Ticker

6/recent/ticker-posts

FUNGI BELAJAR PASAMBAHAN BAGI MASYARAKAT MINANGKABAU

Foto dok


Oleh Ihsan Nur Rahmadhan 

(Mahasiswa Universitas Andalas jurusan Sastra Daerah Minangkabau)


Indonesia memiliki banyak ragam suku bangsa beserta tradisi-tradisi nya baik lisan ataupun tulisan yang terdapat dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dengan banyak ragam tradisi yang ada di Indonesia, membuat Negara ini menjadi lebih terkenal di mancanegara. Mempertahankan tradisi yang telah ada sejak dahulu, mengandung nilai yang sangat positif bagi diri kita sendiri serta orang lain karena agar tradisi yang secara turun temurun dari nenek moyang tidak hilang pada zaman kaum muda milenial. Tradisi lisan adalah pesan atau kesaksian yang disampaikan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, contoh dari sastra lisan diantaranya yaitu pidato, nyanyian, pantun, nasihat, cerita rakyat dan lain sebagainya. Sedangkan tradisi tulisan yaitu penyampaian sejarah melalui tulisan. Tulisan yang menjadi sasaran penulis dipandang sebagai hasil budaya yang berupa cipta sastra, contoh dari sastra tulisan yaitu, naskah kuno dan lain sebagainya. Salah satu tempat atau daerah yang banyak memiliki sastra lisan iyalah di Sumatera Barat.

Minangkabau termasuk daerah sangat banyak memiliki peninggalan tradisi lisan yang masih terus ada dari zaman dahulu hingga pada zaman sekarang ini. Masyarakat Minangkabau mempertahankan tradisi lisan ini dengan cara sangat baik yaitu mengajari anak-anaknya hingga bisa melanjutkan pula kepada anak-anaknya nanti dan saling bergantungan tanpa ada hambatan dalam mepertahankan tradisi lisan tersebut. Contoh tradisi lisan yang ada di Minangkabau yaitu, Pasambahan. 

Pasambahan menurut Djamaris (2002 :43) berasal dari kata Sambah yang di dalam bahasa Indonesia bermakna sembah yaitu pernyataan hormat dan khidmat, Pasambahan juga memiliki arti lain yaitu kata atau perkataan yang di sampaikan kepada orang yang ditinggikan atau disegani. Jadi dapat disimpulakn bahwa Pasambahan adalah pemberitahuan atau percakapan melalui dua belah pihak yaitu si Pangka dan si Alek untuk menyampaikan maksud beserta tujuan dengan rasa hormat. Pasambahan  biasanya digunakan oleh masyarakat Minangkabau ketika, upacara kematian, upacara perkawinan, serta acara adat lainnya. Gaya bahasa yang digunakan untuk Pasambahan adalah gaya bahasa khiasan secara halus tanpa menyinggung perasaan seseorang serta, memiliki nilai-nilai budaya. Menurut Djamaris (2002 : 44) mengatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam Pasambahan, berbeda dengan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, yang gaya bahasanya lebih mengarah ke puitis. Kepuitisan itu ditandai oleh banyaknya ungkapan, kiasan, petatah petitih, serta susunan kalimat yang teratur sehingga bila diucapkan terdengar berirama dan merdu. Pasambahan dilakukan dirumah si Pangka atau tuan rumah dengan susunan duduk bersela dibawah dan melingkar pada ruangan tamu.

Menurut (Djamaris, 2002, : 44) dijelaskan bahwa upacara adat yang salah satu unsurnya Pasambahan ini melibatkan dua pihak yakni tuan rumah dan tamu. Masing-masing pihak sudah memiliki juru bicara yang sudah hafal dengan kata-kata, ungkapan, petatah-petitih, pantun, dan talibun serta bersuara merdu agar siapa saja yang mendengar atau hadir pada acara tersebut merasa khitmat mendengarnya, juru bicara tersebut biasanya di beri nama juru Sambah. Pasambahan memiliki nilai-nilai budaya diantara adalah Kerendahan hati, musyawarah, ketelitian dan kecermatan,  taat pada adat.

Nilai budaya yang mengandung kerendahan hati memiliki penjelasan yaitu, orang yang memiliki sifat jiwa rendah hati, akan selalu menghargai orang lain. Perihal ini sangat terlihat pada awal acara tersebut dimulai. Juru sambah tuan rumah akan menyapa tamu yang datang satu persatu dengan menyebutkan gelar adatnya masing-masing. Dengan demikian itu menandakan rasa hormat kepada semua tamu yang telah hadir. Setelah menyapa seluruh tamu dengan galar adatnya masing-masing, maka Si Juru Sambah akan melanjutkan kegiatan lainnya yaitu menyampaikan tujuan dan maksud dari pertemuan antara dua belah pihak tersebut.

Nilai budaya selanjutnya yang berhubungan dengan Pasambahan iyalah Musyawarah yang dapat diartikan yaitu, segala sesuatu yang akan dikerjakan dan pengambilan keputusan maka akan lebih baik jika dilakukan musyawarah terlebih dahulu. Apapun yang disampaikan oleh juru Sambah selalu di awali dengan kata lah saizin kato jo mupakaik karena memang telah di rundingkan terlebih dahulu.

Nilai budaya yang ketiga adalah ketelitian dan kecermatan dapat diartikan yaitu baik dari Juru sambah tuan rumah maupun juru sambah tamu harus teliti dalam mencermati apa yang di sampaikan oleh masing-masing pihak melalui juru sambah nya.seteiap perkataan yang diucapkan oleh juru Sambah pertama maka kalimat tersebut harus di ucapkan atau di ulangi lagi oleh juru sambah yang akan membalas  perkataan atau ucapan dari juru sambah yang pertama tadi. Tujuan pengulangan kata tersebut agar maksud dari perkataan tadi tidak salah makna atau salah mendengarkan.

Nilai buadaya yang terakhir adalah taat pada adat yang dapat diartikan sebagai, masyarakat tradisional minangkabau sangat berpegang teguh dengan adat-istiadatnya. Didalam pasambahan itu segala sesuatu yang akan dilakukan ditanyakan dahulu apakah sudah sesuai dengan adat yang berlaku karena salah satu syarat untuk dapat disetujuinya suatu permintaan adalah sesuai aturan yang berlaku.

Fungsi belajar serta memahami tentang Pasambahan di Minangkabau sangatlah banyak namun fungsi utamanya agar seluruh masyarakat Minangkabau memiliki etika serta budi yang baik dalam bergaul kepada orang lain. Pasmbahan juga berfungsi untuk melatih kita dalam cara bermusyawarah, berbicara dengan baik dan benar serta menggunakan tutur kata yang sopan. Seperti ungkapan minang :

Muluik manih kucindan murah

Budi baiak baso katuju

Ungkapan tersebut dapat diartikan, orang yang pandai berbicara maka akan dipandang sebagai orang yang berbudi pekerti tinggi oleh masyarakat setempat.

Dapat disimpulkan bahwa Pasambahan adalah sastra lisan yang ditampilkan atau dilakukan oleh dua pihak yang memiliki tujuan tertentu. Pasambahan juga memiliki fungsi seperti melatih diri kita untuk berbicara di lingkungan masyarakat, serta melatih cara bermusyawarah yang baik dan benar.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS