Ticker

6/recent/ticker-posts

Universitas Negeri Padang Kukuhkan Guru Besar Kehormatan dan Adjunct Profesor

 

Pengukuhan guru besar Dwi Soetjipto


Sebagai Universitas yang berstatus PTNBH , Universitas Negeri Padang (UNP) terus berupaya meraih prediket World Class University, melalui Kemendikbud Ristek untuk masuk ke pemeringkatan Internasional ranking QS 1000.

Salah satu upaya tersebut ialah peningkatan SDM dosen yang dimiliki salah satunya memberikan dedikasi kepada tokoh yang beekontribusi di bidang pendidikan. UNP telah memberikan 5 Gelar Doktor Kehormatan pada Bapak Muhammad Syafei tahun 1968 (tokoh dan pemikir pendidikan dari Sumatera Barat) Bapak Gamawan Fauzi (2011), Ibu Megawati Sukarnoputri (2017), Dato’ Seri Anwar Ibrahim (2018) dan Bapak Muhammad Jusuf Kalla (2019). Untuk Profesor Kehormatan, pertama kalinya telah diberikan pada Pof. Dr. Fahmi Idris, tahun 2022 yang lalu.


Pengukuhkan Dr. Ir. Dwi Soetjipto MM sebagai guru besar dalam bidang ilmu manajemen UNP Padang pada Sabtu 25/2 auditorium universitas negeri Padang jalan Hamka Padang 


Rektor universitas negeri Padang Prof Ganefri menyampaikan sambutannya pada Pengukuhan jabatan guru besar kehormatan dalam bidang ilmu manajemen universitas negeri Padang Kepada Dr.Ir. Dwi Soetjipto.M.M pemberian gelar profesor Kehormatan ini telah melalui mekanisme dan telaah mekanisme oleh tim senat akademik universitas atas kelayakan akademik dan pertimbangan non akademik universitas atas kelayakan dilihat dari karya beliau dalam bentuk buku bidang manajemen


Dalam Pidato Pengukuhan berjudul "Implementasi Manajemen Stratejik Mendukung Ketahanan Energi Menuju Indonesia Emas 2024" untuk Jabatan Guru Besar Kehormatan dalam Bidang Ilmu Manajemen Universitas Negeri Padang, Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M.



Pada kesempatan itu, Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M. menyampaikan bahwa membangun ketahanan energi nasional untuk mendukung pencapaian Indonesia Maju 2045 dan pencapaian net zero emission 2060 dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan.


"Keterlibatan perguruan tinggi dalam ketahanan energi suatu negara bukanlah hal yang baru. Di Malaysia untuk membangun ketahanan energi melibatkan perguruan tinggi, termasuk dalam membuat peta jalan dalam menghasilkan ahli dalam bidang energi untuk mendukung pencapaian ketahanan energi," tambah Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M.


Lebih lanjut kata Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M., dalam mendukung pencapaian target nett zero emission 2060, dibutuhkan peran Perguruan Tinggi untuk ikut menguji hipotesa-hipotesa yang ada, pada visi jangka panjang dan peta jalan dalam mencapai ketahanan energi.


"Sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka, maka Universitas Negeri Padang (UNP) diharapkan dapat berperan dan berkontribusi dalam upaya membangun ketahanan energi nasional, salah satunya adalah melalui penguatan keilmuan manajemen stratejik dalam mata kuliah ilmu manajemen," tukuk Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M.



Kata Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M., untuk mewujudkan ketahanan energi untuk mendukung pencapaian Indonesia maju di peringatan 100 tahun atau peringatan emas kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2045, maka hal-hal yang sangat mempengaruhi dan harus menjadi prioritas antara lain menuntaskan pembahasan RUU EBT dan RUU Migas; mendorong perpindahan secara agresif sumber energi fosil minyak dan batubara ke gas; membangun jaringan distribusi gas secara masif: mendorong tumbuhnya industri pengguna gas; hilirisasi batubara dan migas; sovereign wealth fund EBT


Selain itu kata Dr. Ir. Dwi Soetjipto, M.M., dalam aspek SDM, maka ke depan harus didorong lahirnya pemimpin-pemimpin yang memiliki visi jauh kedepan, memiliki kemamjuan manajemen stratejik yang kuat disemua bidang sehingga mendukung upaya pencapaian pembangunan ketahanan energi nasional.


Pada kesempatan itu, Prof. Dr. Nor Aishah Buang dalam orasi ilmiahnya menegaskan pendidikan kewirausahaan tidak boleh diharapkan menghasilkan wirausaha tetapi hanya boleh untuk memotivasi dan melahirkan minat untuk menjadi wirausaha.



"Hasil dari program wirausaha hanya semata menghasilkan minat, sikap, motivasi untuk berwirausaha. Jadi jika pendidikan kewirausahaan diharapkan untuk menghasilkan jumlah wirausaha sebagai ukuran keberhasilan pendidikan kewirausahaan maka hal itu adalah suatu kekeliruan," tambah Prof. Dr. Nor Aishah Buang.


Untuk itu, kata Prof. Dr. Nor Aishah Buang, pendidikan kewirausahaan bukanlah pendidikan seperti Matematika atau ilmu sains sehingga harus disadari bahwa pendidikan kewirausahaan berupaya untuk melahirkan minat dan motivasi berwirausaha.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS