Ticker

6/recent/ticker-posts

MAMANGAN PESAN ORANG TUA KEPADA ANAKNYA MENJELANG AKAD NIKAH

 


Oleh: Hafizah Hardhiyyah Asrul

Mahasiswa Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas



Mamangan merupakan puisi panjang tanpa batas baris, yang dialokasikasn sebagai salah satu ragam sastra Minangkabau yang termasuk genre puisi, batasnya dimana tema itu selesai yang bersifat tematik dan membahas berbagai hal dalam adat budaya Minangkabau. berguna untuk membongkar adat budaya yang terdapat dalam kato-kato Minang. Media yang termasuk dalam mamangan adalah Pidato Adat, Tambo, Kaba, dan lainnya.

Istilah Mamangan dibedakan dengan kiasan lainnya karena penekanan terhadap isi yaitu nasehat. Mamangan merupakan kristalisasi pengalaman bathin masyarakat Minangkabau. Hal ini dalam Mamangan disebut Alam Takambang Jadi Guru. Manangan sendiri berarti orang sendiri harus belajar dari alam, galagat alam, sifat alam dan jangan menyimpang darinya. Jika menyimpang berarti menuju kehancuran dan kekecewaan. Secara historis dan kultural dapat tercermin bahwa Mamangan atau Pepatah adat bersifat demokratis yang telah hidup dan berkembang lama di Minangkabau, jauh sebelum konsep demokrasi modern masuk ke Indonesia melalui pemikiran intelektual-intelektual yang berpendidikan barat.

Mamangan atau petatah petitih yang mengandung pesan, saran, dan doa juga disampaikan pada upacara dan acara adat yang ada di Minangkabau, seperti batagak penghulu, menikah, turun mandi, melewakan gala, tabale (upacara saat akan menghantar mayat ke kuburan), dan lain sebagainya.

Menurut Lindawati, 2012 dalam jurnalnya yang berjudul Mamangan Minangkabau (Sebuah Kajian Semiotik) menjelaskan bahwa istilah Mamangan dapat dibedakan dengan kiasan karena penekanan terhadap isi dalam Mamangan adalah nasehat. Nasehat yang disampaikan berupa saran, aturan atau sumbang yang berlaku dalam norma adat di Minangkabau, seperti pesan nasehat kepada seorang pemimpin, nasehat kepada gadih minang, kepada kedua calon pengantin yang akan menikah dan lain sebagainya. Mamangan kepada kedua calon pengantin sebelum menikah ini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di semua kalangan, biasanya pembacaan mamangan ini dipandu oleh seorang MC pada pernikahan tersebut. Mamangan ini dibacakan dengan iringan musik tradisi Minang yaitu Bansi, yang dapat membawa suasana saat pernikahan menjadi lebih haru dan sakral. 

Beberapa bentuk kalimat Mamangan yang berisi pesan kedua orang tua kepada anak perempuannya yang akan menikah. 

Yang termuat dalam ungkapan dibawah ini;

Mandeh :

Anak kanduang sibirang tulang

Ubek jariah palarai damam

Danga dek anak pituah mandeh

Mandeh ikhlas jo rela malapeh anak barumah tanggo

Bak umpamo biduak balayia

Lauik lapeh jo riak nan ka dihadang

Taguah-taguah pacik kamudi

Ingek diriak jo galombang

Ingek dek karang ka maonggoh

Ingek dek ombak ka maampeh

Pandai-pandai manjago diri nak

Binalah keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah


Ayah :

Danga dek anak pasan ayah

Balayialah sampai ka pulau

Batanun lah sampai ka binjai

Alah sampai tanggung jawab ayah

Ayah sarahkan kahidupan anak ka suami

Elok-elok baipa babisan

Pandai-pandai bamintuo

Usah pandareh jo pamberang nak

Patuah ka suami dunia akhirat

Jago adaik jo limbago

Ayah ikhlas malapeh anak barumah tanggo

Ayah rela malapeh anak basuami

Danga inok kan pasan ayah

Doa ayah siang jo malam


Makna tersirat yang terkandung dalam Mamangan ini ialah pesan dari orang tua kepada anak yang akan menikah untuk lebih dewasa dan bertanggung jawab terhadap pasangannya, saling menjaga nama baik, hidup damai sejahtera, melahirkan generasi yang baik, sehingga mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS