Ticker

6/recent/ticker-posts

Menghilangkan Anggapan Masyarakat Tentang Kunonya Bahasa Daerah



Oleh : Lezia Maharani

 

 

Bahasa daerah merupakan bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau teritori yang lebih luas. Bahasa daerah sebagai salah satu kekayaan bangsa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pendukungnya. Selain sebagai alat komunikaai intraetnik, bahasa daerah juga berfungsi sebagai pendukung bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Atas dasar fungsi ini seharusnya bahasa daerah terus dibina dan dikembangkan dalam rangka memperkukuh ketahanan budaya bangsa.Pemantapan keberadaan dan kesinambungan bahasa daerah bertujuan melindungi bahasa daerah yang merupakan salah satu kekayaa bahasa bangsa. Bahasa yang memanfaatkan kosakata bahasa daerah sebagai pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Sikap yang memantapkan kebudayaan daerah, tetapi juga memantapka kebudayaan nasional.

Bahasa ini juga sebagai percakapan (perkaraan) yang baik, sifat dan etika. Bahasa daerah juga memiliki arti lain seperti yang lazim digunakan di suatu daerah, yang merupakan warisan dari nenek moyang dan memilii salah saty kekayaan budaya nasional. Untuk menghilangkan anggapan masyarakat tentang kunonya bahasa daerah masyarakat itu sendiri yaitu dengan cara menerbitkan bacaan atau majalah dengan bahasa daerah setempat, menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah, menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah, mengelenggarakan acara-acara yang dapat melestarikan bahasa daerah setempat, menggunakan bahasa daerah pada saat di rumah, mwnyelenggarakan acara-acara yang dapat melestarikan bahasa daerah, seperti karya tuklis, drama, puisi dan lainnya, bahasa daerah dapat menjadi bagian dari muatan lokal di sekolah. Pemerintahan Indonesia juga mengeluarkan lima program utama perlindungan bahasa dan saatra agar bahasa daerah tetap lestari, sebagai berikut  :

Pemetaan bahasa dan sastra

Kajian vitalitas bahasa dan sastra

Konservasi bahasa dan sastra

Revitalisasi bahasa dan sastra

Peta dan registrasi bahasa dan sastra daring.

 

Tujuan orangtua mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya untuk berkomunikasi keseharian. Selain itu masyarakat harus paham dengan fungsi dari menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-haru yaitu :

1. Sebagai sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia

2. Sebagai alat perhubugab di dalam keluarga

3. Dapat menjadi lambang identitas daerah

4. Menjadikan lambang kebanggan daerah

5. Sebagai pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia

Selain itu kita sebagai generasi penerus bangsa mencintai dan bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari disamping bahasa nasional dan bahasa asing,

Dilingkungan universitas penggunaan bahasa daerah hampir tidak pernah diucapkan karena mayiritas pendidik menggunakan bahasa Indonesia dalam bertutur kata, hal ini mungkin banyak mahasiswa yang berada di luar kota bahkan sampai luar negeri jadi lebih menggunakan bahasa Indonesia pada umumnya. Apalagi untuk tingkat SMU/MA/SMK pelajaran bahasa daerah sudah tidak diberikan. Banyak masyarakat terutama generasi muda yang beranggapan bahwa. Bahasa daerah adalah bahasa kuno dan dianggap kampungan. Mereka lebih senang dan bangga menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang dianggap lebih maju dan modern seperti bahasa korea, bahasa jepang dan bahasa lainnya. Untuk menggunakan bahasa Indonesia dan menguasai bahasa asing memang tidak ada salahnya karena tuntutan dunia kerja yang semakin berdaya saing global dan mengharuskan menguasai bahasa asing. Untuk itu bukan berarti kita melupakan bahasa daerah yang notabennya merupakan bahasa sendiri.

Beberapa bahkan tidak peduli dengan bahasa daerah dan enggan menggunakannya. Hal ini akan membuat hilangnya budaya dan nilai-nilai yang berlaku bagi generasi muda sekarang ini telah mengenyampingkan bahasa daerah. Padahal masyarakat itu sendiri tahu bahwa bahasa daerah merupakan warisan budaya luhur yang harus dilestarikan. Tetapi sekarang tidak ada lagi kesadaran terhadap hal tersebut. Untuk mengantisipasi semakin banyaknya bahasa daerah yang hampir punuh perlu melakukan sejumlah strategis, misalnya pemerintah daerah perlu membuat aturan kebijakan atau regulasi mengenai permindungan bahasa (dan sastra) daerah.

Banyak pemerintahan daerah malah berlomba-lomba membuat “Perda syariat”. Sedangkan masalah tradisi, budaya, dan bahasa daerah malah diabaikan. Untuk memperkenalkan aneka ragam bahasa daerah melalu program-program kreaktif dan menarik masyarakat luas maka sebaiknya menggunakan televisi dan radio, khususnya kalangan generasi milenial. Untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah tanpa upaya serius, maka bukan hal yang mustahil jika kelas akan semakin banyak bahasa daerah di Indonesia yang musnah di telan zaman.

 

Untuk menghilangakan anggapan masyarakat tentang kunonya bahasa daerah dengan memahami dampak  negatifnya bahasa daerah terlebih dahulu yaitu : Pertama, bahasa daerah yang sulit dipahami oleh daerah lain hal ini dikarenakan daerah yang berbeda bisa menimbulkan salah paham dalam berkomunikasi. Orang yang tinggal di daerah baru perlu mempelajari dan belajar bahasa daerah tersebut. Kedua, masyarakat kurang paham memakai bahasa Indonesia, karena hal ini menimbulkan kesulitan penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan sudah terbiasa memakai bahasa daerah, beberapa warga termasuk yang tinggal di daerah tertentu, lebih sering memakai bahasa daerah masing-masing. Yang ketiga, Warga negara asing kesulitan belajar bahasa Indonesia, bahasa Indonesia banyak yang kosakata, warga negara asing terkadang kesulitan memahami dan mengucapkan bahasa daerah tersebut, beberapa kata dari bahasa Indonesia berasal dari bahasa daerah.

Setelah itu memahami dampak positifnya bahasa daerah. Yang pertama, Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia, Indonesia memiliki suku beraga mm dari berbagai daerah, Bahasa daerah menjadi salah satu suber kekayaan budaya. Kedua, Bahasa daerah berkontribusi pada bahasa Indonesia yang memiliki manfaat untuk menambah kosakata dalam kamus bahasa Indonesia dan dituturkan secara luas. Ketiga, Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi dan tinggal di lingkungan baru. Keempat, Sebagai Identitas ciri khas suatu daerah, misanya suu Jawa di jawa timur memakai bahasa jawa dan logat khas jawa timur.

 

 

#Penulis Merupakan Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Universitas Andalas, Angkatan 2020

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS