Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Babako



Oleh : Hamni Aulia

Mahasiswa Jurusan Sastra daerah Minangkabau Universitas Andalas

Tradisi ialah kebiasaan yang secara turun temurun dari nenek moyang yang masih di jalan kan sampai sekarang. mengenai tentang tradisi kita dapat tau salah satu tradisi di minang kabau yaitu nya tradisi Bababko. pernah ga kalian dengar tradisi babako?

Bako sendiri memiliki arti seluruh keluarga dari pihak ayah,hubungan seorang anak yang lahir dari pasangan suami istri keturunan minang. Dengan adanya hubungan anak dengan pihak keluarga ayah akan terus terjalin dari lahir hingga berakhir nya lehidupan.anak itu menyebut keluarga ayah nya bako, sedangkan bako menyebut anak itu anak pisang.

Mengenai persoalan hubungan bako kepada anak pisang ini, yang disebutkan mulai dari sejak lahir hingga akhir hidup nya itu, karena pihak bako ikut berkewajiban mengisi adat dan budaya atau menyelenggarakan suatu acaranya khusus  yang terdiri dari empat hal yaitu, 

Upacara perkawinan( pernikahan) 

upacara sunat rasul ( khitanan)

Upacara Turun Mandi ( baok ka raie) 

 penyelenggraan kematian.


Upacara perkawinan

Pernikahan.

Sebelum menikah, ada proses meminang. Di Minang, meminang itu tidak hanya mempertemukan kedua orang tua antara calon pengantin, akan tetapi juga mempertemukan antar kedua bako dari kedua calon pengantin. Dalam pertemuan itu, bako memiliki peran dan juga memiliki suara, soal setuju atau tidaknya calon pasangan hidup anak pisangnya.  Jika setuju, bako juga ikut andil dalam menentukan waktu pernikahan,”

kegiatan babako ini di lakukan dengan cara  anak daro akan di jemput oleh bako, di situ anak daro akan di beri petuah-petuah dan nasehat rumah tangga oleh orang yang di tuakan oleh pihak bapak sebagai bekal nanti nya untuk menjalani bahtera rumah tangga, setelah di beri petuah-petuah untuk bekal pernikahan, anak daro di arak dari rumah bako ke rumah anak daro ( tempat pernikahan) dengan bako membawa beberapa macam hantaran yanag di susun di atas baki-baki sesuai dengan jumlah barang yang akan di antar seperti sirih lengkap, nasi kuning ( nasi lamak) anataran busana untuk anak daro,perhiasan emas, lauk pauk, dan berbagai macam kue ( agar-agar, kue beking) 

Acara babako ini juga menunjukkan kasih sayang bako calon mempelai wanita yang ikut memikul biaya sesuai kemampuan atau memberikan barang antaran tersebut.

Upacar sunat rasul (khitanan)

 Sunat rasul

Sunat rasul (Khitan) merupakan salah satunya hal yang harus dilakukan bagi seorang umat muslim, baik itu untuk laki-laki maupun perempuan. Di Minang penyelenggaran sunat rasul  ini ada yang di diselenggarakan dengan pesta dan ada pula yang tidak.Akan tetapi hanya untuk suant anak laki-laki, bukan untuk anak perempuan. 

penyelenggaran sunat rasul ini bako sangat dibutuhkan, karena sebelum si anak di sunat/khitan terutama akan dilakukan turun bako. Turun bako di sini, si anak terlebih dahulu pergi ke rumah bako nya. Di rumah bako, si anak akan disambut oleh sanak-saudaranya ayahnya, lalu dipakaikan pakaian marapulai laki-laki dalam adat minang.

Setelah memakai pakaian mempelai laki-laki, si anak yang hendak di suant itu dibawa ke rumah ibunya dan di arak-arak dengan hadiah yang dipersembahkan bako untuk anak pisangnya. Seperti perhiasan, serta bermacam jenis kue lainnya. Setelah sampai di rumah, maka tanggungjawab bako bisa dikatakan selesai. 

Upacara turun mandi ( baok ka rai)

 tujuan upacara turun mandi dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat atas bayi yang baru lahir. Upacara turun mandi ini beriringan dengan penyelenggaraan aqiqah terhadap bayi yang baru lahir. Turun mandi ini, artinya bayi yang lahir yang sudah berusia 40 hari dibawa ke batang aie (sungai) untuk dimandikan. 

Sebelum dibawa mandi ke sungai, ada sejumlah bawaan dan arak-arakan yang dilakukan oleh bako,kegiatan yang semacan turun mandi itu dikenal dengan aqiqah oleh kebanyak masyarakat minang saat ini. Bawaan dari bako untuk anak pisang nya (si bayi), tidak lagi berupa minyak tanah dan yang lainnya, akan tetapi berupaa sabun colek, minyak wangi bayi, dan pakaian untuk si bayi.

 tujuan dari turun mandi ketika itu adalah untuk memperkenalkan ke masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Sementara bagi si ibu bayi upacara ini sebagai ajang untuk keluar rumah pertama kali pasca pemulihan setelah melahirkan. Acara ini di  selenggarakan oleh bako si bayi atau leluarga dari si bayi

Penyelenggaraan kematian

Kematian.

Mulai dari lahir, bako telah menyambut kehadiran seorang bayi yang dikenal sebagai anak pisang sampai akhir hidupnya oleh adat minangkabau. 

ketika anak pisang telah berpulang ke rahmatullah, maka bako lah yang akan mengantarkan kain kafan dan air 9 (dari 9 penghulu dari masing kaum/suku). 

Air 9 ini merupakan air yang diberikan dari 9 orang penghulu dari masing-masing kaum/suku dalam satu perkampungan. Air yang diberikan bukanlah air yang aneh-aneh, melainkan air putih biasa yang bersumber dari air sumur.

Bako lah yang mengumpulkan air 9 itu, lalu dimasukan ke dalam botol. Air 9 dari 9 penghulu suku itu akan digunakan saat si anak pisang (jenazah) telah dikuburkan. Air tersebut akan disiramkan di sekujur tubuh permukaan kuburan si anak pisang yang telah dulu pulang ke rahmatullah.

Hubungan bako dengan anak pisang bukan hanya sekedar adanya upacara,anak pisang seakan telah menjadi anak bagi bakonya. Begitu dekatnya hubungan anak pisang dengan bako, karena dalam pemikiran masyarakat Minang, tanpa ada laki-laki, maka perempuan tidak akan pernah melahirkan anak dan menjadi seorang ibu.


 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS