Prof.Dr.H.Asasriwarni MH Guru Besar UIN IB/ Ketua MK Dewan Pertimbangan MUI Provinsi Sumbar
Dalam mengarungi kehidupan di dunia ini, manusia sudah seharusnya memiliki visi yang khas, terukur, nyata, dan dapat diwujudkan (Smart, Specific, Measurable, Realistic, Tangible). Dengan visi ini, maka segala pikir, ucap, dan perbuatan adalah merupakan turunan dari visinya. Jika seseorang mendasarkan pada wawasan dunia saja, maka visinya hanya sebatas pada hal-hal yang bisa diraih dan diukur sesuai dengan kriteria dunia saja yang cenderung pada hal-hal yang bersifat materi. Sebalinya, jika seseorang hanya mendasarkan pada kebutuhan akhirat saja, maka lazimnya hanya berusaha pada sisi ubudiyah saja yang cenderung mengabaikan sarana kebaikan di dunia. Untuk itu, mari kita coba perhatikan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah berikut ini :
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَقُولُ رَبَّنَاَ ءَاتِنَافِى الدُّ نْيَا حَسَنَةً وَ فِى الاَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَا بَ النَّارِ (البقرة:201)
*Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka* (QS. Al-Baqarah Ayat : 201)
Ayat tersebut di atas adalah merupakan visi semua pribadi seorang muslim yang Allah SWT tetapkan. Untuk itu, sudah seharusnya lah setiap muslim menfokuskan diri meraihnya, agar mampu menjadi pribadi yang mendapatkan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta terpelihara dari siksa neraka.
Untuk mewujudkan visi tetsebut di atas, seorang muslim harus mampu mengemban misi sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur'an di bawah ini :
وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ
*Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu ?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui* (QS. Al Baqarah Ayat : 30)
Dalam rangka mengemban misi sebagai khalifah, seorang muslim harus mengambil langkah-langkah riel sebagaimana firnan Allah SWT di dalam Al Qur'an berikut ini :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ اُمَّةٌ يَدْ عُونَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأ مُرُونَ بِلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَ أولَيْكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
*Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung* (QS. Al-‘Imran Ayat : 104)
Dengan demikian setiap pribadi muslim mempunyai tanggungjawab mengemban misi *_menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar_*.
Setiap pribadi muslim adalah orang yang mempunyai tujuan, dan tujuan itu tidak hanya ditujukan pada yang bersifat duniawi saja namun juga bersifat ukhrowi. Kalaupun ada tujuan yang bersifat duniawi, namun sifatnya hanya tujuan antara, bukan tujuan akhir. Sebagaimana Allah SWT telah menegaskan bahwa tujuan dari manusia hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, yakni :
قُلْ إِنَّا صَلاَ تِى وَنُسُكِى وَ مَحْيَا يَ وَ مَمَا تِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
*Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam* (QS. Al-An’am Ayat : 162)
Sekelumit renungan pagi, sekoga bermanfaat dan berkah, aamiin YRA
1 Comments
InsyaAllah akan menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat
ReplyDelete