Ticker

6/recent/ticker-posts

Bencana Alam Terjadi. Apakah Alam yang Salah? Atau Kita?




Penulis: Karina Pratiwi Siregar
NIM : 2010421013
Pekerjaan: Mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Andalas


Mungkin Tuhan mulai bosan. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Siapa yang tidak pernah mendengarkan lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade ini, mungkin kita pasti pernah mendegarnya. Lantas apakah benar Tuhan mulai bosan atau alam yang salah? Atau itu hanya sebuah kalimat pembenaran bahwa manusia tidak mau disalahkan.
Seperti pribahasa tidak ada asap kalau tidak ada api. Yang mana tidak ada akibat tanpa sebab. Asap hanya akibat. Sebabnya adalah api. Banyak nya bencana alam yang terjadi mulai dari banjir biasa sampai banjir bandang, longsor, kebakaran hutan, polusi udara, pencemaran air di sungai maupun di laut sering mendera beberapa wilayah di Indonesia. Sejujurnya, bumi dan alam ini kian menangis dari waktu ke waktu. Itu tidak lebih sebab ulah bengah kita manusia.
Seperti misalnya baru baru ini bencana banjir yang melanda Kabupaten Lampung Selatan yang berdampak ke empat Kecamatan seperti Kecamatan Sidamulya, Kecamatan Kitabung, Kecamatan Candipulo dan Kecamatan Kalianda. Tentu saja, banjir yang terjadi ini ketika curah hujan yang tinggi dan daya resapan air yang semakin menurun akibat luasan hutan yg semakin sedikit serta tidak bisa lagi menyerap air ketika hujan turun terus menerus sepanjang hari. Tidak lepas juga dari bencana gempa bumi, yang baru baru ini menimpa Pasaman Barat, Sumatera Barat yang mengakibatkan 25 orang tewas, 465 orang luka-luka dan  dan sedikitnya 16.000 orang mengungsi.
Benar saja, bahwa persoalan bencana alam ini dari tahun ke tahun terus berulang, tidak tau kapan berakhirnya.  Tapi apakah pantas kita mengatakan bahwa alam yang salah? Tentu kita ingat lagi bahwa Tuhan memberikan kita tempat untuk hidup ini hanyalah sebuah titipan yang mana kita harus menggunakannya sesuai kebutuhan, menjaga, dan juga merawatnya. Jangan karna ketamakan mengasai sehingga menyakiti bumi dan membuat bumi menjerit. Jika kita baik ke alam, maka alam akan baik ke kita. Karna sejatinya kita dan alam harus harmoni untuk selalu seiring sejalan.
Sesungguhnya alam pasti tidak lah salah, bumi ini menjerit. Menangisi nasibnya karena derita sakit yang semestinya bisa disembuhkan oleh manusia. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah ketika egoisnya manusia yang semakin ingin melebihi kuasa Sang Pencipta dan juga ketamakan serta keserakahannya hingga alam berkata-kata dalam tangisnya karena tidak mampu menahan ulah bengah  kita manusia yang semakin merajalela.
Maka dari itu kita sebagai makhluk Tuhan yang berakal sepantasnya kita harus menjaga dan merawat bumi ini. Jangan biakan bumi kita menangis karna ulah kita sebab kita semua menjadi penerima dari apa yang juga diderita oleh alam dan bumi ini. Seperti yang dikatakan Debasish Mridha “Alam semesta adalah milikmu, dan kamu adalah milik hati nuranimu.” Tanamkan di dalam hati bahwa kita membutuhkan alam dan kita pantas untuk memeliharanya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS