Ticker

6/recent/ticker-posts

Bahasa anak Minangkabau zaman dulu dan zaman sekarang

 



Minangkabau adalah sekumpulan masyarakat yang menempati wilayah di Sumatra Barat, separuh daratan Riau, bagian Utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh,dan negeri sembilan. Minangkabau dikenal oleh orang luar sebagai masyarakat yang memiliki Budi pekerti,nilai religius yang tinggi,serta memiliki adat-istiadat yang sangat pekat, meliputi cara berpakaian, etika, tenggang rasa, dan bahasa.


Bahasa Minangkabau adalah bahasa yang sangat kompleks karena dapat dibedakan menjadi empat pembagian letak pemakaian nya, yang mana terbagi menjadi kato mandaki, kato manurun, kato mandata dan kato malereng yang digunakan pada kehidupan sehari-hari.


kato mandaki merupakan etika perkataan yang memiliki fungsi  ketika kita berbicara dengan orang yang memiliki usia lebih besar dan kedudukan sosial yang lebih tinggi dari pada kita seperti guru, orang tua, tokoh masyarakat dan pemimpin negara. Kato mandaki ini sangat menjunjung tinggi rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau orang yang kita hormati. Kato manurun adalah bahasa yang diberlakukan kepada orang yang kedudukan usianya berada dibawah kita seperti, adik, kemenakan. Mengapa kato manurun ini sangat di anjurkan saat berbicara kepada orang-orang yang lebih muda dari pada kita? Karena, kato ini  merupakan cara berkata yang memiliki banyak nilai cinta kepada orang yang lebih kecil dari pada kita, yang secara kedudukan tugas kita sebagai yang lebih tua adalah membimbing serta menjadi contoh dan bentuk pengajaran kepada mereka, yang mana dalam membimbing ini kita diharuskan melakukan penyampaian dengan cara yang baik.


Kato mandata digunakan kepada orang seumuran dan derajatnya sama tinggi dengan kita seperti,teman.dalam kato mandata kita di haruskan untuk menghargai orang yang sebaya dengan kita, walaupun kita sama derajatnya tapi kita tidak boleh untuk semena-mena.kato malereng beda dari kato nan lain karena kato malereng berisi kata kiasan atau kata-kata yang tidak bisa kita keluarkan dengan spontan. Kato malereng digunakan kepada mertua dan minantu.


Dari kato nan ampek kita dapat mengambil kesimpulan bahwa masyarakat Minangkabau haruslah menjunjung tinggi rasa toleransi, baik kepada orangtua, anak kemenakan, teman sebaya,bahkan kepada mertua dan menantu. Akan tetapi berbeda halnya  dengan masyarakat Minangkabau pada masa sekarang. Fenemona bahasa yang kita lihat pada masyarakat Minangkabau masa sekarang sudah banyak yang meninggalkan nilai Dari bahasa daerahnya sendiri yang memilliki banyak nilai nilai kesopanan serta tatakrama dalam berbahasa.


Masyarakat Minangkabau zaman sekarang lebih memilih menggunakan bahasa kekinian atau bisa di sebut bahasa gaul. Mereka tidak lagi   sadar akan nilai-nilai yang terkandung di dalam bahasa Minangkabau. Sedangkan bahasa Minangkabau itu sendiri  memiliki cakupan yang sangat luas serta sarat akan makna. Bahasa yang sudah terperinci dan memiliki tatanan yang sedemikian rupa ini sudah mulai dikesampingkan fungsi serta penggunaannya oleh keturanan minang di era media sosial ini.


Anak muda Minangkabau zaman sekarang lebih menyukai bahsa-bahasa yang di ambil dari bahasa orang barat yang tidak tau apa nilai yang terkandung di dalam nya.contoh bahasa gaul yang digunakan anak zaman sekarang yang membicarakan tentang work life balance, atau kehidupan di dunia pekerjaan, contohnya "Kacau bro hectic banget nih kantor kita, over work tiap hari, under paid tiap akhir bulan, abusive banget terhadap work life balance dan rutinitas kita.kita nih bro, pagi meeting, siang huddle, sore reporting.kalau ada yang kurang pasti kita harus sprint dead line saat itu juga.late at night regulary final daily work gua tu.under pressure gua kalau gini.kayaknya demi mental health,gua next month sudah harus WFB, hitung-hitung self healing lah. karena kerja sambil floating break fast dan post quates foto-foto di pantai.


Dari contoh tadi kita akan mencoba menganalisis apa yang mereka katakan dari judulnya work life balance dapat kita dapat ambil arti bahwa dia sedang membicarkan tempat kerjanya yang selalu menuntut untuk kerja yang keras sedangkan anak muda zaman sekarang mengiginkan pekerjaan yang tidak membuat kepala pusing dan memiliki kualitas yang tinggi. Dengan bahasa seperti itu mengambarkan bahwa anak muda zaman sekarang lebih suka mengunakan bahasa yang sulit di pahami oleh orang lain supaya dia bebas untuk mengatakan apa yang tidak dia suka terhadap objek yang lagi dia bicarakan. Berbeda dengan bahasa Minangkabau zaman dahulu yang selalu mengatakan apa yang terasa dengan memikirkan perasaan orang lain, dan memberikan intonasi yang lemah lembut.


lanjut kita ke dalam percakapanya yang menyebutkan bahwa keluhanya dengan kantor yang menyiksa dia karena setiap hari dia bekerja dengan gaji yang tidak sesuai dan kehidupan  kantor bertentangan dengan dia, yang mana dia ingin untuk pekerjaan yang santai.Disini sudah mulai bisa kita menilai bahwa di sudut pandang bahasa orang Minangkabau tidak boleh mengeluh terhadap pekerjaan yang sudah kita pilih dari awal,karena itu sebelum mengambil keputusan haruslah mempertimbangkan segala aspek yang berada di dalam nya.

Kita akan mencoba mengambil arti dari kata-kata yang di sampaikan nya dalam percakapan tersebut, seperti hectic yang artinya “sibuk yang kebangetan”, over world yang berarti “lembur”, under paid artinya gaji yang tidak sesuai dengan kerja yang dilakukan, abusive dengan arti “kejam”, meeting berarti “rapat”, huddle sama seperti meeting tetapi ini dalam sekala kecil, reporting adalah laporan yang di berikan kepada atasan, regularly artinya biasanya. Sekarang kita bandingkan dengan sebagian kecil bahasa Minangkabau seperti hectic dalam bahasa Minangkabau adalah “sibuk bana”, regulary dalam Minangkabau dapat di ucapkan dengan kata "parangai". Oleh karena itu kita sebagai remaja Minangkabau harus lah tetap melestarikan budaya dan bahasa yang kita punya karena kalau tidak kita siapa lagi.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS