Ticker

6/recent/ticker-posts

MEMOHON MAAF ATAS SEGALA KESALAHAN ADALAH WAJIB, TAPI MEMBIASAKAN MEMOHON MAAF MENJELANG RAMADHAN APA HUKUMNYA ?* *(Sebuah Renungan Di Pagi Hari Menjelang Bulan Ramadhan)*


Prof.Dr.H.Asasriwarni Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar




بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه


*_A. Dalil Rujukan :_*


Rasulullah SAW Bersabda Sbb :


من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه


*Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak  ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi* (HR. Bukhari No.2449)


*_B. Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari Hadits Tersebut Di Atas Adalah :_* 


*1. Meminta Maaf Harus  Dilakukan Dengan Segera :*


Jangan menunggu hari raya atau menjelang Ramadhan. Kalau pun terlambat, minta maaf itu boleh dilakukan sebelum ajal datang. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW di bawah ini : 


من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه


*Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apa pun, _maka hari ini ia wajib meminta agar perbuatannya tersebut dihalalkan_ oleh saudaranya, sebelum datang hari saat tidak ada ada dinar dan dirham, karena jika orang tersebut memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezalimannya. Namun, jika ia tidak memiliki amal saleh maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zalimi* (HR.   Bukhari No. 2449)


Karena balasan di akhirat kelak bukan lagi saling memaafkan, tetapi pahala seseorang ditransfer kepada orang yang pernah di dzalimi, atau dosa ditambahkan kepadanya dari orang yang ia zhalimi.


*2. Meminta Maaf Itu Baik :*


Namun bila meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui, baik yang dikenal maupun tidak,  tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Jika ada yang berkata,  manusia kan tempatnya salah dan dosa, mungkin saja kita berbuat salah kepada semua orang tanpa disadari.  Yang dikatakan itu memang benar, namun apakah serta merta kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui ?  Rasulullah tidak mencontohkan   hal itu, yang diajarkan adalah bertaubat dan minta maaf karena itu adalah hal yang baik.  Seperti sabda Rasulullah SAW berikut ini : 


ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ


*Semua anak cucu Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat (meminta maaf)*  (HR.  At-Tirmidzi No.  2423)


*3. Mengapa Rasulullah SAW dan Para  Sahabat Tidak Pernah Berbuat Demikian ?*


Padahal mereka orang-orang yang paling khawatir akan dosa. Selain itu, kesalahan yang tidak sengaja atau tidak disadari tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini :


إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه


*Sesungguhnya Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena lupa, atau karena dipaksa* (HR Ibnu Majah No. 1675, Al Baihaqi No. 7/356, dan Ibnu Hazm Dalam Al Muhalla 4/4)


*4. Bermaafan Menjelang Bulan Ramadhan  Tidak Didapatkan Haditsnya :*


Sabda Rasulullah SAW  ataupun riwayat-riwayat dari para Sahabat, apalagi bila dikaitkan dengan  SYARAT SAH diterimanya puasa, jelas ini tidak benar. Adapun  hadis berikut bukan mengabarkan bahwa harus bermaafan sebelum ramadhan, namun kabar tentang seseorang yang melewati, menemui, dan menjalankan puasa di Ramadhan namun tidak berdampak pada pengampunan dosa dan pembersihan jiwa, yakni : 


عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي : إسناده جيد


*Dari Abu Hurairah RA beliau menceritakan; Rasulullah SAW naik mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin* (HR. Bukhari No. 646, Ibnu Khuzaimah No. 1888, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767).


*5. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Yang Penuh Ampunan :*


Salah satu  keutamaan Ramadhan adalah sebagai bulan ampunan. Bila seseorang melewati Ramadhan namun tidak bertambah ketaatan, ketakwaan, dan kekhusukannya, maka dikawatirkan luput dari ampunan sebagaimana Allah dan RasulNya janjikan.  Dari Abu Hurairah RA , Rasulullah SAW  bersabda : 


مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


*Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni*  (HR. Bukhari No. 37 dan Muslim No. 759)


*6. Seseorang Harus Tidak Berani Untuk Menganjurkan Kepada Umat Untuk Melakukan  Suatu Perkara Yang Tidak Pernah Dikerjakan Oleh Rasulullah SAW :*


Rasulullah SAW sangat mampu untuk mengerjakan hal itu, apalagi  Rasulullah selama hidupnya hanya   mendapati bulan Ramadan  sebanyak 8 atau 9 kali dan selama itu tidak ada riwayat  beliau menganjurkan untuk meminta maaf baik kepada  sesama muslim atau orang tua atau suami istri menjelang bulan Ramadhan. Dalam urusan agama yang baik adalah   mengikuti  yang ada tuntunannya  dan dicontohkan oleh Rasululah SAW atau para sahabatnya. Selain yang datang dari Rasulullah SAW boleh diikuti, tapi bila hal itu menguatkan dan menjelaskan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.


Hal itu sesuai dengan hadits  dari  Aisyah Radhiyallahu ‘Anha yang mengatakan, bahwa  Rasulullah SAW  bersabda sbb : 


مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ


*Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak* (HR. Bukhari No. 20 dan Muslim No. 1718) 


Selanjutnya dalam hadits lain juga di sebutkan sbb :  


مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ


*Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak* (HR. Muslim No. 1718).


*7. Memberi Maaf Merupakan Bagian Dari Perbuatan  Mulia :*


Jangan menentukan waktu tertentu untuk memberi/meminta  maaf.  Saling meminta dan memberi maaf adalah perintah Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Karena di dalamnya banyak pintu-pintu kebaikan dan kemuliaan. Kalimat maaf itu diambil dari potongan ayat Al Qur'an berikut ini :


 وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ 


Maksud dari kalimat ‘affa adalah ‘affa ‘alal atsar. Atsar yang dimaksud adalah *bekas yang ditinggalkan dalam perjalanan manusia*, seperti halnya bekas perjalanan mereka di padang pasir. Kemudian datanglah angin, menghapus bekas dari perjalanan mereka (seperti halnya jejak kaki yang terhapus).  Lengkapnya ayat tersebut adalah *ciri orang yang bertakwa yang merupakan tujuan utama dari puasa*, yakni :


الَّذِينَ يُنْفِقُون فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِين الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ وَاللَّه يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


*Mereka adalah orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan* (QS. Ali Imran Ayat  :134)


Semoga renungan ini bermanfaat bagi kira semua, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS