Ticker

6/recent/ticker-posts

KESUKSESAN HIDUP DI DUNIA MAUPUN DI AKHIRAT BAGI SEORANG MUSLIM _DITENTUKAN OLEH SHALATNYA !!!_, MENGAPA ?


Asasriwarni MH Guru Besar UIN/ Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar

Shalat merupakan bentuk komunikasi efektif seorang hamba kepada Allah sebagai Rabbnya. Karena itu, shalat mempunyai kedudukan yang teramat penting dalam kehidupan seorang Muslim.


Shalat juga menjadi pertanda yang membedakan antara  orang yang beriman dan yang tidak beriman. Sebab orang yang mendirikan shalat, berarti dia meyakini, bahwa  satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah adalah Allah SWT.


Tak hanya itu, shalat pulalah yang menjadi penentu selamat tidaknya seorang hamba di akhirat kelak. Jika Shalatnya baik, maka bisa dipastikan semua amalnya akan baik. Namun sebaliknya jika shalatnya  buruk, maka semua amalnya pun menjadi buruk (tertolak). Adapun yang melandasi pertimbangan2 tersebut di atas adalah :


*_1. Shalat Adalah Tiang Agama :_*


Dalam Islam, shalat merupakan tiang agama bagi setiap orang. Jika orang tersebut mendirikan shalat, maka dapat  dipastikan bahwa ia telah menegakkan tiang agama (Islam). Sebaliknya, jika shalat tidak dijalankan, maja sama artinya ia telah merobohkan tiang agamanya.


Hal ini mengacu kepada Sabda Rasulullah SAW di bawah ini :  


رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ


*Pokok perkara dalam Islam atau tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad* (HR. Tirmidzi No. 2616. Tirmidzi Mengatakan Bahwa Hadits Ini Hasan Shahih. Al Hafizh Abu Thohir Mengatakan Bahwa Hadits Ini Hasan).


*_2. Shalat Adalah Amalan Yang Pertama Kali Akan Dihisab_*


Jika saja setiap muslim meyakini benar2  bahwa amalan yang pertama kali  dihisab adalah shalatnya, maka sudah barang  tentu mereka akan  berlomba-lomba mengerjakan shalat. Namun, sebaliknya  mereka akan  meninggalkanya, sebab mereka mengira bahwa  shalat hanyalah amalan biasa  sama dengan amalan lainnya, astaghfirullah.


Padahal sebenarnya, amalan seseorang bisa dinilai baik atau buruk sangat tergantung dari shalatnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW   Bersabda :


” إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .


*Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Bila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Bila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala  mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula* (HR. Abu Daud No. 864, Ahmad No. 2: 425, Hakim No. 1: 262, dan  Baihaqi No.  2: 386).


*_3. Perkara Terakhir Yang Hilang Dari Manusia Adalah Shalat :_*


Seperti kata Imam Al Ghazali, hal yang paling ringan di akhir zaman ini adalah meninggalkan shalat. Lihatlah fakta seharian dalam hidup kita, betapa masih banyak orang yang lebih memilih melanjutkan pekerjaannya, meski azan pertanda waktu shalat sudah tiba.


Dari Abu Umamah Al Bahili, ia berkata, Rasulullah SAW  Bersabda :


لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِى تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضاً الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ


*Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukumnya, dan yang terakhir adalah shalat*  (HR. Ahmad No. 5: 251. Syaikh Syu’aib Al Arnauth Mengatakan bmBahwa Sanad Hadits Ini Jayyid).


Hadits tersebut diatas,  jelas menyatakan bahwa ketika tali Islam yang pertama sudah putus dalam diri seseorang muslim,  yaitu ia tidak berhukum pada hukum Islam, ia masih bisa disebut Islam. Di sini Rasulullah tidak mengatakan bahwa ketika tali pertama putus, maka kafirlah ia. Bahkan masih ada tali-tali yang lain sehingga  yang terakhir adalah shalatnya.


Dalam riwayat lain, dari Zaid bin Tsabit, Rasulullah  SAW Bersabda :


أَوَّلُ مَا يَرْفَعُ مِنَ النَّاسِ الأَمَانَةُ وَ آخِرُ مَا يَبْقَى مِنْ دِيْنِهِمْ الصَّلاَةُ


*Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang terakhir tersisa adalah shalat.?* (HR. Al Hakim At Tirmidzi Dan Disebutkan Oleh Syaikh Al Albani Dalam Shahih Al Jami’ No. 2: 353).


*_4. Shalat Adalah Akhir Wasiat Rasulullah SAW :_*


Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha mengatakan bahwa di antara wasiat terakhir Rasulullah SAW Adalah : 


الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ


*Jagalah shalat, jagalah shalat dan budak-budak kalian*  (HR. Ahmad No. 6: 290. Syaikh Syu’aib Al Arnauth Mengatakan Bahwa Hadits Ini Shahih Dilihat Dari Jalur Lainnya).


*_5. Allah Memuji Orang Yang Mengerjakan Shalat_*


Jangankan dipuji oleh Allah, dipuji presiden saja membuat seseorang merasa bangga. Lalu bagaimana jika Allah, pencipta manusia dan alam semesta yang memujinya? Adakah pujian terbaik dan indah yang diterima manusia selain pujian dari Allah Ta’ala? Pujian itu hanya Allah berikan kepada hamba-Nya yang mengerjakan shalat. Sebagaiman Firman Allah SWT Di Bawah Ini :


وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا (54) وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (55)


*Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Rabbnya*  (QS. Maryam Ayat : 54-55).


*_6. Shalat Adalah Penghubung Yang Paling Kuat Antara Seorang Hamba Dengan Rabbnya :_*


Taka ada ikatan yang kuat bagi seorang hamba kepada Tuhannya selain shalat. Itulah mengapa shalat menjadi wasilah penting dalam menuntaskan semua masalah. Adakah hubungan yang lebih mulia selain hubungan yang dibangun seorang hamba kepada Rabbnya melalui shalat?


Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW   Bersabda :


قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ


*Allah Ta’ala berfirman, “Aku membagi shalat (yaitu surat Al-Fatihah, red.) untuk-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Dan untuk hamba-Ku sesuai dengan apa yang dia minta*


فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي


*Ketika hamba berkata (yang artinya), “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memujiku*


 وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي


*Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku menyanjungku.” (sanjungan yaitu pujian yang berulang-ulang, red.)*


وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} ، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي – وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي


*Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang menguasai hari pembalasan”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuliakanku.” Dan terkadang Allah berfirman, “Hamba-Ku memasrahkankan urusannya kepada-Ku*


 فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ


*Ketika hamba berkata (yang artinya), “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan”; Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku. Dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta*


 فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ


*Dan ketika hamba berkata (yang artinya), “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”; Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah untuk hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta*  (HR. Muslim No. 395).


Sudah tentu masih sangat banyak kedudukan shalat dalam kehidupan seorang muslim. Di atas hanyalah beberapa saja yang bisa disampaikan. 


Semoga Allah menanamkan keteguhan di hati kita untuk senantiasa menegakkan shalat lima waktu semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah, wallahua’lam.

 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS