Oleh : Haisyah Qadri Febrian, Mahasiswi Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Sastra Minangkbau
Alam Minangkbau merupakan kesatuan pengikat antar nagari, mereka merupakan satu konsep budaya. Secara budaya, yang dinamakan masyarakat Minangkabau berasal dari gunung kaki marapi, tepatnya dari nagari Pariangan, Sumatera Barat. Dari nagari itulah benih kebudayaan yang setampang digagas, disusun dan kemudian dikembangkan ke wilayah sekitarnya (luhak nan tigo). Hampir semua nagari memiliki variasi dalam berbagai hal, salah satunya dalam sasaran silek.
Silek Minangkabau adalah seni beladiri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi. Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Di samping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.
Pada tulisan ini penulis akan membahas tenatang salah satu perguruan Silek Silaturrahmi di daerah Kampung Marapak, Kecamatan Kuranji, Padang Sumatera Barat. Pada awalnya perguruan Silek Silaturrahmi Kampung Marapak dikenal dengan silek Pauh, lebih tepatnya Pauh 9 yang merupakan salah satu ikon didaerah Pauh Kuranji ini. Menurut salah seorang guru di Perguruan Silek Silaturrahmi (Zalmi Rajo Ameh) menjelaskan awal berdirinya Silek Silaturrahmi berawal dari sebelum penduduk Kuranji menetap didaerah Kuranji tersebut, namun dengan seiring waktu peminat pemuda untuk menekuni silek semakin banyak, lalu dibentuk la Perguruan Silat Silaturrahmi ini pada tahun 1982. Perguruan Silek Silaturrahmi Kampung Marapak sudah memiliki SK yang dikeluarkan pada tahun 1982-an. Dan ia juga menegaskan bahwa di nagari Pauh ini tidak ada anak muda nagari disini yang tidak pandai bersilat apalagi yang namanya pemuda pauh.
Dalam sasaran silat, sebelum seorang murid bisa dilatih dan mengikuti proses pendidikan ia harus melengkapi syarat yang diberi oleh guru yang disebut dengan maisi adaik ka guru. Berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi:
1. Kain kafan atau kain putih
2. Pisau
3. Siriah langkok
4. Ayam
Tidak hanya syarat tetapi juga terdapat pantangan dan larangan dalam berlatih silek, yaitu:
1. Tidak boleh salah niat
Dahulunya diMinang silat berasal dari surau. Jadi secara lahir mencari kawan, secara bathin mencari tuhan.
2. Malawan Ka Guru
Karena jika murid melawan kepada guru, maka ilmu yang dituntutnya tidaklah berguna.
3. Sesama anggota tidak boleh berkelahi karna sesama anggota dianggap seperti keluarga sendiri.
4. Tidak boleh mencari lawan sesuai dengan falsafah lawan pantang dicari basuo pantang diindaan.
Silek merupakan suatu hal yang melekat pada diri seseorang yang sesuai dengan hati nurani, silek di Minangkabau dipelajari apa yang dipakai didalam kehidupan. Silek berguna untuk membela diri dari kejahatan, bukan untuk mencari lawan. Seperti kata pepatah musuh pantang dicari, basuo kok bisa dielakkan, kok ndak bisa pantang diikakkan. Hubungan silaturahmi antar sesama masyarakat baik yang pasilek. Silek di Minangkabau berfungsi sebagai bekal bagi masing-masing diri untuk menjalani kehidupan. Terutama bagi anak laki-laki di Minangkabau, anak laki-laki diwajibkan merantau untuk mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang akan membangun dirinya menjadi lebih baik. Silek inilah sebagai salah satu bekal yang harus dibawanya untuk bertahan hidup di daerah rantau. Selain itu silek juga berfungsi untuk melindungi keluarga dan menjaga harta pusaka.
0 Comments