Ticker

6/recent/ticker-posts

MENGENAL APA ITU SILEK DI MINANGKABAU


OLEH

TAZSYA PUTRI SELINDRA 

MAHASISWA JURUSAN SASTRA MINANGKABAU

FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS ANDALAS


Silat Minangkabau adalah seni bela diri yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau, yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Nah sebelum mengenal silek di Minangkabau, kita perlu tahu apa itu pencak silat. Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Nusantara (Indonesia). Seni bela diri ini secara luas dikenal diberbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipiina Selatan, dan Thailand Selatan. Istilah etimologi dari pencak silat yaitu, kata “pencak” digunakan pada daerah Jawa, dan untuk kata “silat” digunakan pada daerah Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya, kini istilah “pencak” lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan dalam suatu keindahan gerakan, sedangkan “silat” adalah inti dari suatu ajaran bela diri dalam sebuah pertarungan.


Masyarakat Minangkabau memiliki tabiat suka merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari berbagai hal buruk selama di perjalanan atau dirantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping sebagai bekal untuk merantau, silek juga penting untuk pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar. Silat Minangkabau juga dapat sebagai saranan hiburan yang dipadukan dengan drama yang dinamakan “randai”.


Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agam Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Selain itu silat yang telah dijelaskan diatas bertujuan untuk bela diri. Akan tetapi, belajar silat tidak hanya untuk bela diri saja, tetapi belajar silat juga berguna mencari pekerjaan. Seperti masuk polisi, tni, maupun satpam. Dan juga pekerjaan yang membutuhkan bela diri lainnya. Pada umumnya, silat sudah tidak lagi memiliki banyak peminat terlebih pada kalangan remaja dan anak-anak.


Pada perkemangan teknologi yang semakin maju ini hampir rata-rata semua orang hanya terfokus kepada media eletronik. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, silat adalah perbekalan bagi orang Minangkabau untuk merantau, agar dapat menjaga diri. Karena pada umumnya di Minangkabau pemuda sangat dianjurkan untuk merantau agar dapat bekerja keras untuk berkeluarga nantinya.


Berbicara tentang silat Minangkabau kita lihat dari pakaiannya seperti deta. Deta adalah sebutan untuk ikat kepala yang dibentuk menyeruai tanduk beragam corak terpasang kokoh dikepala. Pakaian warna hitam yang di pakai pesilat bermakna keluhuran budi. Dalam bersilat juga menggunakan kata "raso jo pareso", artinya adalah menggunakan rasa dan perasaan. Yang mana berhubungan dengan kebijaksanaan untuk berinteraksi dengan seseorang maupun dengan semua orang.


Aliran-aliran silat di Minangkabau :

1. Silek tuo (silat tua) : aliran silat yang dianggap paling tua yang turun dari daerah Pariangan, Padang Panjang, berkembang di kabupaten Lima Puluh Kota.

2. Silek kumango (silat kumango) : silat yang terkenal dengan jurus yang mematikan yang disebut kuncian kemanga. Jenis silat ini tidak hanya bela diri tetapi juga dikombinasi dengan ajaran Islam.

3. Silek harimau (silat harimau) : gerakan dalam silek harimau ini menyerupai teknik dan filosogi harimau ketika menyerangmangasanya.

4. Silek lintau (silat lintau)

5. Silek sitaralak (silat sitaralak)

6. Silek pauah (silat pauh)

7. Silek sungai patai (silat sungai patai)

8. Silek luncua (silat luncur)

9. Silek gulo-gulo tareh (silat gulo-gulo tareh)

10. Silek baruah (silat baruh)


Macam-macam tampilan dalam silat :

1. Peraga, adalah memperagakan gerakan silat secara sendiri, tidak ada lawan, hanya memperagakan gerakan saja

2. Ganda, adalah penampilan silat berdua secara berpasangan antar seperguruan silat didalam tempat latihan yang sama.

3. Regu, adalah menampilkan jurus dalam bersamaan dalam satu seperguruan, untuk mewujudkan suatu kekompakan dan penjiwaan yang sama.

4. Tanding, adalah menampilkan silat antar pasangan dari seperguruan silat yang berbeda.


Era globalisasi saat ini banyak yang menyalahgunakan fungsi dari beladiri silek. Para pelaku yang mengatasnamakan dirinya seorang pesilat sering menyalahgunakan aturan silek untuk hal yang buruk seperti perkelahian yang disengaja. Padahal dalam minangkabau terdapat falsafah dan aturan mengenai penggunaan silek itu sendiri yakni “Musuah pantang dicari, basuo pantang diilakkan”. Oknum² terlarang ini lah yang nantinya akan membawa pengaruh besar terhadap generasi yang akan datang. Karena sejatinya silat dipelajari untuk membela diri dan melindungi diri jika terjadi hal yang benar² sudah mendesak.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS