Silek/silat Minangkabau merupakan seni olahraga bela diri yang tumbuh dan
berkembang di wilayah Minangkabau sejak dahulu kala. Silek bagi anak Minang
merupakan jati diri, yang melekat dalam keseharian mereka, terutama bagi kaum
lelakinya. Tetapi bukan tabu bagi kaum perempuan, karena banyak perempuan
Minang yang menguasai seni bela diri tersebut. Silek Taralak atau Sitaralak, Terlak, Sterlak merupakan aliran silek
Minangkabau yang tergolong keras. Maksud dari kerasnya aliran ini ialah cara
pengaplikasiannya atau cara kerja silek ini dalam melumpuhkan lawan. Seorang murid sebelum mengikuti latihan dan mempelajari ilmu silek di perguruan silek atau dengan guru silek diwajibkan memenuhi syarat dan ketentuan. Beberapa
syarat yang harus dipenuhi sebelum mengikuti latihan silek: Lado, Siriah, Dasun
Langkok, bareh Sacupak Ulang Aliang, Banang Tigo Mato (Putiah, Merah, Hitam), Garam Jantan, Pisau, Kain Putiah, Cermin, dan Sikek
Dalam silek pun terdapat beberapa larangan atau pantangan yaitu : Tidak boleh
salah niat Silek awalnya berasal dari surau yang digunkan sebagai mancari kawan
secara lahir, dan mencari tuhan secara batin, Tidak boleh melawan ke guru Karena
pada dasarnya jika seorang murid melawan atau membangang kepada gurunya
maka ilmu yang didapat tidaklah berkah, selanjutnya Tidak boleh mencari lawan
seperti kata “musuh pantang dicari basuo pantang diilakan” serta Sesama murid
tidak boleh berkelahi karena merupakan keluarga. Silek sendiri memiliki tujuan
yaitu : sebagai parik paga nagari atau untuk melindungi nagari dari ancaman dari
luar serta untuk bekal diri sendir melindungi diri dari berbagai ancaman.
Sari Novia, Universitas Andalas, FIB, sastra minangkabau
0 Comments