan dalam suasana sepi. Makna dari perayaan hari Nyepi sendiri untuk menyucikan diri lahir dan batin secara lahiriah (nyata) mandi yang bersih. Tujuan dari hari raya Nyepi adalah untuk menyambut Tahun baru Saka yang dilandasi dengan kesucian lahir batin, baik pada Bhuana Alit maupun pada Bhuana Agung, serta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Shang Hyang Widhi, manusia dengan sesamnaya dan makhluk ciptaanya, serta manusia dengan lingkunganya.

Pelaksanaan hari raya Nyepi dengan dua rangkaian yaitu upacara yaitu Melasti dan Tawur Kesanga.Upacara Melasti sendiri dilaksanakan tiga atau empat hari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, sebagai upacara awal adalah manghaturkan sesajen di Pura Puseh, Pura Desa, Pura Dalem, serta di Pura-Pura yang menjadi milik desa, memohon kehadapan Dewa-Dewi dan Bhatara-Bhatari agar berkenaan bahwa beliau akan distanakan di Bale Agung atau tempat yang telah ditentukan, sampainya di tempat Melasti lalu menghantarkan sesajen dilanjutkan dengan Nunas Tirtha pengelukatan kehadapan Dewa-Dewi dan Tirtha Amerta kehadapan sang Hyang Widhi/Baruna. Tirtha pengelukatan tersebut, dipercikkan dahulu pada Arca, pratima, pralingga serta semua perangkat upacara dan kepada semua masyarakat yang ikut dalam upacara ini, kemudian dilanjutkan dengan sembahyang bersama barulah memohon Tirtha Amerta. Proses Melasti sendiri bertujuan untuk mensucikan diri pribadi maupun mensucikan media atau alat-alat symbol-Nya, serta pada saat umat Hindu mulai memantapkan diri untuk merayakan hari raya Nyepi. Setelah upacara berakhir, kemudian menuju para Bale Agung yang secara simbolis meistanakan pratima, arca, pralingga-Nya. Selama bersthana/nyejer umat Hindu wajib mempersembahkan sesajen prani dan nunas tirtha amertha untuk kesejahteraan diri  sendiri dan lingkungan. Upacara Tawur Kesanga dilaksanakan tepat pada hari Tilem Chaira yaitu sehari sebelum upacara Nyepi, Tawur dilakasanakan disesuaikan dengan tingkatannya yaitu :

a) Tingkat provinsi bernama Tawur Agung, bertempat di Catuspata/persimpangan.

b) Tngkat kabupaten dinamai panca kelud , bertempat di Catuspata/persimpangan.

c) Tingkat kecamatan bernama Upacara Panca Sanak di Catuspata/ persimpangan.

d) Tingkat desa maka tawurnya disebut panca sata, bertempat di jaba depan Pura Bale Agung atau Pure Desa.

e) Tingkat Banjar jenis tawurnya disebut Ekasata, bertempat di depan Balai Banjar.

f) Di rumah umat masing-masing.

Setelah menghaturkan upacara-upacara/sesajen, dilanjutkan dengan Upacara Ngerupuk yaitu berkeliling di halaman rumah membawa obor, bunyi-bunyianya, disertai dengan menaburkan nasi tawur, setelah itu diharapkan para bhuta kala tidak menggangu kehidupan manusia. Setelah semua upacara diatas semua anggota keluarga mebyakala, meperscita, nata lara melaradan untuk penyucian diri (kecuali yang belum tanggal gigi). Makna filosofis hari raya Nyepi sendiri yaitu dapat dilihat makna rangkaian Upacara Nyepi adalah sebagai pendukung kea rah sempurnanya perayaan hari raya nyepi, rangkaian upacara hari raya nyepi a) Upacara Melasti yang bermakna yaitu melenyapkan kotoran, baik pada Bhuana Agung maupun pada Bhuana Alit (makrokosmos dan mikrokosmos). b) Upacara Tawur Kesanga yaitu mempunyai makna menyucikan dan menyeimbangakan alam semesta dengan menetralisir kekuatan alam, tirtha tawur untuk melebur malaning bumi, agar tercapai keseimbangan Bhuan Alit dan Bhuana Agung diadakan pengembalian apa yang pernah diambil yang diwujudkan secara simbolis dengan menaburkan nasi, sehingga tercapai keharmonisan dan kesejahteraan hidup. Perayaan Nyepi sebagai tonggak bagi umat Hindu untuk dapat insaf dan sadar diri, untuk mengenang dan merenungkan kembali segala perilaku yang telah diperbuat selama setahun, saat Nyepilah mengingat terus mengenai hakikat kebenaran, karena kebenaran itulah yang langgeng, yang lainnya tidak abadi adanya. Saat Nyepi merupakan upaya nyata untuk dapat mengendalikan diri, menahan diri, tidak hura-hura, serta tidak berperilaku angkuh terhadap siapapun.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS