Ticker

6/recent/ticker-posts

Permainan Tradisional Anak Nagari “Tang Tang Buku”



Oleh : Saskia Putri Nabilla

Pekerjaan : Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas 




Tahukah anda, salah? satu hal yang sangat digemari oleh anak-anak? Ya. Tentu saja bermain. Bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat menghibur dan menyenangkan. Seusia anak-anak tentu sangat senang bila diajak bermain. Bermain juga memiliki banyak manfaat seperti dapat mengembangkan pola pikir anak, dapat membantu mengembangkan potensi yang ada di dalam diri, meningkatkan rasa percaya diri dan lain sebagainya. Bahkan, dengan banyaknya macam permainan, banyak diantara permainan tersebut menjadi ciri khas tersendiri di zamannya. Dengan begitu, kita dapat melihat bagaimana perkembangan permainan-permainan yang ada di eranya.

Namun sangat disayangkan, saat ini permainan di era modern telah berganti dengan media bernama gadget. Dengan media tersebut, anak-anak begitu mudah untuk mengakses permainan yang ada. Sehingga, pengaruh dari permainan tersebut mengakibatkan dampak buruk bagi sebagian besar terutama pada anak-anak. Sangat disayangkan hal itu terjadi, sebab kita sebenarnya memiliki banyak permainan tradisional yang tentu beragam dari setiap daerah. Keberagaman permainan tradisional itu seharusnya masih tetap dilestarikan agar tidak punah. Sebab, menjaga aset dan kekayaan budaya merupakan tugas kita semua.

 

Salah satu contoh permainan tradisional ialah Tang-Tang Buku. Tang tang buku merupakan salah satu permainan tradisional Minangkabau yang sangat digemari oleh anak-anak. Permainan tradisional ini berasal dari daerah Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Permainan ini juga hampir sama dengan permainan tradisional lain, seperti tam tam buku, wak wak gung ataupun permainan ular naga. Permainan ini masih berkembang hingga saat ini, namun peminatnya mulai berkurang sesuai perkembangan zaman. 

Tang tang buku dimainkan oleh banyak anak yang nanti saling berebut anak yang berdiri paling belakang dari induknya. Awalnya, dari sekumpulan anak tersebut akan memilih dua orang yang akan menjadi induk mereka. Setelah dua orang tersebut dipilih, mereka berdua akan berumbuk menentukan nama kelompok dari masing-masing pihak. Setelah kedua induk sudah menentukan nama kelompoknya, barulah mereka kembali kepada anak-anak yang sudah siap berjejer ke belakang dengan tangan memegang bahu teman di depannya seperti halnya kereta api. Kemudian, kedua induk tersebut akan mengaitkan tangan mereka ke atas hingga berbentuk seperti terowongan yang akan dilewati anak-anak. Setelah semuanya bersiap, barulah anak-anak akan mulai berjalan di bawah tangan kedua induk tadi sambil menyanyikan lagu bersama-sama. 

Berikut liriknya :

Tang tang buku

Seleret tiang bahu

Bata dinding bata batu

Anak belakang tangkap satu

Bunyi lonceng pukul satu

Teng teng teng!


Bertepatan dengan lagu terakhir, tangan yang berkaitan dari kedua induk tadi akan menangkap salah seorang anak yang berjalan tepat di bawah tangan mereka. Setelah itu, anak yang tertangkap tadi akan dibawa agak jauh dari anak-anak yang lain agar mereka tidak dapat mendengar siapa induk yang akan dia pilih nantinya. Kemudian, anak yang tertangkap itu akan ditanya oleh kedua induk, bahwa ia akan memilih kelompok A atau B tanpa tahu siapa induk dari kedua kelompok tersebut. Setelah anak tersebut memilih, ia secara tidak langsung baru mengetahui induk dari nama kelompok yang ia sebutkan tadi. Setelah momen memilih tersebut, anak tertangkap itu akan berdiri di belakang induk kelompoknya. Permainan pun terus berlanjut sampai anak terakhir yang tersisa. Setelah semua rangkaian permainan tadi, barulah induk kedua kelompok akan saling suit. Siapa yang menang, maka ia akan meminta anak dari kelompok yang kalah. Hal itu pun terus berlanjut hingga anak dari salah satu kelompok habis. Induk yang kalah tadi, maka ia akan merebut anak paling belakang dari kelompok yang menang. Posisi induk yang paling depan bertugas agar anak-anak tetap terjaga dibelakangnya. Sedangkan anak dibelakang harus terus bergerak kemanapun ibunya melangkah. Jika salah satu anak berhasil tertangkap, maka ia berhak membantu si induk yang kalah tadi agar mencuri anak-anak lainnya. Anak yang berhasil ditangkap banyak, maka ia berhak dinyatakan menang.

Itulah bentuk permainan tradisional Tang-Tang buku. Permainan tradisional ini tentu membawa banyak manfaat bagi anak-anak. Selain menjadi hiburan, permainan ini dapat melatih ketangkasan anak apalagi ditambah dengan kekuatan mereka saat berusaha menarik temannya. Selain menjadi olahraga, permainan ini juga dapat melatih anak untuk berkomitmen dalam masing-masing kelompok. Adapun bentuk permainan ini ialah permainan berkelompok yang mana mengharuskan pemain untuk berjuang bersama untuk meraih kemenangan. Dengan bermain, anak-anak akan sangat aktif untuk bergerak yang sangat bagus untuk perkembangan tubuh mereka. Berbanding tebalik dengan anak-anak yang hanya bermain melalui gadget. Mereka tentu tidak akan merasakan bagaimana serunya ketika bermain bersama teman secara langsung.

Pada umumnya, permainan tradisional banyak dilakukan di luar ruangan. Hal ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai kecintaan terhadap alam. Dengan bermain di luar, anak-anak akan dekat dengan alam dan lingkungannya. Bermain di luar ruangan, anak-anak tentu akan jauh lebih leluasa untuk bergerak sehingga tidak terbatas bagi mereka untuk mengekpresikan dirinya. Sangat disayangkan apabila anak-anak hanya bermain di rumah tanpa melihat betapa menyenangkannya bermain di luar sana. Anak-anak yang sudah terbiasa bermain di dalam rumah, cenderung akan menjadi sosok anak yang introvert bahkan akan menutup diri dari orang-orang sekitar. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang mana akan membutuhkan orang lain juga nantinya. Maka dari itu, bermain bersama merupakan salah satu cara yang mudah bagi anak-anak untuk mengenal teman-temannya.

Demikian salah satu bentuk permainan tradisional Minangkabau yang bernama Tang-Tang Buku. Semoga dapat memberi ilmu bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin...

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS